Prediksi Mengejutkan dari Profesor Shanghai : Tiongkok akan Menghadapi Tingkat Kematian Tertinggi

 oleh Tang Ying, Xiong Bin dan Gao Yu

Laporan penelitian terbaru yang dilakukan seorang profesor Shanghai menunjukkan bahwa Tiongkok akan menghadapi puncak kematian penduduk tertinggi yang akan menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi masyarakat.

Makalah “Karakteristik dan Mekanisme Evolusi Puncak Kematian Penduduk Tiongkok” yang ditulis bersama oleh Zhang Zhen, Profesor dari Institut Penelitian Kependudukan, beserta Li Qiang, Profesor dari Institut Penelitian Penuaan Universitas Fudan, telah diterbitkan dalam edisi terbaru dari jurnal inti mengenai demografi tingkat nasional di Tiongkok “Penelitian Kependudukan”. 

Menurut penelitian tersebut, Tiongkok akan menghadapi tingkat kematian penduduk tertinggi yang belum pernah dialami sebelumnya, dan pada tahun 2061 akan mencapai jumlah 19 juta.

Peng Gang (nama samaran), seorang pensiunan profesor dari sebuah universitas di Beijing, mengatakan kepada reporter NTDTV bahwa puncak kematian di Tiongkok akan segera tiba.

“Orang-orang yang lahir pada tahun 1960-an kini berusia lebih dari 60 tahun, proporsi kematian secara bertahap akan mulai meningkat. Coba bayangkan bila rata-rata harapan hidup seseorang adalah lebih dari 70 tahun. Bukankah itu dalam 20 tahun mendatang puncaknya akan tiba tiba”, kata Peng Gang.

Laporan penelitian di atas menyebutkan bahwa jumlah kematian penduduk di Tiongkok terus meningkat hingga mencapai 11,1 juta pada tahun 2023. Diperkirakan mulai tahun 2024 jumlah rata-rata kematian tahunan akan mencapai 16 juta orang.

Namun, data penelitian tersebut tidak menyebutkan jumlah kematian selama epidemi virus komunis Tiongkok (COVID-19) yang melanda di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.

Profesor Peng Gang mengatakan bahwa banyak orang meninggal selama epidemi ini. Bahkan warga Beijing perlu mencari koneksi, memberikan hadiah atau tips bagi pengurus rumah duka agar jenazah keluarga bisa dikremasi tanpa antri panjang.

Profesor Peng Gang mengatakan : “Suatu saat bahkan warga sipil biasa tidak diizinkan pergi ke Rumah Duka Babaoshan untuk mengkremasi jenazah keluarga. Mereka digiring ke krematorium yang berada di Provinsi Hebei.”

Epidemi masih juga terus menyebar di Tiongkok hingga saat ini. Pada 7 Juli, topik “Karakteristik dan Mekanisme Evolusi Puncak Kematian Penduduk Tiongkok” masuk daftar pencarian terpopuler di Internet Tiongkok, tetapi tak lama kemudian dihapus oleh pihak berwenang.

Profesor Peng Gang mengatakan banyak orang lanjut usia telah meninggal tahun ini, namun para pejabat melarang dihubung-hubungkan dengan virus komunis Tiongkok.

“Banyak orang lanjut usia meninggal tahun ini. Itu adalah pneumonia, yang mirip dengan virus korona baru. tetapi tidak boleh dikaitkan. Kita dilarang mengatakan atau menulis adanya hubungan itu, mereka meluncurkan sejumlah istilah penyakit, tetapi tidak menjelaskan faktor penyebabnya, pokoknya tidak boleh menyebutkan virus korona baru”, kata Peng Gang.

Seorang warga Provinsi Jiangsu bermarga Wang mengatakan kepada reporter NTDTV, bahwa dirinya menduga orang yang meninggal dunia tahun ini setidaknya 2 kali lipat daripada tahun sebelumnya, bahkan dari segala usia.

“Dari usia 40an, 50an, 60an, 70an, bahkan yang masih muda juga meninggal. Jumlah pasien kanker tahun ini juga bertambah dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Saya percaya begitu banyak orang yang terkena kanker, tentu ada hubungannya dengan vaksin virus korona baru. Resistensi kesehatan orang jadi menurun. Orang yang menjalani 3 kali suntikan vaksin hampir semua menderita nodul paru-paru, sehingga mudah berubah menjadi kanker paru-paru,” katanya. (sin)