Resolusi PBB Disahkan, Menuntut Penarikan Pasukan Rusia dari Pembangkit Nuklir Terbesar di Ukraina

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi pada  Kamis (11 Juli) yang menuntut Rusia  mengembalikan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke Ukraina dan menarik pasukannya. Pada Jumat (12 Juli), di reruntuhan rumah sakit anak-anak di Ukraina yang sebelumnya dihantam serangan udara Rusia, para musisi datang mengenang mereka yang terbunuh

Zhao Fenghua dan Tian Yuan – NTD

Pada  12 Juli, di luar rumah sakit anak-anak terbesar di Kiev, ibu kota Ukraina, sebuah orkestra simfoni yang terdiri dari para musisi tampil dalam rangka memperingati para korban serangan rudal Rusia.

Herman Makarenko, konduktor Opera Nasional Ukraina:  “Kami mengenang mereka yang menjadi korban, sekaligus berterima kasih kepada para pekerja rumah sakit—pahlawan yang merawat anak-anak tidak hanya di masa perang tetapi juga di masa damai.”

Pada Senin, Rusia melancarkan serangan rudal ke Ukraina, menewaskan 44 orang di Ukraina, termasuk dua orang dewasa di Rumah Sakit Okmat.

Pada 12 Juli, Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi yang mengutuk serangan rudal Rusia terhadap Rumah Sakit Okmat, yang mengganggu perawatan pasien yang sakit kritis.

Dipimpin oleh Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan Jerman, 20 negara mendukung resolusi tersebut, sementara Rusia dan Tiongkok memberikan suara menentangnya.

Sehari sebelumnya, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi lainnya yang mengharuskan Rusia menarik pasukannya dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan mengembalikan sepenuhnya pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut ke Ukraina. Resolusi tersebut juga meminta Rusia agar segera menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi penting Ukraina.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengeluarkan deklarasi bersama pada pertemuan puncak Kamis yang menyatakan bahwa Rusia adalah ancaman langsung terhadap sekutu NATO.

Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi pada Jumat bahwa Rusia tidak bermaksud menyerang NATO dan mengklaim bahwa bantuan NATO ke Ukraina telah memperburuk ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina.

Selain itu, parlemen Finlandia pada 12  Juli mengesahkan undang-undang yang memblokir pencari suaka dari Rusia. Sebelumnya, lebih dari 1.300 orang tiba di Finlandia dari perbatasan Rusia dan kemudian Finlandia menutup perbatasannya. (hui)