Koalisi Sayap Kiri Memenangkan Jumlah Kursi Terbanyak dalam Pemilihan Umum  Prancis

 Joseph Lord – The Epoch Times

Menurut proyeksi awal dari pemungutan suara putaran kedua untuk Majelis Nasional Prancis, koalisi sayap kiri New Popular Front diperkirakan akan memenangkan bagian kursi terbesar.

Namun, tidak satu pun dari tiga pesaing utama tersebut yang siap memenangkan mayoritas mutlak, memicu kebuntuan politik di Prancis.

Berbicara kepada para pendukungnya ketika hasil mulai terlihat, pemimpin sayap kiri Jean-Luc Mélenchon menyebut hasil tersebut sebagai “kemenangan besar”.

Jean-Luc Mélenchon menyebut kemenangan ini sebagai “sikap politik yang memungkinkan kita mendukung rakyat.”

Koalisi sayap kiri adalah hasil aliansi politik yang bersatu pada menit-menit terakhir pada 10 Juni setelah kemenangan Partai Reli Nasional di pemilihan-pemilihan umum Parlemen Eropa. Koalisi tersebut mencakup sebagian besar partai sayap kiri Prancis.

Proyeksi awal dari pemungutan suara putaran kedua, yang akan menentukan komposisi Majelis Nasional untuk sisa masa jabatan Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjukkan bahwa koalisi sentris Emmanuel Macro berada di belakang sayap kiri, di mana Partai Reli Nasional menempati posisi ketiga.

Menyusul hasill tersebut, Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal–—pemimpin faksi Emmanuel Macron di Majelis Nasional–—mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri.

Emmanuel Macron berkata bahwa ia akan “menunggu Majelis Nasional yang baru untuk mengatur dirinya sendiri” sebelum membuat keputusan apa pun mengenai pemerintahan baru.

Majelis Nasional dijadwalkan berkumpul dalam sesi penuh untuk pertama kalinya pada 18 Juli. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa Emmanuel Macron akan memastikan bahwa “pilihan kedaulatan rakyat Prancis akan dihormati.”

Pada putaran pertama pemungutan suara minggu lalu, Partai Reli Nasional sayap kanan yang populis, Marine Le Pen, tampaknya siap untuk mengambil mayoritas kursi di parlemen Prancis, memimpin di lebih dari separuh seluruh distrik pada putaran pertama.

Menyusul hasil putaran pertama, di mana Partai Reli Nasional memimpin dengan sekitar 34 persen suara, baik koalisi sayap kiri maupun sentris bersatu dalam upaya untuk mengalahkan sayap kanan, di mana lebih dari 200 calon di posisi ketiga berhaluan tengah dan sayap kiri menarik diri dari putaran kedua untuk mengkonsolidasikan suara anti-sayap kanan.

Namun, proyeksi masih menunjukkan bahwa kelompok sayap kanan akan menjauh dari pemilihan umum dengan perolehan kursi terbesarnya yang pernah terjadi di Majelis Nasional.

Berbicara mengenai hasil-hasilnya, Jordan Bardella–—anak didik politik Marine Le Pen yang berusia 28 tahun yang akan menjadi perdana menteri yang partainya menang—–mengatakan bahwa partainya “siap memikul tanggung jawabnya” sebagai salah satu dari tiga blok utama di Majelis Nasional.

Jordan Bardella mengecam manuver politik yang menyebabkan Partai Reli Nasional jauh dari harapan. Jumlah calon yang belum pernah terjadi sebelumnya memenuhi syarat untuk putaran kedua menyingkir untuk memungkinkan seorang lawan saling berhadapan dengan calon Partai Reli Nasional, yang meningkatkan peluang kekalahannya.

“Kami tidak menginginkan kekuasaan demi kekuasaan,” katanya.

Jordan Bardella mengatakan bahwa ia dan partainya “berniat untuk memulihkan keadaan yang sebenarnya dari negara ini untuk lebih kuat dari sebelumnya.”

“Saya akan berada di sana, untuk anda, bersama anda, sampai meraih kemenangan,” katanya.

Marine Le Pen telah berhadapan dengan Emmanuel Macron dalam dua pertandingan pemilihan presiden Prancis terakhir, dan ia saat ini disukai oleh banyak orang sebagai calon terdepan dalam pemilihan presiden Prancis tahun 2027.

Meskipun hasil akhir belum keluar, prospek sebuah parlemen yang terpecah dengan tidak adanya mayoritas tunggal meninggalkan banyak pertanyaan mengenai pemerintahan Prancis ke depannya. (vv)