EtIndonesia. Istriku tidak terlalu cantik, sebenarnya aku juga tidak begitu suka padanya. Tapi karena kejadian yang tak terduga, dia hamil. Aku terpaksa menghabiskan 10 ribu yuan (sekitar 44 juta rupiah) untuk mas kawin dan menikahinya.
Setelah menikah, istriku tinggal di rumahku, dia rajin dan tidak takut lelah, pekerjaan berat atau kotor dia lakukan dengan sukarela.
Semua orang memuji aku telah menikah dengan istri yang bijaksana, tapi hanya aku yang tahu, betapapun bijaksananya dia, aku tidak bisa memaafkannya atas apa yang dia lakukan di belakangku.
Istriku hamil selama sembilan bulan dan melahirkan seorang anak perempuan. Setelah tahu cucunya perempuan, perasaan gembira ibuku tiba-tiba berubah.
Awalnya ingin merawat istriku selama masa nifas, tapi dia tidak mau datang dengan alasan tidak enak badan.
Aku berulang kali menelepon untuk membujuk ibuku, tapi dia tetap tidak mau datang. Dia bilang, dia baru akan datang setelah istriku melahirkan anak laki-laki.
Tidak ada pilihan, aku seorang pria dewasa, harus mengambil tanggung jawab merawat istri selama masa nifas.
Setiap hari aku bangun pagi jam lima atau enam untuk membeli bahan makanan, memotong sayuran, memasak sup ayam, memandikan anakku, mengganti popok, mencuci pakaian.
Istri melihat betapa perhatian diriku, sangat terharu, bahkan memujiku sebagai pria terbaik di dunia, kebahagiaan terbesar dalam hidupnya adalah menikah denganku!
Karena aku takut akan terjadi hal tidak kita inginkan dengan istriku, jadi selama 10 bulan kami tidak melakukan hubungan.
Tapi istriku karena ingin berterima kasih atas perhatianku selama ini, suatu malan dia mengajak berhubungan.
Aku sangat gembira dengan ajakan itu, aku memeluk dan menciuminya. Saat menyentuh perutnya, tiba-tiba aku merasakan sesuatu di perutnya.
Setelah aku periksa lebih lanjut, ternyata ada bekas luka sepanjang 3 sentimeter. Aku sangat bingung dan bertanya pada istriku, bukankah dia melahirkan secara alami? Kenapa ada bekas luka?
Karena aku penasaran dan menesaknya terus-menerus, istri akhirnya menangis dan berkata, saat melahirkan kontraksi dan rasa sakitnya sangat menyiksanya. Karena dia tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya, jadi dia meminta dokter untuk melakukan sterilisasi!
Dia mencoba menghiburku, mengatakan bahwa anak perempuan juga tidak masalah, satu anak sudah cukup! Mendengar itu, aku benar-benar marah.
Istriku memang tidak cantik, jika bukan karena dia hamil di luar nikah, mengandung anakku, aku tidak akan menikahinya.
Tapi sekarang dia mengatakan telah melakukan sterilisasi, tidak mau melahirkan lagi.
Hanya satu anak perempuan, lalu siapa yang akan melahirkan anak laki-laki untukku? Tanpa anak laki-laki, bukankah aku tidak punya penerus?
Jika ibuku tahu tentang hal ini, dia pasti akan marah.
Aku sangat marah dan menamparnya, aku tidak menyangka istriku yang biasanya tampak lemah lembut ternyata orang yang sangat egois. Hanya karena sakit, dia memutuskan untuk melakukan sterilisasi, aku tidak bisa menerimanya.
Jadi aku mengusirnya dengan anak perempuanku, dan dia kembali ke rumah orangtuanya.
Sekarang istriku setiap hari menelepon meminta aku untuk menjemputnya, tapi aku tidak bisa melupakan dia melakukan hal yang begitu keterlaluan di belakangku.
Tidak mau melahirkan anak laki-laki untukku, aku sangat ingin segera menceraikannya. Tapi aku juga merasa tidak rela, karena aku sudah menghabiskan 10 ribu yuan untuk menikahinya.
Sekarang aku ingin meminta kembali 10 ribu yuan mas kawin dari ayah mertuaku, tapi aku tidak tahu cara apa yang bisa membuat ayah mertuaku mengembalikan uang mas kawin itu!
Menurut Anda, apakah aku harus menceraikannya? Haruskah aku meminta kembali uang mas kawin? Apakah istri bersalah karena melakukan sterilisasi tanpa berdiskusi denganku?
Tolong tinggalkan komentar. (yn)
Sumber: uos