Pusat Transplantasi Organ Universitas Qingdao, Tiongkok  Terlibat dalam Skandal Penjualan Ribuan Mayat, Kini Menjadi Sorotan 

oleh Luo Tingting, Wen Hui

Sebuah kasus penjualan mayat yang mengerikan terungkap di Tiongkok pada  8 Agustus 2024. Wakil Direktur Pusat Transplantasi Organ di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao, Li Zhiqiang, dituduh secara ilegal menjual mayat dalam jumlah besar. Pakar menganalisis bahwa kasus ini mungkin terkait dengan skandal pengambilan organ tubuh secara sistematis yang dilakukan oleh pemerintahan partai Komunis Tiongkok.

Pusat Transplantasi Organ Universitas Qingdao Terseret Skandal Penjualan Mayat

Pada  8 Agustus, pengacara Beijing, Yi Shenghua, memposting materi kasus pencurian dan penjualan mayat di Weibo. Menurut dokumen dakwaan yang dibocorkan, kasus ini diajukan oleh Biro Keamanan Publik Taiyuan, Shanxi, ke Kejaksaan Taiyuan untuk pemeriksaan dan penuntutan pada  23 Mei tahun ini.

Tangkapan layar postingan

Materi kasus menunjukkan bahwa dari Januari 2015 hingga Juli 2023, Shanxi Osteorad Biomaterial Co diduga membeli jenazah dan anggota tubuh secara ilegal dari Sichuan, Guangxi, Shandong, dan tempat lainnya untuk memproduksi cangkok tulang alogenik dan cangkok gigi.

Didirikan pada tahun 1999, Shanxi Osteorad adalah sebuah divisi dari China Institute for Radiation Protection di Taiyuan, yang merupakan bagian dari China National Nuclear Corp yang berbasis di Beijing. Perusahaan ini merupakan salah satu pemasok terbesar pengganti tulang dan cangkok di negara ini, dengan pasar yang diperkirakan bernilai setengah miliar dolar pada akhir dekade ini. Pemegang saham terbesarnya juga memiliki Sichuan Hengpu, produsen peralatan medis.

Dikutip dari newsweek, industri medis menggunakan pencangkokan tulang untuk memperbaiki cedera seperti patah tulang yang parah. Jaringan tulang dapat diperoleh dari pasien itu sendiri—disebut autograft—namun karena kemungkinan komplikasi, jaringan ini lebih sering diambil dari jenazah—disebut allograft—dengan persetujuan donor dan pengawasan ketat dari regulasi.

Sebanyak 75 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, yang melibatkan unit-unit seperti Shanxi Osteorad Biomaterial Co., Sichuan Hengpu Technology Co., Ltd., Pusat Penyakit Hati di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao, Guilin Medical College, Krematorium Kota Guilin, Krematorium Kabupaten Pingle, Krematorium Kabupaten Yongfu, Tempat Kremasi Kota Shuifu Yunnan, Tempat Kremasi Distrik Banan Chongqing, Tempat Kremasi Kabupaten Shiqian Guizhou, dan Tempat Kremasi Kabupaten Daying Sichuan. Jumlah mayat yang diperdagangkan mencapai lebih dari 4.000 dengan nilai transaksi mencapai RMB 380 juta  (Rp 844 miliar)

Salah satu pelaku utama dalam kasus ini adalah Li Zhiqiang, Wakil Direktur Pusat Penyakit Hati di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao, yang dituduh terlibat dalam skandal penjualan mayat ini dan menarik perhatian publik.

Materi kasus menunjukkan bahwa antara tahun 2015 hingga 2021, Li Zhiqiang secara ilegal menjual lebih dari sepuluh mayat dengan harga berkisar antara RMB.10.000 (Rp 22 juta) hingga RM.22.000 (Rp 48 juta) per mayat. Li Zhiqiang memotong-motong jenazah terlebih dahulu dan menyimpannya di lemari pendingin sebelum menjualnya kepada perusahaan Shanxi Osteorad Biomaterial Co.

Menurut laporan dari The Paper, situs resmi Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao menunjukkan bahwa ada seseorang bernama Li Zhiqiang yang menjabat sebagai Wakil Direktur Pusat Transplantasi Organ dan Direktur ICU Pusat Transplantasi Organ di rumah sakit tersebut.

Pada  8 Agustus pagi, seorang jurnalis dari The Paper menelepon layanan informasi di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao, Kampus Laoshan, untuk menanyakan situasi tersebut. Operator mengatakan bahwa di kampus tersebut terdapat Pusat Transplantasi Hati dan Pusat Penyakit Hati, yang keduanya berada di lokasi yang sama, dan Pusat Penyakit Hati berfungsi sebagai ruang ICU.

Kemudian, jurnalis tersebut menghubungi Pusat Transplantasi Hati di Kampus Laoshan, dan petugas di sana mengatakan, “Direktur Li Zhiqiang tidak ada di sini, kami hanya bagian poliklinik. Direktur Li Zhiqiang tidak bekerja di poliklinik.”

Ketika ditanya apakah Li Zhiqiang terlibat dalam kasus tersebut, petugas mengatakan, “Direktur Li Zhiqiang baik-baik saja dan sedang bekerja, siapa yang bilang?”

Saat jurnalis tersebut menunjukkan bahwa ada materi kasus yang beredar secara online dan mengidentifikasi dirinya, petugas tersebut mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang kasus ini dan menyarankan agar jurnalis tersebut menghubungi rumah sakit secara langsung.

