Setelah PM Bangladesh Melarikan Diri, Militer Akhiri Jam Malam dan Membebaskan Semua yang Ditahan

NTD

Bangladesh mengalami kerusuhan nasional sejak bulan lalu yang bermula dari aksi protes terhadap sistem kuota pekerjaan pegawai negeri. Aksi protes memanas sehingga menewaskan 300 orang. Situasi yang semakin memburuk memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri dari ibu kota Dhaka pada  5 Agustus. Pada hari yang sama, lebih dari seribu demonstran menyerbu kediaman resmi Perdana Menteri; Kepala Staf Angkatan Darat Bangladesh,Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengumumkan bahwa jam malam akan berakhir pada  6 Agustus dan membentuk pemerintahan sementara. Presiden Mohammed Shahabuddin memerintahkan pembebasan mantan Perdana Menteri Khaleda Zia, yang sebelumnya dihukum penjara.

Seorang sumber dekat dengan Hasina memberi tahu AFP bahwa Perdana Menteri Hasina yang berusia 76 tahun sudah meninggalkan Dhaka dengan helikopter. Media yang dikutip oleh Reuters menyatakan bahwa Hasina sudah mendarat di kota Agartala di timur laut India.

Gambar yang ditayangkan oleh saluran televisi Bangladesh menunjukkan para demonstran masuk ke dalam kediaman resmi Hasina. Seorang jurnalis Bangladesh bernama Yeasir Arafat memberi tahu AFP, “Saya berada di dalam kediaman Perdana Menteri sekarang, di mana lebih dari 1.500 orang sedang merusak perabotan dan kaca jendela.”

Tanggal 5 Agustus 2024, para demonstran anti-pemerintah berkumpul di dalam istana Hasina. (K M ASAD/AFP via Getty Images)

Kantor berita Central News Agency (CNA) mengutip laporan dari AFP bahwa tim berita presiden Bangladesh menyampaikan melalui pernyataan pada  5 Agustus bahwa pertemuan yang diadakan oleh Presiden Mohammed Shahabuddin sepakat untuk segera membebaskan ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), Khaleda Zia.

Pernyataan itu juga menyebutkan, “Dalam pertemuan tersebut juga diputuskan untuk membebaskan semua orang yang ditahan selama aksi protes mahasiswa.”

Khaleda Zia, yang berusia 78 tahun, dijatuhi hukuman penjara selama 17 tahun pada 2018 atas tuduhan korupsi dan telah dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan medis karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Selain itu, militer Bangladesh mengumumkan bahwa jam malam yang diberlakukan untuk meredam aksi protes akan dicabut pada  6 Agustus pukul 6 pagi, dengan militer mengambil alih kekuasaan dan membentuk pemerintahan sementara.

Tanggal 5 Agustus 2024, para demonstran anti-pemerintah mengibarkan bendera Bangladesh saat menyerbu istana Perdana Menteri Hasina di Dhaka. (K M ASAD/AFP via Getty Images)

Di Bangladesh, hampir setiap hari di bulan Juli, terjadi aksi yang menuntut diakhirinya sistem kuota pekerjaan pegawai negeri. Sistem ini memberikan lebih dari setengah posisi pegawai negeri kepada kelompok-kelompok tertentu, termasuk anak-anak veteran perang kemerdekaan tahun 1971.

Para kritikus berpendapat bahwa sistem ini menguntungkan anak-anak dari kelompok pro-pemerintah yang mendukung Hasina. Kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Hasina menyalahgunakan lembaga negara untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan menekan perbedaan pendapat, termasuk melakukan eksekusi di luar hukum terhadap pihak oposisi.

Bangladesh memiliki tingkat pengangguran pemuda yang tinggi, dari total populasi 170 juta jiwa, sekitar 32 juta pemuda tidak memiliki pekerjaan maupun tidak terdaftar dalam pendidikan. Sistem kuota ini memicu kemarahan di kalangan mahasiswa. (Hui)