Kantor Kepolisian Pennsylvania : Masih Ada 2 Orang Mencurigakan di Lokasi Penembakan Trump

NTD

Mantan Presiden AS Donald Trump mengalami percobaan pembunuhan saat mengadakan rapat umum di Pennsylvania, hingga saat ini opini publik masih terus mengalir. Kepala polisi setempat mengungkapkan bahwa Dinas Rahasia telah menemukan bahwa pria bersenjata itu sebelumnya telah memanjat ke atap rumah dan menggunakan alat pengukur jarak. Dan anggota Dinas Rahasia juga menemukan setidaknya 2 orang yang mencurigakan berada di TKP.

Menurut Fox News, Kepala Polisi Pennsylvania Christopher Paris memberikan kesaksian pada sidang yang diadakan oleh Komite Keamanan Dalam Negeri Dewan Perwakilan Rakyat pada Selasa (23 Juli).

Perwakilan AS dari Partai Republik New York Andrew Garbarino bertanya kepada Paris apakah penembaknya, Thomas Matthew Crooks, adalah satu-satunya orang yang diidentifikasi mencurigakan pada hari itu.

Paris menjawab : “Tidak, dia bukan (satu-satunya)”.

Paris menjelaskan lebih lanjut bahwa petugas keamanan memperhatikan Thomas Matthew Crooks “tidak mengikuti prosedur normal untuk memasuki lokasi event” dan bahwa dia “tidak pernah memasuki lokasi event melalui pos penjagaan keamanan”. Selain Crooks, setidaknya petugas masih menemukan ada 2 orang lainnya yang mencurigakan lalu dikuntit oleh aparat penegak hukum saat itu.

Namun, sekitar pukul 17:10, ketika petugas penegak hukum menemukan bahwa Crooks memegang alat pengukur jarak elektronik (rangefinder), mereka mengklasifikasikannya sebagai “individu khusus” dan “lebih mencurigakan”.

Sekitar pukul 17:41, sekitar 20 menit sebelum Trump naik ke atas panggung untuk berpidato, seorang penembak jitu melihat Crooks sedang memeriksa ponsel dan alat pengukur jaraknya, kejadian itu langsung difoto dan dikirimkan ke grup grup obrolan “Tim Penembak Jitu”.

Christopher Paris mengatakan pada Rabu bahwa sebuah grup pesan teks juga beroperasi di TKP pada saat itu, dan informasi tentang penemuan Crooks yang menggunakan alat pengukur jarak segera disampaikan ke pos komando Dinas Rahasia AS.

Lebih dari 10 menit kemudian, agen Dinas Rahasia melihat Crooks di atap gedung sekitar 137 meter dari podium Trump. Akhirnya ada seorang petugas penegak hukum yang dikirim untuk memantau atap gedung.

Namun seorang pelapor kemudian mengatakan kepada Senator AS Josh Hawley dari Missouri bahwa petugas tersebut meninggalkan tempat karena alasan “cuacanya terlalu panas”.

Kurang dari 20 menit kemudian, Crooks melepaskan tembakan dari atap bangunan itu.

Paris menekankan bahwa meskipun Crooks telah diidentifikasi sebagai orang yang mencurigakan pada saat itu, tidak ada informasi intelijen yang menunjukkan bahwa dia bersenjata.

Dia juga menambahkan : “Lebih dari 100 orang memerlukan perawatan medis karena suhu tinggi pada hari itu, dan seorang anak berusia 6 tahun hilang”.

Fox News melaporkan bahwa pihaknya telah bertanya kepada lembaga penegak hukum setempat, Dinas Rahasia dan Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania apakah ada orang mencurigakan lainnya yang ditemukan atau ditahan pada rapat umum hari itu, namun belum mendapat jawaban.

Pada 13 Juli, Trump ditembak oleh pria bersenjata Crooks yang berusia 20 tahun di sebuah rapat umum di Butler, Pennsylvania, sehingga telinga kanannya terluka. Penembakan itu juga menewaskan seorang peserta rapat umum dan melukai dua orang lainnya. Penembak Trump akhirnya menemui ajal setelah ditembak oleh penembak jitu.

Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle mengakui adanya “kegagalan keamanan” dalam sidang penyelidikan kongres pada hari Senin. Dia disalahkan dan mengundurkan diri keesokan harinya.

Pada Rabu, Dewan Perwakilan Rakyat memberikan suara 416 berbanding 0 untuk mengesahkan resolusi pembentukan satuan tugas untuk menyelidiki kegagalan keamanan dalam kasus percobaan pembunuhan Trump. (sin)