oleh Yi Jing
Pemungutan suara untuk pemilihan Parlemen Eropa yang berlangsung 5 tahun sekali telah berakhir pada Minggu (9 Juni). Hasil perhitungan sementara menunjukkan kemenangan telak bagi partai sayap kanan, dan partainya Presiden Prancis Macron mengalami kekalahan.. Macron segera mengumumkan pembubaran Parlemen Prancis dan menyerukan untuk mempercepat pemilihan umum.
Seperti yang diduga oleh pihak luar, partai-partai sayap kanan dari berbagai negara berhasil memenangkan pemilu Parlemen Eropa dan memberikan kejutan ke kancah politik Eropa.
Reporter NTD melaporkan : “Kandidat Aliansi Nasional Jordan Bardera keluar sebagai pemenang dengan meraih 32% suara”.
Di Prancis, Partai National Rally sayap kanan Marine Le Pen meraih kemenangan 2 kali lipat atas partainya Presiden Macron.
Menghadapi kekalahan telak, Emmanuel Macron segera mengumumkan pembubaran Majelis Nasional Prancis dan menyerukan pemilihan legislatif baru yang diadakan pada 30 Juni dan 7 Juli.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan : “Saya telah memutuskan untuk mengembalikan hak pilih parlemen kepada kalian, dan mengambil keputusan melalui pemungutan suara”.
Marine Le Pen menyambut baik seruan tentang percepatan pemilihan kongres. Kemenangan Aliansi Nasional juga akan menjadikan Marine Le Pen sebagai penantang besar Macron pada pemilu presiden tahun 2027.
Marine Le Pen, pemimpin National Rally sayap kanan mengatakan : “Rakyat Prancis telah bersuara, dan pemilu bersejarah ini telah menunjukkan kepada kita bahwa ketika rakyat yang memilih, maka rakyatlah yang menang”.
Di Jerman, negara besar Eropa lainnya, Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Scholz juga mengalami kemunduran, dengan dukungannya yang turun hingga 14%, bahkan tertinggal dari organisasi sayap kanan Jerman Partai Alternatif untuk Jerman (AfD).
Partai Hijau Jerman (Green Party), juga mengalami kemunduran besar dalam pemilu kali ini, dengan tingkat dukungan yang hanya sebesar 12%.
Partai Rakyat Eropa (EPP) yang berhaluan kanan-tengah telah mencapai hasil yang mengesankan dengan tingkat dukungan yang mencapai hampir 30%, yang akan mempertahankan calon Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dari partai tersebut dalam posisi yang menguntungkan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan : “Selamat atas pencapaian luar biasa kalian. Fakta bahwa CDU dan CSU bersama-sama memenangkan pemilu Eropa di Jerman sungguh luar biasa”.
Hingga saat ini, seluruh hasil pemilu 27 negara anggota UE belum dirilis, namun kecenderungan Parlemen Eropa yang berpihak ke kanan sangat jelas terlihat. Ini berarti bahwa Parlemen Eropa yang baru dapat mengalihkan fokus kebijakannya dari isu-isu sayap kiri seperti perubahan iklim ke pembatasan imigrasi dan keamanan perbatasan.
Para analis percaya bahwa harga barang yang tinggi, tingginya angka pengangguran, dan masalah keamanan nasional yang disebabkan oleh imigrasi ilegal adalah alasan penting mengapa kekuatan sayap kanan memperoleh banyak suara dalam pemilu ini, terutama suara kaum muda.
Selain itu, ini juga untuk pertama kalinya sejak tahun 1979 Inggris tidak berpartisipasi dalam pemilu tersebut. (sin)