Pengiriman Paru-paru dalam 33 Menit oleh Rumah Sakit Shenzhen, Netizen Tiongkok Bertanya-tanya Siapa “Lao Yang” Hingga Asal Muasal Organ 

NTD

Media Shenzhen, Tiongkok  melaporkan bahwa sebuah paru-paru berhasil dikirimkan dalam 33 menit menggunakan helikopter kepada seorang pasien berusia 73 tahun bernama “Lao Yang” untuk transplantasi paru-paru. Berita ini memicu kehebohan publik. Netizen ramai-ramai mempertanyakan sumber organ paru-paru tersebut dan meminta agar identitas penerima, Lao Yang, serta asal organ tersebut diumumkan.

Menurut laporan Shenzhen Special Zone News, pada  14 Juli pagi, Rumah Sakit Rakyat Shenzhen melakukan transplantasi paru-paru pada seorang pria berusia 73 tahun bernama Lao Yang. Ini adalah pertama kalinya paru-paru diangkut menggunakan helikopter dari Guangzhou ke Shenzhen dalam waktu hanya 33 menit.

Namun, laporan ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat. Netizen bertanya-tanya, “Paru-paru milik siapa?”, “Siapa Lao Yang?”, dan mendesak agar identitas Lao Yang diungkapkan.

Seorang netizen di Tiongkok menyindir, “Saya pesan makanan online, setengah hari tidak sampai, tapi ada yang pesan paru-paru segar, 33 menit sudah sampai!”, “Virus di paru-paru belum sempat bereaksi, sudah ganti tubuh.”

Netizen lain langsung bertanya kepada Komisi Kesehatan Shenzhen mengenai proses pengiriman paru-paru dengan helikopter kepada Lao Yang, apakah ini “proses normal atau pengecualian khusus”, dan apakah biaya ditanggung sendiri atau dengan dana publik.

Selama beberapa hari, perhatian terhadap kasus ini terus meningkat. Beberapa orang mengingat kejadian pada tahun 2023 di mana seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Geosains Tiongkok berusia 24 tahun, Long Xingyu, tidak mampu membayar biaya pengobatan sebesar 1.000 yuan, kemudian pulang untuk sembuh sendiri, tetapi kemudian dinyatakan mati otak. Keluarganya menyumbangkan jantung, kornea, dan hati ginjalnya, yang memicu kecurigaan bahwa pengumuman mati otak Long Xingyu sangat mencurigakan. Hal ini juga memunculkan kecurigaan terhadap sumber organ transplantasi terbaru ini.

Dengan meningkatnya kehebohan, pada  22 Juli, sebuah berita dari Mainland Top News melaporkan bahwa seorang pejabat terkait dari Komisi Kesehatan Shenzhen menanggapi pertanyaan netizen dengan mengatakan, “Semuanya sesuai prosedur, ini adalah transplantasi organ yang legal dan sah,” namun tanggapan ini tidak meredakan keraguan publik.

Netizen mengkritik, “Kegelapan di balik ini semua dijadikan sah dan legal… Paru-paru milik siapa?”, “Saya pesan makanan online saja lama, ada yang pesan paru-paru cepat sekali”, “Tidak ada jawaban langsung terhadap pertanyaan”, “Ungkapkan identitas donor, pasti akan meredakan kemarahan publik, lalu biarkan wartawan mewawancarai Lao Yang, berani tidak? Hanya mengatakan legal dan sah, bagaimana bisa meredakan keraguan masyarakat?”

Beberapa netizen berkomentar, “Untuk orang biasa, usia seperti itu, rumah sakit biasanya menyarankan pengobatan konservatif, tapi Lao Yang yang berusia 73 tahun tetap bisa menjalani transplantasi paru-paru, hanya bisa dibilang keluarga Lao Yang pasti memiliki kekuasaan atau kekayaan besar,” “Sekarang kelas elit sudah sangat merajalela”, “Jaga baik-baik anak-anak kita sendiri.”

Setelah berita ini dilaporkan, netizen mulai mencari daftar orang hilang yang diumumkan secara online baru-baru ini. Dari tanggal 1 hingga 6 Juli, dan 6 hingga 15 Juli, ditemukan bahwa hampir setiap hari ada 4-5 orang hilang, sebagian besar adalah remaja.

Pada 7 Juli 2024 pukul 19.20, seorang mahasiswa tahun pertama berusia 19 tahun dari Sichuan, Tang Qixuan, menghilang di Jembatan Sungai Qingjiang, Baohe Town, Lishui District, Guangyuan. Hingga kini belum ditemukan.

(Tangkapan layar webcam)

Pada 14 Juli 2024 pukul 01.00, seorang wanita berusia 24 tahun dari Xichang, Xiao Mi, yang baru saja mengantar ibunya berobat, naik taksi sendirian kembali ke rumahnya di Zangmuqing Town. Ia turun di dekat Jembatan Mengmuqing Town dan kemudian hilang. Ponselnya ditemukan oleh seorang pejalan kaki, namun tidak ada informasi terkait kehilangan dalam ponselnya, hingga kini belum ada kabar.

(Tangkapan layar)

Pelanggaran hak asasi manusia berupa pengambilan organ paksa terhadap praktisi Falun Gong oleh PKT yang terungkap pada  2006 mendapat kecaman keras dari masyarakat internasional, dan hingga kini kejahatan tersebut masih berlangsung di Tiongkok. Bulan lalu, Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan rancangan undang-undang untuk menjatuhkan sanksi kepada pejabat PKT yang terlibat dalam pengambilan organ paksa,  seluruh spektrum politik AS mengutuk kejahatan PKT tersebut.