Setelah itu, beberapa upaya jurnalis untuk menelepon kembali tidak mendapatkan respon, dan telepon tidak lagi diangkat.

Laporan dari The Paper tersebut segera dihapus, dan kasus penjualan mayat ini ditutup rapat-rapat oleh pihak berwenang. Pengacara Yi Shenghua yang membeberkan kasus ini diancam oleh pihak berwenang.

Screenshot

Komentator : Pusat Transplantasi Organ Universitas Qingdao Diduga Terlibat dalam Pengambilan Organ Secara Ilegal

Tang Jingyuan, seorang komentator urusan saat ini yang berbasis di Amerika Serikat dan berlatar belakang medis serta pernah bekerja di rumah sakit di daratan Tiongkok, mengatakan dalam wawancara dengan New Tang Dynasty pada  9 Agustus bahwa kasus penjualan mayat ini mengandung informasi yang mengerikan. Li Zhiqiang, Direktur Pusat Transplantasi Organ di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao, diduga menjual belasan mayat kepada Shanxi Osteorad Biomaterial Co dalam periode enam tahun. Sedangkan mayat tersebut sudah dalam kondisi terpotong-potong dan dibekukan.

Tang Jingyuan mengatakan, “Ini sangat aneh. Pertama, sebagai seorang dokter, Li Zhiqiang tidak memiliki kewenangan untuk menangani jenazah pasien secara langsung. Bahkan jika jenazah tersebut merupakan hasil dari donasi organ sukarela, seharusnya jenazah tersebut diserahkan kepada keluarga untuk diurus. Menurut hukum, dokter tidak memiliki hak untuk menangani jenazah.”

“Kedua, jika orang-orang tersebut adalah donor organ yang meninggal dunia, mengapa satu rumah sakit memiliki begitu banyak donor? Dalam situasi normal, donor hanya menyediakan organ, yang kemudian dikirim ke rumah sakit tempat penerima berada. Apakah ini berarti rumah sakit ini memiliki banyak donor yang disiapkan?”

“Ketiga, ketika pasien meninggal di rumah sakit, harus ada sertifikat kematian yang dikeluarkan oleh dokter yang bertanggung jawab dan dilaporkan ke biro sipil. Satu jenazah harus disertai satu sertifikat, dan asal usul serta tujuan jenazah tersebut harus jelas. Jelas bahwa semua jenazah yang dijual oleh Li Zhiqiang adalah transaksi ilegal yang tidak memiliki sertifikat kematian. Jadi, bagaimana orang-orang ini meninggal dunia? Mengapa tidak ada keluarga yang mengambil jenazah atau menuntut sertifikat kematian?”

Tang Jingyuan menyimpulkan bahwa semua pertanyaan ini menunjukkan satu kesimpulan: “Mayat yang dijual oleh Li Zhiqiang kemungkinan terlibat dalam pengambilan organ secara ilegal. Setelah membunuh untuk mengambil organ, mereka mencoba untuk menghancurkan bukti dengan menjual jenazah kepada Shanxi Osteorad Biomaterial Co dan mendapatkan uang dari penjualan tersebut. Ini berarti bahwa kasus penjualan mayat ini secara tidak sengaja membuka kedok sebuah kejahatan mengerikan yang melibatkan pembunuhan untuk organ berdasarkan permintaan dan penghancuran bukti.”

Setelah kasus ini mencuat, situs resmi Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao tampaknya telah menghapus profil Li Zhiqiang.

Media daratan sebelumnya telah melaporkan tentang Li Zhiqiang. Pada  9 Juli 2020, Hai Bao News dari Grup Media Dazhong melaporkan bahwa Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao berhasil melakukan transplantasi hati pada seorang pasien lanjut usia berusia 80 tahun, memecahkan rekor transplantasi hati di dalam negeri. Pada saat itu, Li Zhiqiang menjabat sebagai Wakil Direktur Institut Penelitian Donasi dan Transplantasi Organ Universitas Kedokteran Qingdao, serta Direktur ICU di Pusat Penyakit Hati Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao, dan dia diwawancarai oleh Hai Bao News.’

World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) atau Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan Terhadap Falun Gong melaporkan pada  23 Desember 2014 bahwa hingga tahun 2014, WOIPFG telah memperoleh informasi tentang transplantasi organ di 87 rumah sakit di 17 kota di Provinsi Shandong.

Menurut statistik tidak lengkap dari data yang dipublikasikan, rumah sakit-rumah sakit ini telah melakukan setidaknya 12.485 transplantasi ginjal, setidaknya 1.020 transplantasi hati, setidaknya 52 transplantasi jantung, setidaknya 12 transplantasi paru-paru, setidaknya 34.936 transplantasi kornea, setidaknya 8 transplantasi hati-ginjal kombinasi, setidaknya 1 transplantasi jantung-ginjal kombinasi, setidaknya 8 transplantasi pankreas-ginjal kombinasi, dan setidaknya 2 transplantasi jantung-paru-paru kombinasi.

WOIPFG juga menyediakan daftar pencarian yang mencakup 656 tenaga medis di 87 rumah sakit di Provinsi Shandong, termasuk Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao.

Sementara itu, beberapa pakar transplantasi dari Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qingdao telah menjadi subjek investigasi, termasuk Direktur ICU di Pusat Transplantasi Organ, Direktur Kantor Manajemen Donasi dan Transplantasi Organ, serta dokter kepala Li Zhiqiang. (Hui)