Ekuador Tingkatkan Tindakan Keras Terhadap Kapal Penangkapan Ikan Ilegal Tiongkok

oleh Li Haoyue

Melalui pelatihan selama bertahun-tahun, Angkatan Laut Ekuador kini telah bersiaplah untuk melindungi Kepulauan Galapagos dan perairan sekitarnya yang penuh dengan keanekaragaman kehidupan laut, dan memberantas penangkapan ikan ilegal. Kapal-kapal penangkap ikan ilegal ini setiap tahunnya datang ke sana sehingga mengancam ekologi perairan kepulauan tersebut. Diantaranya, kapal-kapal nelayan penangkap ikan ilegal asal Tiongkok adalah yang paling merajalela.

Pada tahun 1978, UNESCO mendaftarkan Kepulauan Galapagos sebagai Situs Warisan Dunia, dan pada tahun 1986 menyatakan lautan seluas 70.000 kilometer persegi yang mengelilingi pulau-pulau tersebut sebagai cagar biosfer.

Menurut laporan Agence France-Presse pada Selasa (23 Juli), 6 unit kapal Ekuador berpartisipasi dalam program pelatihan bernama “Galapex III” yang diikuti oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, Peru dan Kolombia dari 23 Juni hingga 9 Juli, untuk melakukan simulasi tindakan mencegat dan menaiki kapal-kapal dengan tujuan untuk memerangi penangkapan ikan ilegal di laut.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara pesisir, termasuk Ekuador, sering menuduh kapal nelayan Tiongkok melakukan penangkapan ikan berlebihan, yang telah menyebabkan kerusakan ekologi dan lingkungan yang serius di wilayah setempat.

Menurut laporan, pada tahun 2017, angkatan laut Ekuador mencegat kapal pengangkut laut “Fu Yuan Yu Leng 999” milik Perusahaan Perikanan Laut Fuzhou Honglong Provinsi Fujian di kawasan yang dilindungi. Ternyata ditemukan dalam lambung kapal tersebut 6.223 ekor hiu dengan sirip terpotong, termasuk 600 ekor hiu martil, 4.138 ekor hiu mata putih (silky shark), 631 ekor hiu perontok perairan dangkal, dan 218 ekor hiu mata panjang, yang terdaftar sebagai hewan dilindungi tingkat kedua. Saat itu, awak kapal penangkap ikan yang berbendera Tiongkok tersebut dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada tahun 2017 dan pemiliknya didenda USD.6 juta.

Saat ini, kapal tersebut telah digunakan kembali oleh Angkatan Laut Ekuador dan berganti nama menjadi “Hualcopo” sesuai prosedur hukum. Kapal tersebut akan diserahkan secara permanen ke Ekuador pada tahun 2020 dan akan melakukan patroli lingkungan di perairan dekat kepulauan tersebut.

Dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas kapal-kapal penangkapan ikan Tiongkok di perairan Amerika Selatan telah meningkat secara signifikan, dan kapal Tiongkok berukuran jauh melebihi negara lain mana pun di dunia.

Pihak berwenang Tiongkok mengklaim bahwa kapal penangkap ikan mereka mematuhi peraturan perairan internasional, dan menambahkan, bahwa karakteristik operasional kapal penangkap cumi-cumi tidak dimungkinkan untuk menangkap ikan hiu atau satwa laut lainnya yang dilindungi.

Menurut laporan, pada  Agustus 2020, pemerintah Ekuador menuduh sekitar 300 kapal Tiongkok melakukan penangkapan ikan berskala besar di zona ekonomi eksklusifnya dan mematikan sistem radar untuk menghindari deteksi.

Pada tahun 2016, sebuah kapal patroli Penjaga Pantai Argentina melepaskan tembakan dan menenggelamkan kapal penangkap ikan cumi-cumi Tiongkok “Lu Yan Yuan Yu 010” karena menangkap ikan secara ilegal di perairan Argentina.

Pada tahun 2022, kapal patroli Penjaga Pantai AS “James” mendekati kumpulan kapal penangkap ikan Tiongkok untuk melakukan inspeksi penangkapan ikan ilegal di perairan internasional di lepas pantai Kepulauan Galapagos, tiba-tiba ada salah satu kapal nelayan melancarkan serangan agresif seakan mau menabrakkan kapalnya ke “James”, Saat “James” melakukan tindakan mengelak, kapal nelayan pun melaju pergi dengan cepat.

Reuters mengutip ucapan Guillermo Miranda, kapten kapal patroli Valcopo melaporkan : “Masalahnya adalah ketika kapal penangkap ikan asing mencapai jumlah tertentu, mereka mulai menjarah ekosistem”

Dia menambahkan : “Ketika mereka menangkap ikan, hal ini berdampak pada spesies yang benar-benar bermigrasi, sedangkan dalam banyak kasus spesies ini merupakan bagian dari ekosistem laut Galapagos. Ini adalah masalah yang cukup serius, tidak hanya demi kepentingan Ekuador saja.” (sin)