Li Yun/Wang Mingyu
Baru-baru ini, The House Select Committee on the Chinese Communist Party atau Komite Khusus DPR AS untuk Partai Komunis Tiongkok mengadakan dengar pendapat dan memperingatkan bahwa PKT memperkuat pengawasan informasi domestik melalui “Great Firewall” serta mengekspor “teknologi otoriter” ke seluruh dunia, yang membentuk ancaman baru bagi perdamaian dunia. Komite tersebut menyerukan pembongkaran firewall tersebut.
Ketua Komite Khusus DPR AS untuk Partai Komunis Tiongkok , John Moolenaar, mengatakan: “Hal yang paling ditakuti oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah rakyat Tiongkok mengetahui kebenaran. Yang paling mereka takutkan adalah rakyat mengetahui kebenaran tentang apa sebenarnya PKT. Kenapa? Karena PKT tahu bahwa kekuasaan mereka dibangun di atas kebohongan.”
Pada 23 Juli, beberapa ahli dalam dengar pendapat memperingatkan bahwa PKT memperkuat pengawasan informasi domestik melalui “Great Firewall” dan mengekspor perilaku teknologi otoriter ke seluruh dunia. Hal ini tidak hanya membatasi hak rakyat Tiongkok untuk mengetahui informasi dan kebebasan berbicara, tetapi juga menimbulkan ancaman baru terhadap perdamaian dunia.
“Great Firewall” juga dikenal sebagai “firewall” atau Tembok Api Besar adalah sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh PKT untuk memantau informasi internet yang masuk dan keluar dari negara tersebut.
Liang Shaohua, anggota staf di Firma Hukum Chen Chuangchuang di Amerika Serikat mengatakan: “Masalah Tembok Api dibangun seiring dengan perkembangan internet di Tiongkok. Pada tahun 90-an ketika internet mulai populer, ada teori yang mengatakan bahwa jika internet bisa masuk ke Tiongkok, pertukaran informasi akan semakin bebas dan sulit dikendalikan negara, sehingga perlahan beralih ke demokratisasi.”
Pada awal penyebaran internet, berbagai forum bermunculan di internet, sehingga kebebasan berbicara di Tiongkok meningkat.
Shaohua berkata: “Namun, Partai Komunis Tiongkok menggunakan teknologi baru dan metode baru, dengan cepat menemukan berbagai langkah pengawasan, termasuk polusi domain, intersepsi URL, dan berbagai metode lain, yang membuat orang tidak dapat mengakses situs web luar negeri dengan normal. Kemudian mereka membangun yang disebut Tembok Api, yang tidak hanya mencegah orang-orang Tiongkok melihat situs web luar negeri, tetapi juga dapat mengendus dan memeriksa semua informasi komunikasi antara Tiongkok dan luar negeri.”
Ketua Komite Khusus DPR AS untuk PKT, John Moolenaar: “Tembok Api Tiongkok adalah sistem sensor anti-utopia (anti-kemanusiaan), yang bertujuan untuk mendorong pengendalian sosial sepenuhnya terhadap rakyat Tiongkok.”
Shaohua juga berkata: “Pada tahap awal pembangunan Tembok Api, Partai Komunis Tiongkok juga menggunakan banyak teknologi asing, termasuk chip, basis data, dan berbagai teknologi lainnya. Beberapa perusahaan, demi keuntungan, membantu Partai Komunis Tiongkok membangun Tembok Api. Teknologi Tembok Api Tiongkok pasti nomor satu di dunia. Penghancuran pertukaran informasi semacam ini tidak akan terjadi di negara normal, jadi mereka melakukannya dengan cara yang unik. Terlebih lagi, beberapa tahun terakhir, AI sudah menjadi sangat maju, termasuk pengenalan gambar, analisis suara, dan semakin kuat.”
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi internet dan komersialisasi informasi “Big Data” juga mempermudah Partai Komunis Tiongkok untuk melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat luas.
Pengamat politik yang berbasis di Amerika Serikat, Xing Tianxing: “Metode pengawasan informasi di dalam negeri yang dilakukan oleh Tembok Besar Api Tiongkok bisa dikatakan sangat menyeluruh. Yang paling umum adalah melalui WeChat, beberapa platform postingan dan sekarang ditambahkan dengan pemindaian wajah, kode informasi, dan kamera pengawas yang dipasang di berbagai tempat yang terhubung dengan internet.”
International Data Corporation pernah memprediksi bahwa pada sekitar tahun 2022, jumlah kamera pengawas di Tiongkok telah melebihi 2,7 miliar unit.
Liang Shaohua, menyatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok sekarang menggunakan Tembok Api sebagai senjata dan produk untuk diekspor ke negara-negara lain.
Liang Shaohua: “Metode pengawasan internet semacam ini, tidak ada negara lain yang sekuat itu. Termasuk Iran, Rusia, negara-negara ini, sebelumnya setidaknya Facebook dan Twitter bisa diakses, sekarang mereka juga mulai mengekspor teknologi semacam ini. Termasuk sebelumnya Huawei, melalui ekspor luar negeri, membawa metode dan tindakan sensor ini kepada negara-negara otoriter, sehingga negara-negara otoriter lebih mampu dan memiliki cara untuk mengendalikan rakyatnya sendiri, membuat perlawanan terhadap rakyat mereka, komunikasi eksternal dan komunikasi internal lebih berbahaya.”
Xing Tianxing: “Pada saat yang sama, mereka menggunakan teknologi semacam ini untuk melakukan perang informasi dan cuci otak informasi terhadap luar negeri, terutama Amerika Serikat dan Eropa. Dalam proses ekspansi sistem pengawasan ini ke luar negeri, mereka sedang membangun sistem data besar mereka, yang juga merupakan ancaman besar bagi sistem demokrasi dunia.”
Zack Cooper, peneliti senior di American Enterprise Institute, yang menghadiri sidang dengar pendapat, memperingatkan bahwa “Tembok Besar Api” bukan hanya alat pengawasan Partai Komunis Tiongkok atau evolusi teknologi sederhana, tetapi ancaman baru terhadap kebebasan internet global.
Dr. Zack Cooper : “Dalam sepuluh tahun terakhir, pihak berwenang Tiongkok telah mengekspor teknologi sensor dan pengawasan ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia.”
Pada 22 Juli, Ketua Komite Khusus DPR AS untuk PKT, John Moolenaar, menulis kepada media, menyerukan pembongkaran “Tembok Besar Api” yang didirikan oleh Partai Komunis Tiongkok, menghentikan sensor dan pembatasan terhadap kebebasan berbicara, dan membiarkan rakyat Tiongkok mengetahui kebenaran. Dia menunjukkan bahwa tembok ini tidak dapat menghalangi kepercayaan dan kebenaran, pada akhirnya akan runtuh. (Hui)