KEAJAIBAN! Pria Jerman Menjadi Orang ke-7 yang Sembuh dari HIV

EtIndonesia. Dalam pencapaian medis yang langka, seorang pria Jerman menjadi orang ketujuh dalam 40 tahun sejarah epidemi AIDS yang sembuh total dari HIV.

Pria Jerman berusia 60 tahun, yang tidak ingin disebutkan namanya, pulih setelah menerima transplantasi sel punca atau induk, para dokter mengumumkan pada Kamis (18 Juli).

Pria tersebut menjalani prosedur yang menyakitkan dan berisiko, yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang mengidap HIV dan leukemia myeloid akut, atau AML. Dia menerima transplantasi sel punca pada bulan Oktober 2015 dan berhenti memakai obat antiretroviral pada bulan September 2018.

Sejak saat itu, dia tetap berada dalam kondisi remisi virus tanpa adanya pemulihan seperti yang dikonfirmasi oleh beberapa tes ultra-sensitif yang tidak mendeteksi adanya HIV yang dapat hidup di dalam tubuhnya.

“Orang sehat punya banyak keinginan, orang sakit hanya punya satu keinginan,” pria tersebut mengenang status bebas HIV-nya.

Temuan dari kasus ini diharapkan akan dipresentasikan pada Konferensi AIDS Internasional ke-25 di Munich oleh dr. Christian Gaebler, seorang dokter-ilmuwan di Charité-Universitätsmedizin Berlin.

“Semakin lama kita melihat remisi HIV tanpa terapi HIV apa pun, semakin besar keyakinan kita bahwa kita mungkin melihat kasus di mana kita benar-benar telah memberantas semua HIV yang kompeten,” kata Gaebler.

Gaebler, bagaimanapun, telah melunakkan harapan tersebut dengan mengatakan: “Kasus pasien sangat memberi kesan bahwa HIV dapat disembuhkan.”

Perawatan yang diberikan kepada pasien Jerman tidak tersedia untuk hampir 40 juta orang yang hidup dengan virus mematikan ini di seluruh dunia.

Siapa pasien pertama yang disembuhkan?

Timothy Ray Brown, yang dijuluki ‘Pasien Berlin’, adalah orang pertama yang dinyatakan bebas HIV pada tahun 2008. Brown didiagnosis positif pada tahun 1995 saat kuliah.

Mirip dengan pasien ketujuh, Brown juga menderita leukemia dan menerima transplantasi sel induk pada tahun 2007 setelah HIV tidak lagi ditemukan dalam darahnya. Brown meninggal karena kanker pada tahun 2020.

Uji coba terobosan

Awal bulan ini, sebuah uji klinis terobosan yang dilakukan di Afrika Selatan dan Uganda mengklaim bahwa suntikan obat profilaksis pra pajanan (PrEP) baru dua kali setahun memberikan perlindungan total bagi perempuan muda dari infeksi HIV.

Sebanyak 5.000 peserta terdaftar dalam penelitian yang disponsori oleh Gilead Sciences, di tiga lokasi di Uganda dan 25 lokasi di Afrika Selatan untuk menguji kemanjuran Lenacapavir dan dua obat lainnya.

Selama uji coba secara acak, tidak satu pun dari 2.314 wanita yang menerima suntikan Lenacapavir tertular HIV, yang menunjukkan kemanjurannya 100 persen.(yn)

Sumber: wionews