Joe Biden Membantah Teori Cemerlang PKT : Perekonomian Tiongkok Berada di Ambang Kehancuran

oleh Li Lan dan Yi Ru

Pada 4 Juni, majalah “Time” menerbitkan sebuah artikel wawancara eksklusif dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pada kesempatan itu, Biden selain kembali menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengesampingkan penggunaan kekerasan jika PKT secara sepihak mengubah status quo di Selat Taiwan. Dia juga secara blak-blakan berkomentar bahwa situasi ekonomi Tiongkok telah berada di ambang kehancuran, tanpa ragu untuk menyangkal teori cemerlang PKT dan Xi Jinping terhadap perekonomian Tiongkok. 

Penilaian terbaru Presiden AS Joe Biden terhadap perekonomian Tiongkok adalah perekonomian Tiongkok sudah berada di ambang kehancuran.

Sun Kuohsiang, profesor di Departemen Urusan Internasional dan Kewirausahaan Universitas Nanhua, Taiwan mengatakan : “Komentar Presiden Biden mencerminkan pernyataan yang ada di komunitas internasional, yang merupakan perkiraan pesimistis terhadap perekonomian Tiongkok. Meskipun apa yang kami lihat hampir mendekati kesimpulan, namun kami yakin Biden memiliki dasar yang kuat, dan sumber informasi presiden AS serta sumber intelijen yang secara keseluruhannya cukup lengkap untuk memberikan pernyataan seperti itu”.

Ekonom AS Davy J. Huang mengatakan : “Memang benar sebagaimana yang dikatakan oleh Joe Biden bahwa Saat ini Tiongkok sedang menghadapi kesulitan besar di bidang perekonomian, dan masalah terbesarnya adalah semua tindakan penyelamatan pasar yang diusung sebelumnya, yang disebut dalam industri manufaktur, tetapi belum mengusulkan tindakan efektif yang benar-benar berjangka panjang”.

Meskipun menurut data resmi yang baru dirilis Partai Komunis Tiongkok, mengklaim bahwa PDB Tiongkok tumbuh sebesar 5,3% pada kuartal pertama tahun 2024.

Sun Kuohsiang mengatakan : “Kami secara umum percaya bahwa pertumbuhan PDB berkualitas tinggi seharusnya mencakup keseimbangan pertumbuhan dari konsumsi, investasi, dan ekspor. Jadi PDB 5,3% Tiongkok itu terutama masih terletak pada pertumbuhan di bagian ekspor dan infrastruktur dalam negeri. Sehingga tingkat pertumbuhan PDB Tiongkok yang 5,3% itu bukanlah pertumbuhan yang sehat di bidang ilmu ekonomi”.

Mengenai situasi perekonomian Tiongkok, pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping ketika bertemu dengan para eksekutif perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat di Beijing pada bulan Maret tahun ini menyatakan bahwa prospek perekonomian Tiongkok saat ini sudah mulai cerah. Malahan di waktu sebelumnya ia juga mengklaim bahwa perekonomian Tiongkok “memiliki pemandangan yang unik dan bagus”. Jadi, mengapa persepsi terhadap perekonomian Tiongkok begitu berbeda antara Joe Biden dengan Xi Jinping ?

Scott Kennedy, konsultan senior di Pusat Studi Internasional dan Strategis, menggunakan “4 Tidak” untuk merangkum kemungkinan alasannya, yaitu, Xi Jinping tidak mengetahui situasi perekonomian yang sebenarnya. Xi Jinping tidak mengetahui cara mengatur perekonomian. Xi Jinping tidak peduli terhadap kelangsungan perekonomian karena ideologinya. dan Xi Jinping yang berkepribadian paranoid tidak setuju untuk menyelamatkan perekonomian.

Davy Huang berpendapat bahwa, di bawah dua sistem politik demokrasi dan kediktatoran, para pemimpin mempunyai sikap berbeda terhadap perekonomian, sehingga menghasilkan ukuran dan hasil yang sangat berbeda. Pemerintah negara-negara Barat berperan sebagai pelayan masyarakat, namun pemerintah Tiongkok tidak. (sin)