Impor Uranium yang Diperkaya dari Rusia Meningkat Tajam, Apa Tujuan PKT?

Zhou Xiaohui

Menurut laporan terbaru dari ITAR News, menurut data dari departemen statistik PKT, pada  Mei 2024, pembelian Tiongkok atas uranium yang diperkaya dan unsur radioaktif lainnya, isotop dan senyawa dari Rusia berjumlah $233 juta, di mana US$231,5 juta di antaranya untuk uranium yang diperkaya, dan $1,4 juta untuk senyawa lainnya, menciptakan rekor tertinggi sejarah. Ini merupakan nilai terbesar sejak statistik dikumpulkan pada 2015.

Data juga menunjukkan bahwa Tiongkok membeli uranium yang diperkaya senilai hampir $70 juta pada April tahun ini. Karena lonjakan pembelian pada Mei, Beijing membeli uranium dan unsur lainnya dari Moskow dalam lima bulan pertama tahun ini, senilai US$311 juta. Sedangkan pada akhir tahun lalu, Rusia telah menjual unsur radioaktif senilai US$440 juta kepada Partai Komunis Tiongkok, di mana US$418 juta di antaranya adalah uranium yang diperkaya.

Di antara pemasok bahan bakar nuklir dunia, Rosatom “adalah pemasok uranium yang diperkaya terbesar di pasar global.” Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dan mendapat sanksi berat dari Barat, negara tersebut terus mengekspor produk uranium yang diperkaya dalam jumlah besar. 

Menurut analisis data statistik publik yang dilakukan oleh Royal United Services Institute, negara-negara di seluruh dunia diperkirakan mengimpor uranium yang diperkaya senilai sekitar US$1,29 miliar dari Rusia pada 2021, dan angka impor pada 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 2,03 miliar dolar AS dolar, US$2,7 miliar, menunjukkan tren meningkat. Pada 2022, Rosatom memasok sekitar 30% uranium yang diperkaya yang dibeli oleh negara-negara UE, dan 23% uranium yang diperkaya yang dibeli oleh perusahaan utilitas AS.

Untuk menghilangkan ketergantungan mereka pada bahan bakar nuklir Rusia, negara-negara Barat bekerja keras untuk meningkatkan swasembada nuklir mereka, termasuk meningkatkan kemampuan pengayaan uranium dan membangun lokasi produksi bahan bakar nuklir baru, dan PKT juga mengambil kesempatan untuk meningkatkan pembeliannya dari Rusia, dari tahun lalu hingga tahun ini, PKT telah membeli lebih dari 700 juta uranium yang diperkaya, apa tujuan PKT?

Uranium yang diperkaya yang dipasok oleh Rusia ke Tiongkok dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir dalam reaksi nuklir dan sebagai salah satu bahan mentah utama pembuatan senjata nuklir.

Tiongkok adalah negara besar yang mempunyai energi nuklir, saat ini ada 55 reaktor nuklir yang sedang beroperasi dan 22 reaktor lainnya sedang dibangun. Dari tahun 2022 hingga Mei tahun ini, Partai Komunis Tiongkok telah mengimpor uranium yang diperkaya dalam jumlah besar dari Rusia. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan persediaan strategis dalam negeri guna memenuhi kebutuhan bahan bakar nuklirnya. China Atomic Energy Corporation pernah menyatakan bahwa “Stok uranium yang diperkaya secara strategis di dalam negeri harus diperluas untuk mengatasi fluktuasi harga, risiko rantai pasokan, dan tantangan lainnya.” 

Masih ada satu tujuan lain yakni membuat senjata nuklir. Kerja sama nuklir antara Tiongkok dan Rusia dapat ditelusuri kembali ke tahun 1950-an, saat itu Uni Soviet memberikan dukungan dalam bidang bahan, teknologi dan pakar nuklir. 

Seiring dengan hubungan kedua negara menjadi tegang, Uni Soviet menghentikan bantuan nuklir, namun Tiongkok dan Rusia melanjutkan kerja sama pada abad ke-21. Terutama dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama semakin diperkuat.

Misalnya, ketika Xi Jinping mengunjungi Rusia pada Maret 2023, dia mengumumkan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Rosatom dan Badan Energi Atom Tiongkok telah menandatangani kontrak proyek kerja sama jangka panjang untuk mengembangkan reaktor neutron cepat dan sistem siklus bahan bakar nuklir tertutup. 

Pada 4 Mei, pemerintah Rusia secara resmi menyetujui TVEL Fuel Company, anak perusahaan Rosatom, untuk mengekspor bahan bakar nuklir baru dengan pengayaan uranium-235 tidak lebih dari 30,4% ke proyek demonstrasi reaktor cepat Xiapu di Fujian, Tiongkok, untuk tiga tahun ke depan. Dua reaktor nuklir neutron cepat proyek ini memiliki kapasitas pembangkit lstrik sebesar 600 megawatt.

