Memo Rahasia : Putusan Pengadilan Kepada Trump Tidak Berdampak Terhadap Pemilih di Negara Bagian Kunci AS

oleh Tom Ozimek

Pada 30 Mei, mantan Presiden AS Donald Trump dijatuhi hukuman oleh pengadilan atas 34 dakwaan terhadap “kasus uang tutup mulut”. Hal ini menjadikan ia sebagai mantan presiden AS pertama yang dijatuhi hukuman karena melakukan kejahatan. Sebuah memo yang diberi label “rahasia” menyebutkan bahwa hukuman terhadap mantan presiden tersebut secara signifikan meningkatkan perhatian masyarakat, namun tidak berdampak pada situasi pemilih di tujuh negara bagian kunci AS.

Memo rahasia itu diserahkan oleh Tony Fabrizio, seorang ahli strategi politik dan jajak pendapat kepada pimpinan kampanye Trump pada 31 Mei 2024. Menurut dokumen yang diperoleh The Epoch Times, tim Fabrizio telah melacak dampak persidangan Trump terhadap pemilih di tujuh negara bagian kunci AS. (Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin).

Pada hari juri memutuskan Trump bersalah atas 34 tuduhan kejahatan, Fabrizio mengatakan bahwa perhatian publik terhadap persidangan tersebut hari itu juga langsung “meningkat secara dramatis”.

Pada 29 Mei, 26% responden jajak pendapat mengatakan, persidangan di New York adalah berita utama yang mereka perhatikan, dan jumlah tersebut melonjak menjadi 41% pada hari berikutnya (30 Mei), hari dimana juri mengeluarkan putusan Trump bersalah. Hal ini tidak mengherankan mengingat banyaknya liputan media mengenai hukuman tersebut, namun yang mengejutkan adalah, menurut ungkapan Fabrizio bahwa para pemilih tampaknya cuma menunjukkan rasa “masa bodoh” dengan mengangkat bahu terhadap vonis pengadilan. “Karena (vonis) ini tidak berpengaruh terhadap suara pemilihan”, katanya.

Tidak saja keunggulan suara dukungan terhadap Trump di 7 negara bagian kunci tidak terkikis dalam ketiga kali jajak pendapat yang telah dilacak (yakni, pertarungan enam lawan satu, empat lawan satu, dan pertarungan head-to-head Trump-Biden). Bahkan data juga menunjukkan bahwa suara dukungan kepada Trump masih sedikit mengalami kenaikan.

Putusan pengadilan tidak berdampak signifikan terhadap niat memilih pilihan

Perubahan terbesar malahan terjadi pada putaran jajak pendapat ketika Trump dan Biden saling berhadapan. Dari 29 hingga 30 Mei, tingkat dukungan kepada Trump tetap tidak berubah pada angka 48%, namun tingkat dukungan terhadap Biden justru turun sebesar dua poin persentase, sehingga Trump unggul dua poin di atas Biden. 

Dalam dua jajak pendapat lainnya, tingkat dukungan terhadap Trump naik satu poin persentase. Meskipun margin kesalahan jajak pendapat tersebut tidak jelas, tetapi memo menunjukkan bahwa situasi secara umum masih konsisten dengan peningkatan jumlah yang dilaporkan oleh tim dari Trump. Artinya, meski peningkatannya tidak signifikan secara statistik, tetapi para pemilih di tujuh negara bagian kunci tidak terpengaruh dalam kecenderungan mereka untuk memilih Donald Trump.

Tony Fabrizio menulis dalam memonya : Statistik menunjukkan bahwa keunggulan dukungan pemilih terhadap Trump tetap tidak berubah dalam setiap kali putaran survei.

Fabrizio mengatakan bahwa menurut informasi yang disampaikan oleh tim kampanye Trump kepada para pendonor dana dan pendukungnya di awal pekan ini, bahwa dampak dari persidangan bagi negara-negara bagian kunci adalah “pasti”. Fabrizio menambahkan, baik dirinya mau pun anggota tim sudah dapat memperkirakan bahwa keputusan yang tidak menguntungkan Trump itu tidak akan berdampak besar terhadap pemilih.

Awal pekan ini, “Decision Desk”, sebuah situs web yang berfokus terhadap laporan pemilihan umum AS memperkirakan, Trump akan menerima 235 suara elektoral dan Biden akan menerima 226 suara, menyisakan 77 suara tersisa untuk diperebutkan. Lembaga tersebut juga percaya bahwa Trump memiliki peluang 58% untuk menang, meskipun Biden menikmati keuntungan dari presiden petahana dan dana kampanye yang lebih besar.

