Aplikasi Belanja Online Temu dan Shein Menghadapi Pengawasan Uni Eropa Terhadap Kepatuhan Aturan Konten

Dorothy Li

Dua platform e-commerce asal Tiongkok, Temu dan Shein, diminta oleh Komisi Eropa untuk memberikan rincian  pada  12 Juli mengenai bagaimana Temu dan Shein memenuhi kewajiban moderasi konten Uni Eropa.

Komisi Eropa telah mengirimkan permintaan resmi kepada Temu dan Shein, menanyakan kepada Temu dan Shein, antara lain, bagaimana Temu dan Shein melindungi anak di bawah umur dan memastikan bahwa online antar-muka Temu dan Shein tidak menipu atau memanipulasi para pengguna, menurut pernyataan laporan  28 Juni.

Berdasarkan penilaiannya terhadap informasi yang diberikan oleh Temu dan Shein, Komisi Eropa akan memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya, bunyi pernyataan itu; Komisi Eropa dapat memulai penyelidikan formal.

Pelanggaran yang dipastikan terhadap Undang-Undang Layanan Digital dapat mengakibatkan denda yang naik hingga 6 persen omset global Temu dan Shein.

Kedua raksasa e-retailer Tiongkok tersebut menghadapi “aturan-aturan paling ketat” dari Undang-Undang Layanan Digital setelah ditambahkan ke daftar “platform online yang sangat besar” di Uni Eropa tahun ini, menurut pernyataan Komisi Eropa pada tanggal 31 Mei.

Permintaan tersebut didasarkan pada keluhan yang diajukan BEUC, organisasi konsumen Eropa, yang mewakili 44 kelompok konsumen dari 31 negara di seluruh Eropa.

Dalam laporan yang dirilis pada Mei, BEUC menuduh Temu gagal memenuhi banyak aturan di bawah Undang-Undang Layanan Digital, seperti menyediakan informasi yang dibutuhkan para konsumen mengenai pedagang yang beroperasi di platform dan memastikan bahwa produk pedagang memenuhi standar-standar Uni Eropa.

Temu menggunakan teknik-teknik “manipulatif”, seperti “pola-pola gelap” yang secara halus mengarahkan para konsumen untuk mengambil keputusan-keputusan yang mungkin tidak sejalan dengan niat-niat para konsumen, menurut laporan itu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut mengenai kekurangan transparansi mengenai bagaimana Temu menganjurkan produk kepada konsumen, menimbulkan pertanyaan mengenai informasi yang digunakan situs dan desain algoritma Temu.

“Oleh karena itu, konsumen tidak tahu apa-apa dan mungkin menjadi korban praktik-praktik manipulatif yang dilakukan oleh sistem pemberi rekomendasi yang tidak jelas,” tulis laporan tersebut.

BEUC juga menuduh situs yang gagal memberikan perlindungan yang memadai terhadap anak di bawah umur, mengingat bahwa fitur permainan platform dan harga produknya yang rendah cenderung menarik bagi pengguna berusia di bawah 18 tahun.

“Temu tidak menjamin penggunanya aman, dapat diprediksi, dan lingkungan online yang dapat dipercaya, sebagaimana disyaratkan oleh undang-undang,” kata BEUC dalam pengaduan yang diserahkan ke Komisi Eropa pada tanggal 16 Mei. Sementara itu, 17 kelompok konsumen dari jaringan BEUC juga mengajukan keluhan yang sama terhadap Temu di Perancis, Spanyol, dan negara-negara lain.

Ditanya mengenai keluhan-keluhan BEUC dan permintaan informasi terkini dari Komisi Eropa, Temu mengatakan kepada The Epoch Times dalam sebuah pernyataan bahwa Temu memang “bekerja sama sepenuhnya” dengan Uni Eropa.

“Kami juga ingin menegaskan kembali bahwa kami berkomitmen penuh untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di pasar-pasar tempat kami beroperasi,” kata juru bicara Temu melalui email.

Shein mengatakan kepada The Epoch Times bahwa Shein telah menerima permintaan Komisi Eropa untuk mendapatkan informasi dan menyatakan bahwa Shein “berusaha untuk segera mengatasinya.”

“Kami memiliki tujuan yang sama dengan Komisi Eropa untuk memastikan bahwa konsumen-konsumen di Uni Eropa untuk dapat berbelanja online dengan tenang, dan kami akan terus bekerja sama dengan Komisi Eropa secara erat untuk memastikan kepatuhan kami terhadap Undang-Undang Layanan Digital,” kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.

Shein, raksasa busana-cepat yang merelokasi kantor pusatnya ke Singapura pada tahun 2010 dari Tiongkok, memasuki pasar di beberapa negara Eropa di awal tahun 2010-an.

Pada  April, eksekutif Uni Eropa menyatakan Shein sebagai platform online yang sangat besar setelah  Shein menyatakan bahwa situsnya dikunjungi oleh 108 juta pengguna Eropa setiap bulan.

Di bawah Undang-Undang Layanan Digital, platform dengan lebih dari 45 juta pengguna bulanan di Eropa harus mengambil lebih banyak tindakan untuk melindungi anak di bawah umur dan berbuat lebih banyak untuk mengatasi produk palsu yang dijual di platform-platform mereka.

Shein sekarang dilaporkan sedang melakukan penawaran umum perdana di London setelah upaya Shein untuk penampilan pertama di pasar-pasar umum di New York menarik perhatian para anggota parlemen Amerika Serikat.

Shein, serta saingannya Temu, dituduh menggunakan kerja paksa di bidang rantai pasokan kapas di Tiongkok, hal yang disangkal oleh Temu dan Shein. Anggota-anggota parlemen juga mengkritik Temu dan Shein karena mengambil keuntungan dari aturan pengecualian undang-undang perpajakan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai de minimis provision, dengan mengirimkan ribuan paket kecil langsung ke pelanggan Amerika Serikat.

Temu adalah cabang Barat dari Pinduoduo, salah satu platform belanja online terbesar di Tiongkok. Dengan menjual produk murah yang sebagian besar dibuat di Tiongkok, Temu telah memperoleh pertumbuhan yang luar biasa sejak memasuki pasar Eropa pada  2023. Pada akhir  Mei, eksekutif Uni Eropa menetapkan Temu sebagai platform daring yang sangat besar.

Di Amerika Serikat, Temu, situs populer tersebut juga mendapat kecaman, termasuk Arkansas baru-baru ini menggugat Temu atas dugaan melanggar undang-undang privasi negara dan terlibat dalam praktik perdagangan yang menipu. (Vv)