Studi : Minuman Kopi Dapat Membantu Menjaga Kesehatan Otot di Usia Lanjut

EtIndonesia. Seiring bertambahnya usia, kopi yang merupakan salah satu minuman terpopuler di dunia, mungkin menjadi kunci bagi kita untuk menjaga otot agar tetap sehat dan kuat.

Menurut penelitian terbaru, senyawa alami yang terdapat dalam kopi mungkin menjadi senjata rahasia dalam melawan hilangnya otot akibat penuaan usia.

Molekul pelindung otot

Mitokondria adalah pembangkit tenaga sel kita dan memainkan peran penting dalam kesehatan otot. Salah satu masalah yang terkait dengan sarkopenia (hilangnya massa dan kekuatan otot terkait usia) adalah mitokondria menghasilkan lebih sedikit energi seiring bertambahnya usia. Yang memperparah masalah ini adalah kadar zat utama NAD+ (nicotinamide adenine dinucleotide), sebuah koenzim yang membantu sel beregenerasi dan melindunginya dari kerusakan, juga menurun seiring bertambahnya usia.

Para peneliti telah mengetahui bahwa berbagai prekursor makanan dapat meningkatkan kadar NAD+, termasuk asam amino esensial L-triptofan dan berbagai bentuk vitamin B3, seperti niacin, nicotinamide, nicotinamide riboside, dan nicotinamide mononucleotide.

Laporan mengenai penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal “Nature Metabolism” menyebutkan bahwa, para ilmuwan menguji apakah senyawa alkali yang disebut trigonelline dapat berfungsi untuk membantu membalikkan perubahan kesehatan otot yang berkaitan dengan bertambahnya usia seseorang.

Para peneliti melalui menganalisis kadar trigonelline dalam darah tikus dan cacing menemukan, bahwa kadar trigonelline yang tinggi berkorelasi positif dengan kekuatan dan fungsi otot.

Sebaliknya, rendahnya trigonelline berhubungan dengan sarkopenia, atau gejala hilangnya massa otot dan kekuatan yang terjadi seiring bertambahnya usia.

Trigonelline meningkatkan kesehatan dan umur panjang seseorang

Trigonelline secara struktural terkait dengan vitamin B3 dan ditemukan dalam makanan tertentu dan juga dapat diproduksi secara alami oleh tubuh.

“Kita menemukan bahwa menurunnya kadar trigonelline dalam darah akibat penuaan seseorang cenderung membuat yang bersangkutan kehilangan lebih banyak massa dan kekuatan otot,” kata Katarina Fischer, manajer R&D dan komunikasi ilmiah di Nestlé Research di Swiss, kepada The Epoch Times. “Kita juga menemukan bahwa trigonelline adalah pendahulunya NAD.”

Menurut Katharina, trigonelline yang mampu mengaktifkan produksi energi seluler di mitokondria dan meningkatkan kekuatan dan fungsi otot selama penuaan, juga berhasil memperpanjang umur hewan uji.

Dia mencatat bahwa temuan ini memberikan peluang baru untuk menguji kemanjuran klinis dari peningkatan asupan trigonelline melalui makanan atau suplemen untuk meningkatkan kesehatan otot.

Makanan yang mengandung trigonelline

Trigonelline merupakan senyawa alkaloid yang ditemukan pada berbagai tumbuhan. Meskipun mungkin tidak setenar beberapa senyawa tanaman bermanfaat lainnya, trigonelline ditemukan dalam berbagai sumber makanan. Sekitar 5% niacin yang kita konsumsi diubah menjadi trigonelline.

Biji kopi

Trigonelline ditemukan lebih banyak dalam biji kopi dibandingkan pada sumber makanan lainnya, dan memberikan rasa pahit yang khas pada kopi. Namun, selama proses pemanggangan, sebagian trigonelline terurai menjadi niacin (asam nikotinat atau vitamin B3), ini adalah nutrisi lain yang memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.

Biji fenugreek / kelabat

Fenugreek adalah tanaman yang biasa digunakan dalam masakan India dan Timur Tengah. Fenugreek mengandung sekitar 35% alkaloid, dimana trigonelline adalah alkaloid utama dalam biji fenugreek atau kelabat.

Makanan lain

Trigonelline juga dapat ditemukan dalam berbagai makanan lain, termasuk barli / serealia, melon, jagung, bawang bombay, kacang polong, kedelai, dan tomat.

Orang juga bisa memperoleh trigonelline dengan mengkonsumsi ikan, kerang, dan krustasea / udang-udangan.

Tidak ada kata terlambat untuk mengatasi kondisi sarkopenia yang berkaitan dengan bertambahnya usia

Wajar jika massa otot menurun seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

“Sarkopenia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurang gerak, kurangnya nutrisi yang tepat, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik,” ujar Macie Smith, seorang pekerja sosial gerontologi berlisensi kepada The Epoch Times: “Sejak orang lanjut usia cenderung duduk untuk waktu yang lama dan kurang bergerak, Kita akan melihat kondisi sarkopenia lebih sering muncul terhadap orang berusia di atas 65 tahun, namun prosesnya mungkin sudah dimulai ketika yang bersangkutan berusia antara 30 hingga 40 tahun”.

Meskipun kita tidak bisa mencegah penuaan, tetapi kita bisa mengurangi hilangnya massa otot akibat penuaan.

Melalui olahraga yang tepat, pola makan yang seimbang dan bergizi, serta penanganan segera terhadap masalah kesehatan yang mendasarinya dapat memperlambat proses tersebut.

“Tidak ada kata terlambat dalam membangun dan memperkuat otot untuk melawan efek sarcopenia,” kata Macie Smith. “Anda selalu dapat mengembangkan program olahraga baru yang akan memungkinkan Anda mempertahankan gaya hidup yang aktif dan penuh semangat.” (sin/yn)