EtIndonesia. Statistik yang memilukan mengungkap mengapa anggota keluarga tidak boleh terlalu berharap jika anggota keluarga yang sekarat tiba-tiba tampak mulai pulih.
Tidak pernah mudah melihat orang yang dicintai meninggal secara perlahan, sering kali kondisinya semakin memburuk di depan mata Anda.
Ini adalah kenyataan yang menyakitkan bagi banyak orang, dan merupakan proses yang rumit untuk dijalani.
Pada suatu hari, teman atau anggota keluarga Anda yang sekarat akan tampak ‘lebih baik’ dibandingkan hari sebelumnya, yang juga dapat membingungkan ketika Anda telah diberitahu oleh dokter bahwa tidak ada lagi yang dapat dilakukan.
Dan hal ini bahkan lebih membingungkan bagi sebagian orang, karena telah dilaporkan bahwa beberapa pasien mengalami ‘lonjakan’ energi ketika kematian sudah di ambang pintu.
Sebuah statistik telah terungkap, menunjukkan bahwa empat dari sepuluh orang akan mengalami ‘gelombang energi terakhir’ sebelum mereka meninggal, yang dapat menjadi sebuah hal yang menyegarkan untuk disaksikan oleh orang-orang tercinta.
Namun saat mereka menaruh harapan besar bahwa kesembuhan akan segera terjadi, orang yang mereka cintai meninggal dunia dengan sedih. Lantas, mengapa ‘lonjakan’ itu terjadi, dan seperti apa bentuknya?
Seperti apa bentuk ‘lonjakan’ itu?
‘Lonjakan’ energi dari orang yang sekarat dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada apa yang mereka derita.
Namun menurut GoodRx Health, beberapa hal yang umum antara lain:
- Tiba-tiba duduk di tempat tidur
- Berbicara lebih jelas, dan dalam jangka waktu yang lebih lama
- Menjadi jelas dalam pemikiran mereka padahal sebelumnya tidak
- Ingin melakukan percakapan tertentu
- Meminta makan atau minum
Kemungkinan besar ini adalah hal-hal yang sebelumnya sulit dilakukan oleh orang yang sekarat, dan terasa ajaib bagi orang-orang di sekitarnya.
Orang lain mengalami pengalaman akhir hidup yang berbeda, seperti bercakap-cakap dengan orang yang sebenarnya tidak ada, mendapat gambaran cahaya, mendapat penglihatan tentang orang lain yang sudah meninggal, dan seterusnya.
Mengapa ‘lonjakan’ itu terjadi?
Dari sudut pandang medis, tidak sepenuhnya jelas mengapa hal ini terjadi, namun banyak orang percaya bahwa jawabannya bersifat psikologis atau spiritual.
Dalam penelitian yang telah dilakukan, penjelasannya antara lain bahwa otak tampaknya bekerja lebih keras sesaat sebelum kematian.
Dari hasil pemindaian, pola gelombang otak pada orang yang sedang sekarat terlihat mirip dengan pola yang kita lihat ketika seseorang sedang memproses sesuatu atau mencoba memahami sesuatu.
Hal ini juga dikenal sebagai ‘reli akhir kehidupan’, dan dianggap oleh para ahli sebagai gagasan yang sangat kompleks.
Cara mengatasi orang tersayang mengalami ‘gelombang energi terakhir’
Meskipun saat ini dapat menjadi saat yang membingungkan bagi orang-orang di sekitar orang yang sedang sekarat, hal ini juga dapat memberikan rasa nyaman.
Anda mungkin menyadari bahwa ini sebenarnya memberikan kesempatan terakhir untuk percakapan yang bermakna, atau waktu untuk berbagi informasi penting.
Penting untuk bersikap terbuka terhadap apa pun yang dialami orang tersebut, dan menerima apa pun yang mungkin ia katakan.
Sekadar mendengarkan saja akan dihargai, sekaligus menormalkan segala sesuatu yang mungkin mereka alami. (yn)
Sumber: tyla