Pada uranium alam, uranium-238 yang tidak mudah dibelah menyumbang 99,2%, dan uranium-235 hanya menyumbang 0,8%, uranium-235 ini adalah bahan bakar reaktor konvensional dan merupakan satu-satunya bahan alami di alam yang rentan terhadap fisi.  Rusia menyetujui ekspor uranium-235 ke Partai Komunis Tiongkok, secara langsung menghilangkan proses pemurnian yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok.

Dengan uranium yang diperkaya dengan kemurnian lebih tinggi, Partai Komunis Tiongkok dapat menggunakan reaktor nuklir neutron cepat untuk memproduksi plutonium, yang merupakan bahan fisil utama untuk produksi senjata nuklir. 

Laporan Voice of America tahun lalu menyebutkan bahwa Patty-Jane Geller, mantan analis kebijakan pencegahan nuklir dan pertahanan rudal di Heritage Foundation, menulis bahwa semakin dalamnya kerja sama nuklir antara Tiongkok dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan orang-orang khawatir, “Perkembangan ini berarti semakin banyak bahan bakar yang disediakan Rusia, semakin banyak plutonium yang bisa diproduksi Tiongkok. Semakin banyak plutonium yang bisa diproduksi Tiongkok, semakin banyak pula senjata nuklir yang bisa dibuatnya.”

Namun, Alex Wellerstein, seorang sejarawan senjata nuklir Amerika dan pencipta simulator senjata nuklir online NUKEMAP, mempunyai pandangan berbeda. Dia mengatakan kepada VOA bahwa Panel Bahan Fisil Internasional memperkirakan bahwa PKT telah memiliki sekitar 14 Metrik ton uranium yang sangat diperkaya dan kira-kira 3 metrik ton plutonium yang dipisahkan, cukup untuk membuat hulu ledak nuklir sebanyak mungkin.

Menurut laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm pada 2023, Tiongkok adalah negara pemilik senjata nuklir terbesar ketiga di dunia, hanya dalam satu tahun, jumlah senjata nuklir meningkat dari 350 pada 2022 menjadi 410 pada 2023 dan terus meningkat, dia percaya bahwa suatu saat Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) ) jika menetapkan mereka perlu, maka akan memiliki potensi untuk memperluas jumlah rudal balistik antarbenua ke tingkat Amerika Serikat dan Rusia pada 2030.

“Laporan Kekuatan Militer Tiongkok” yang dirilis oleh Departemen Pertahanan AS pada 2023 meramalkan bahwa kecepatan Tiongkok daratan memproduksi senjata nuklir dipercepat, hingga tahun 2035 akan memiliki hulu ledak nuklir sebanyak 1500,Tiongkok tidak secara langsung menyangkal atau mengakui hal ini, namun menekankan bahwa perkembangan senjata nuklir baru-baru ini bersifat defensif.

Tentu saja, peningkatan jumlah hulu ledak nuklir Partai Komunis Tiongkok secara langsung berkaitan dengan penguatan kerja sama dengan industri nuklir Rusia dan impor uranium yang diperkaya dari Rusia dalam skala besar.

Selain dua tujuan di atas, Partai Komunis Tiongkok juga bertujuan memanfaatkan sanksi Barat terhadap Rusia untuk mengekspor uranium yang diperkaya dan mendapatkan keuntungan. Kemungkinan lainnya adalah Rosatom dan Badan Energi Atom Tiongkok memiliki perjanjian rahasia, yaitu Rusia mengekspor uranium yang diperkaya melalui saluran/jalur? Tongkok yang belum kena sanksi, dan PKT memanfaatkan peluang tersebut untuk mendapatkan keuntungan.

Laporan dari Royal United Services Institute Inggris menunjukkan bahwa pada 2022, Tiongkok hanya mengekspor 97 ton uranium yang diperkaya, tidak jauh berbeda dengan 95 ton pada 2021. 

Namun, pada 2023, ekspor uranium yang diperkaya Tiongkok melonjak sebesar 288% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 368 ton. Lonjakan ekspor uranium yang diperkaya Tiongkok pada 2023 terutama disebabkan oleh pasar AS. Menurut statistik Tiongkok, Tiongkok mengekspor 175 ton uranium ke Amerika Serikat, namun data AS menunjukkan volume impor uranium yang diperkaya dari Tiongkok mencapai 293 ton. 

Selain itu, China Atomic Energy Corporation juga telah menandatangani kontrak pasokan dengan Korea Hydropower and Nuclear Power Corporation mulai 2026 hingga 2031. Apa trik di balik ini?

Tentu saja, sehubungan dengan peningkatan mendadak dalam jumlah uranium yang diperkaya yang diimpor oleh PKT, Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara Barat lainnya harus tetap waspada. Pertama, untuk berjaga-jaga peningkatan hulu ledak nuklir PKT, yang kedua adalah menghindari risiko beralihnya ketergantungan pada Rusia ke PKT dalam rantai pasokan pengayaan uranium. (lin/mgl)