Israel dan Hamas Melanjutkan Perundingan, Ada Harapan Pembebasan Sandera dan Gencatan Senjata Terwujud

oleh Yi Jing

Negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang pernah menemui jalan buntu kini telah dilanjutkan kembali. Kedua belah pihak sedang merundingkan rincian perjanjian tersebut. Ada harapan gencatan senjata dapat terwujud.

Kepala intelijen Israel yang dikirim ke Qatar untuk merundingkan perjanjian gencatan senjata antara Hamas dengan Israel telah kembali ke Israel pada Jumat (5 Juli). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negosiasi akan dilanjutkan minggu depan. Hal ini meningkatkan harapan akan berakhirnya perang sembilan bulan di Gaza.

Namun, kantor Netanyahu mengatakan : “Kedua belah pihak masih juga memiliki perbedaan.”

Sumber mengungkapkan bahwa kendala utama dalam mengimplementasikan perjanjian tersebut adalah bagaimana berpindah dari fase pertama ke fase kedua.

Fase pertama menyerukan agar Hamas membebaskan orang lanjut usia, wanita, orang sakit dan terluka selama gencatan senjata enam minggu, sementara Israel menarik pasukannya dari kota-kota di Gaza yang dikuasai dan membebaskan tahanan warga Palestina.

Fase kedua mencakup pembebasan seluruh sisa sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan pengembalian jenazah para korban, sementara Israel perlu menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza untuk mencapai gencatan senjata permanen.

Artinya, Hamas tidak lagi mengharuskan Israel untuk berkomitmen melakukan gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian tersebut, namun dapat melakukan negosiasi selama periode gencatan senjata enam minggu pertama, dan gencatan senjata akan berlanjut selama negosiasi antara kedua belah pihak terus berlangsung.

Hizbullah Lebanon mengklaim bahwa setelah perjanjian gencatan senjata di Gaza terwujud, maka pihaknya juga akan segera melakukan gencatan senjata. (sin)