Galeri Foto: Setelah Banjir di Meizhou, Tiongkok,  Hampir Setengah Rumah Bata Tanah Liat Runtuh

Banjir di Meizhou, Guangdong, Tiongkok  telah surut, menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat dan hampir separuh rumah batako runtuh. Dikarenakan lambannya penanganan pemerintah, masyarakat tidak punya pilihan selain masing-masing menyelamatkan diri. Banyak anak muda  pulang ke kampung halamannya dari provinsi lain untuk membersihkan lumpur dan membangun kembali rumah mereka

oleh Luo Tingting/ Zhu Xinrui – NTD

Baru-baru ini Meizhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok dilanda banjir besar yang menyebabkan tanah longsor, rumah runtuh dan bencana lainnya. Setelah banjir surut, Meizhou hancur dan berantakan akibat banjir.

Foto udara ini menunjukkan bangunan yang runtuh setelah banjir di Meizhou, di provinsi Guangdong, Tiongkok selatan pada tanggal 21 Juni 2024. Hujan deras di provinsi Guangdong minggu ini memicu banjir dan tanah longsor, dengan serentetan cuaca ekstrem yang berdampak secara nasional. (Foto oleh AFP) / China OUT (Foto oleh STR/AFP via Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, setelah banjir surut di Meizhou, hampir separuh rumah batako runtuh. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, setelah banjir surut di Meizhou, hampir separuh rumah batako runtuh. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, setelah banjir surut di Meizhou, hampir separuh rumah batako runtuh. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)
Pada 18 Juni 2024, masyarakat sedang membersihkan lumpur setelah banjir surut di Meizhou. (STR/AFP melalui Getty Images)

Data yang diumumkan oleh Biro Manajemen Darurat Meizhou menunjukkan bahwa lebih dari 160.000 orang di seluruh kota terkena dampak bencana.

Wu Fa, seorang lansia yang juga menjadi korban bencana, mengenang kepada media, “Air tiba-tiba masuk ke rumah seperti binatang buas, dalam beberapa menit air sudah naik setinggi dada saya. Saya melihat rumah saya perlahan-lahan runtuh akibat terjangan banjir.”

Sepasang suami istri yang menjalankan usaha agrowisata menangis dengan mata merah karena rumah mereka runtuh. Mereka mengatakan, seluruh keluarga telah bekerja keras selama 13 tahun dan tidak menyangka semuanya  hilang dalam semalam.

Seorang netizen merekam video yang menunjukkan seekor anak babi yang tersangkut di unit AC luar di lantai dua setelah banjir surut. Terlihat garis batas air yang jelas di dinding lantai dua, menunjukkan bahwa ketinggian banjir saat itu telah mencapai lantai dua dan babi tersebut terbawa air hingga ke sana.

Setelah banjir besar, lumpur tebal menutupi jalanan dan warga sibuk membersihkan lumpur dari rumah mereka. Barang-barang yang terendam air berserakan di jalanan. Saat ini, beberapa tempat masih belum mendapatkan kembali pasokan listrik, sehingga beberapa keluarga hanya bisa menggunakan lilin untuk penerangan.

Meizhou sangat terdampak bencana, namun tidak terlihat  polisi  atau tentara yang membantu membersihkan lumpur di tempat kejadian. Karena pemerintah tidak bertindak, para warga yang terkena bencana harus masing-masing menyelamatkan diri sendiri. Banyak pemuda yang bekerja di luar kota segera kembali ke kampung halaman mereka untuk membersihkan lumpur dan membangun kembali rumah mereka.

Pintu Air Bendungan Dibuka, Meizhou Terendam

Meizhou mengalami banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang diyakini disebabkan oleh pembukaan pintu air bendungan. Pada 16 Juni pagi, beredar kabar o bahwa pintu air Bendungan Changtan di Kabupaten Jiaoling, Meizhou, dan Bendungan Yushu di Pingyuan akan dibuka, menyebabkan tekanan besar di hilir.

Sebuah video yang beredar menunjukkan bahwa pada 16 Juni malam, petugas desa di Kabupaten Jiaoling, Meizhou, menerima pemberitahuan tentang pembukaan pintu air bendungan dan menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu warga agar segera mengungsi. Namun, kurang dari setengah jam kemudian, banjir melanda.

Dilaporkan bahwa banyak warga tidak sempat mengungsi dan terjebak, terpaksa meminta bantuan melalui Douyin (TikTok). Seorang penduduk setempat mengatakan, “Dalam waktu lima menit, air naik 20 cm.”

Ada juga netizen yang berkomentar, “Pemberitahuannya terlalu terlambat, seorang lansia di rumah tidak sempat mengungsi dan sudah meninggal.”

Menurut laporan dari Departemen Pengendalian Banjir Provinsi Guangdong pada 17 Juni,  terjadi banjir bandang dan tanah longsor di beberapa tempat termasuk Kabupaten Pingyuan, Kabupaten Jiaoling, dan Distrik Meixian di Meizhou, yang menyebabkan 5 orang meninggal dunia, 15 orang hilang, dan 13 orang terjebak.

Namun, informasi di media sosial menunjukkan bahwa jumlah kematian sebenarnya mungkin lebih besar. Seorang netizen meninggalkan pesan di Weibo, “Di desa sebelah, lebih dari sepuluh orang meninggal, dan informasi tidak sampai ke sana. Hari ini kami mendaki sembilan jam melalui jalan tanah longsor untuk keluar dari desa.”

Seorang pengguna Weibo yang terkenal mengatakan, “Hujan deras selama beberapa hari menyebabkan pemutusan air dan listrik, dan daerah pegunungan sudah tidak memiliki sinyal! Sebelum terputus, kami mendapat kabar bahwa rumah di sebelah sudah runtuh! Berdasarkan informasi yang kami miliki, beberapa lansia sudah tewas dalam bencana ini! Kebanyakan yang tinggal di daerah pegunungan adalah para lansia!.” (Hui/asr)

FOKUS DUNIA

NEWS