Operasi Spionase Partai Komunis Tiongkok di Negara-negara Barat Terungkap

Pinnacle View

Berbagai contoh operasi mata-mata Beijing di luar negeri baru-baru ini terungkap, yang memicu kritik dari masyarakat internasional atas intrusi Partai Komunis Tiongkok ke dalam kedaulatan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan Australia.

Dalam episode terbaru, para komentator “Pinnacle View” program NTD bahasa Mandarin membagikan pandangannya mengenai topik tersebut.

Memata-matai Para Pembangkang

Dalam wawancara sebelumnya dengan The Epoch Times, seorang mantan mata-mata Tiongkok berbagi mengenai taktik Beijing dalam menargetkan para pembangkang di luar negeri.

Menggunakan nama samaran “Eric,” mata-mata itu mengatakan bahwa ia bekerja untuk Biro Keamanan Politik Kementerian Keamanan Masyarakat Partai Komunis Tiongkok.

Saat belajar di sebuah universitas di Amerika Serikat pada 2007, Eric bergabung dengan sebuah kelompok pro-demokrasi, yang menjadikannya dalam pantauan Partai Komunis Tiongkok. Sekembalinya ke Tiongkok, ia ditangkap dan dipaksa bekerja sebagai mata-mata polisi rahasia di luar negeri untuk rezim Tiongkok.

Eric mulai bekerja sebagai mata-mata pada 2008 dan membelot ke Australia pada tahun 2023.

Di Australia, ia mengungkapkan aktivitasnya di Australia, Kanada, dan Kamboja, serta tempat-tempat lain, kepada pihak berwenang Australia.

Tanggung jawab Eric termasuk mengawasi para pembangkang dan individu yang dianggap sebagai ancaman terhadap Partai Komunis Tiongkok. Eric mengutip beberapa contoh, termasuk Li Guixin, seorang praktisi Falun Gong di Amerika Serikat yang setidaknya mengalami lima kali penangkapan secara sewenang-wenang sebelum melarikan diri ke Thailand pada tahun 2014.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan meditasi yang menggabungkan ajaran moral berdasarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Falun Gong dipraktikkan di seluruh dunia, namun tidak di Tiongkok, di mana diperkirakan 70 juta hingga 100 juta orang berlatih Falun Gong pada tahun 1999, tahun di mana Partai Komunis Tiongkok memulai kampanye penganiayaan terhadap Falun Gong.

Kematian yang Mencurigakan

Contoh lain yang dibagikan oleh Eric melibatkan Hua Yong, seorang kritikus vokal terhadap Partai Komunis Tiongkok yang mendokumentasikan penggusuran penduduk berpenghasilan rendah oleh Beijing. Hua Yong melarikan diri ke Thailand sebelum pindah ke Kanada.

Pada  November 2022, lebih dari setahun setelahnya tiba di Kanada, Hua Yong ditemukan tewas tenggelam yang disimpulkan oleh pihak berwenang Kanada sebagai sebuah kecelakaan kayak.

Eric, yang ditugaskan untuk melacak Hua Yong dan mendapatkan kepercayaannya, mempertanyakan keadaan seputar kematian Hua Yong, menyatakan sang pembangkang itu mungkin telah terbunuh.

Namun, Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada, yang menyelidiki kasus tersebut, menjunjung tinggi temuan pasukan tersebut.

“Investigasi dipimpin oleh bukti-bukti dan saya dapat meyakinkan anda bahwa sebuah penyelidikan yang menyeluruh telah selesai. Tidak ada hal yang menunjukkan kematian ini adalah mencurigakan, meskipun ada kekhawatiran yang diungkapkan oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam penyelidikan,” tulis Sersan Staf Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada, Kris Clark dalam sebuah email ke The Epoch Times pada tanggal 17 Mei 2024.

Li Jun, seorang produser TV independen, dapat memahami pengalaman Eric.

“Saat saya di Amerika Serikat, saya juga dihubungi oleh beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka telah membentuk kelompok perlawanan bersenjata melawan Partai Komunis Tiongkok,” katanya di program “Pinnacle View” pada tanggal 18 Mei.

Saat itu, Li Jun sedang membuat sebuah program yang mendokumentasikan bagaimana kebudayaan tradisional Tiongkok dibasmi di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok.

“Setelah merilis sekitar dua episode, saya mulai menerima pesan terus-menerus di Twitter yang mendesak saya untuk bergabung dengan kelompok perlawanan militer,” kenangnya.

“Pria itu mengatakan bahwa tidak ada gunanya terlibat dalam kegiatan kebudayaan dan jika anda ingin melakukan sesuatu, anda harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan militer. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya seorang pendukung perdamaian dan tidak tertarik untuk berperang.”

Mengingat pengungkapan Eric, Li Jun bertanya-tanya mengenai identitas orang yang telah menghubunginya itu.

Penyelamatan Mantan Mata-Mata Partai Komunis Tiongkok di Prancis

Wang Jingyu, seorang pembangkang Tiongkok yang tinggal di Eropa, berbagi pengalamannya mengenai bagaimana ia membantu menggagalkan sebuah upaya baru-baru ini yang dilakukan otoritas Tiongkok untuk memulangkan seorang mantan mata-mata Partai Komunis Tiongkok di Prancis secara paksa.