Isi memo Fabrizio berbeda cukup jauh dengan hasil jajak pendapat “Bloomberg-Morning Consult”  Januari tahun ini terhadap 7 negara bagian yang dianggap goyah. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa 9% pemilih yang cenderung mendukung Partai Republik mungkin tidak akan bersedia memilih Trump jika Trump terbukti bersalah melakukan kejahatan.

Namun, putaran hasil jajak pendapat dari “Bloomberg-Morning Consult” saat ini di luar dugaan sama dengan memo ini. Hasil jajak pendapat rata-rata dari situs web “Real Clear Politics (RCP)” tercatat per 1 Juni 2024 menunjukkan bahwa Trump unggul atas Biden dengan selisih 3,1 poin persentase di tujuh negara bagian kunci. Lebih tinggi daripada catatan dalam memo Tony Fabrizio.

Dana sumbangan kepada Trump melonjak

Tampaknya keputusan hukuman pengadilan tidak berdampak nyata terhadap pemilu, tetapi dalam hal donasi, hukuman tersebut justru memberikan dorongan besar bagi kegiatan kampanye Trump.

Tim kampanye Trump mengumumkan pada  Jumat (31 Mei) bahwa mereka telah mengumpulkan hampir USD.53 juta dalam waktu 24 jam setelah vonis dijatuhkan.

Tim kampanye Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari sepertiga dari donatur itu adalah warga yang baru pertama kalinya memberikan donasi. Pernyataan dari tim kampanye tersebut menekankan, bahwa mereka mengumpulkan dana sampai lebih dari USD.2 juta per jam ! ⋯⋯ Jelas semakin banyak warga Amerika Serikat yang menyadari perilaku campur tangan Biden dalam pemilu dan memilih untuk bergabung dengan gerakan penyelamatan nasional yang diusung oleh Trump.

Setelah Trump divonis bersalah, curahan dukungan terhadapnya begitu kuat sehingga dalam beberapa menit setelah keputusan juri, sumbangan dana untuk kampanye Trump meningkat pesat, sampai-sampai membuat situs web penggalangan dana mengalami kemacetan.

Pada konferensi pers di New York hari itu, Trump menyoroti donasi yang terkumpul dan mencatat bahwa ia unggul dari Biden dalam berbagai jajak pendapat. Mantan presiden itu juga menuduh Biden memanipulasi persidangan dari belakang layar. Trump mengatakan : “Anda harus memahami ini : Mereka bersekongkol dengan Gedung Putih dan Kementerian Kehakiman… Itu semua dilakukan oleh Biden dan orang-orangnya”.

Di Gedung Putih Biden membantah tuduhan tersebut dan mengatakan : “Ini adalah kasus negara bagian, bukan kasus federal. Juri terdiri dari 12 warga negara, 12 orang Amerika, 12 orang seperti Anda, sama seperti jutaan orang AS yang pernah menjadi juri. Juri ini dipilih dengan cara yang sama seperti semua juri di Amerika Serikat”.

Dalam upaya untuk lebih membujuk para pemilih di tujuh negara bagian kunci untuk memilih Trump, tim kampanye Trump meluncurkan kampanye penjangkauan pemilih akar rumput yang disebut “Trump Force 47”, yang bertujuan membantu negara-negara tetangga melalui model organisasi yang memobilisasi pemilih yang tertarget.

Strateginya adalah melakukan kampanye pemilih berbasis sukarelawan dan melibatkan koordinasi dengan anggota Partai Republik di negara bagian dan lokal untuk mengamankan pemilih di negara bagian kunci pada November nanti.

Penasihat kampanye Trump, Chris LaCivita dan Susie Wiles mengatakan dalam sebuah pernyataan : “Para pemilih Trump dan anggota Partai Republik semakin termotivasi untuk menyumbangkan lebih besar kemampuan mereka demi terpilihnya Trump dibanding dengan waktu-waktu sebelumnya. Mereka termotivasi untuk membela Trump dari serangan Biden dan kelompok liberalnya yang korup, sekaligus mendukung misi Trump untuk menyelamatkan Amerika Serikat dari kerusakan.” (sin)

(Original Article : Trump Conviction Has Had “No Impact” on How Americans Will Vote in Key States: Confidential Memo)