“Orang yang dimaksud, Ling Huazhan, pernah bekerja untuk Partai Komunis Tiongkok di Jerman,” kata Wang Jingyu di “Pinnacle View.”

“Ling Huazhan mengatakan ia menerima puluhan ribu yuan karena membantu Partai Komunis Tiongkok melakukan beberapa hal buruk. Kemudian, karena alasan yang tidak diketahui, Ling Huazhan menyerahkan diri kepada departemen intelijen Jerman pada bulan Oktober lalu, memberikan bukti kontak-kontak dan mata-mata Partai Komunis Tiongkok di luar negeri,” kenang Wang Jingyu.

Wang Jingyu mengatakan yang membuat marah rezim komunis adalah terungkapnya penyerahan Ling Huazhan ke masyarakat umum, yang mendorong upaya untuk memulangkan Ling Huazhan. Menggunakan metode-metode rahasia, personel Partai Komunis Tiongkok memindahkan Ling Huazhan dari Jerman ke Prancis.

“Saya tahu Ling Huazhan ditahan di Prancis di kantor polisi luar negeri milik Partai Komunis Tiongkok. Saya sudah mengetahui hal ini selama beberapa bulan, tetapi saya tidak pernah mempercayainya,” cerita Wang Jingyu.

“Saya tidak percaya padanya karena setiap kali Ling Huazhan menghubungi saya, ia mengganti akunnya … Ling Huazhan menggunakan banyak akun Twitter untuk mengirim pesan kepada saya, mengatakan bahwa ia memang dipenjara di suatu tempat dan meminta saya untuk menyelamatkannya.”

Pada 20 Maret, Ling Huazhan memberitahu Wang Jingyu bahwa ia akan segera dipulangkan ke Tiongkok dan meminta bantuan.

Awalnya skeptis, Wang Jingyu memutuskan untuk menyelidikinya, berpikir bahwa hasil terburuk adalah membuang-buang uang untuk membeli tiket kereta api.

Pada 21 Maret, Wang Jingyu tiba di Paris, ditemani oleh seorang teman jurnalisnya dari media setempat.

“Satu-satunya informasi yang kami miliki adalah bahwa Ling Huazhan akan berada di bandara sekitar jam 7 pagi waktu pada 22 Maret,” ujar Wang Jingyu.

Di pagi hari, keduanya berkendara ke tempat di mana Ling Huazhan ditahan dan menunggu sampai lebih dari selusin orang mengantarnya keluar.

“Ada tiga kendaraan. Ling Huazhan berada di kendaraan tengah. Dua kendaraan di depan dan kendaraan belakang tampak seperti kendaraan pengawal.”

Wang Jingyu dan temannya memanggil lebih banyak jurnalis untuk meminta dukungan.

“Kami memberitahu para jurnalis yang lain untuk menunggu di bandara terlebih dahulu, dan mereka melihat rombongan itu di sana. Melalui video yang dikirimkan teman reporter saya, saya melihat sekitar belasan orang-orang mengelilingi Ling Huazhan, di mana penjaga-penjaga keamanan di sana mengenakan rompi seragam merah.”

Setelah mencapai bea cukai, Wang Jingyu dan timnya melaporkan situasi tersebut ke polisi Prancis, yang kemudian turun tangan. Ling Huazhan, yang menyadari bahwa ia akan segera naik pesawat ke Tiongkok, kabur. Setelah menghilang sebentar, Ling Huazhan menghubungi Wang Jingyu dari kamar kecil, di mana ia terpojok oleh beberapa orang.

“Setelah kami memastikan lokasinya, kami pergi ke sana dan melihat sebenarnya ada lebih dari 10 orang mengelilingi toilet membentuk setengah lingkaran,” kenang Wang Jingyu.

“Kemudian saya mulai merekam dengan telepon seluler saya. Mereka bahkan merampas telepon seluler saya dan menyerang kami. Kami kemudian memastikan bahwa setidaknya tiga dari petugas yang mengawal Ling Huazhan berasal dari Kedutaan Besar Tiongkok, dan salah satunya adalah seorang pejabat yang sangat tinggi jabatannya di Kedutaan Besar Tiongkok.”

Ling Huazhan akhirnya diselamatkan dengan bantuan polisi Prancis.

Operasi Mata-Mata Besar-besaran oleh Partai Komunis Tiongkok

Guo Jun, pemimpin redaksi The Epoch Times edisi Hong Kong, menyatakan keprihatinannya mengenai operasi Partai Komunis Tiongkok di luar negeri, dan mengingat tindakan-tindakan Partai Komunis Tiongkok di masa lalu menentang Falun Gong.

“Partai Komunis Tiongkok mengerahkan sumber daya yang bermakna untuk melawan kelompok pembangkang, dengan melibatkan tidak hanya Kementerian Keamanan Negara dan Kementerian Keamanan Masyarakat tetapi juga intelijen militer, Departemen Kerja Front Bersatu, Kementerian Luar Negeri, bahkan Kementerian Perdagangan dan  departemen ekonomi dan kebudayaan lainnya.

“Semua entitas ini bertindak sebagai mata-mata spionase atas nama keamanan politik Partai Komunis, menginvestasikan dana besar di dalam operasi-operasinya.” (Vv)