Alasan Presiden Iran Membujuk Pemimpin Tertinggi Khamenei untuk “Tidak Menyerang Israel” Hingga Respon Rakyatnya Tentang Perang

Baru-baru ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan secara pribadi meminta agar tidak menyerang Israel secara langsung. Namun, Khamenei tidak memberikan tanggapan yang jelas.

Selain itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, baru-baru ini dibunuh di Teheran, Iran. Pihak berwenang Iran terus mengancam akan membalas pihak yang bertanggung jawab, yang diduga adalah Israel. 

Namun, berbeda dengan pernyataan pemerintah Iran yang berapi-api, tidak ada tanda-tanda bahwa perang akan segera terjadi di jalanan Teheran dan kota-kota lainnya. Warga juga belum menerima instruksi persiapan perang, menunjukkan adanya kesenjangan serius antara pemerintah dan masyarakat.

Menurut laporan “Iran International,” meskipun negara sahabat dan musuh Iran menyerukan pengekangan, Iran terus mengancam akan melancarkan serangan rudal langsung ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli lalu di Teheran. Namun, tidak semua pejabat tinggi di Teheran setuju dengan gagasan balas dendam ini, beberapa pihak khawatir tentang dampak yang mungkin terjadi.

Sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa dalam pertemuan terbaru dengan Khamenei, bahwa Pezeshkian mendesak Khamenei untuk tidak menyerang Israel secara langsung untuk menghindari peningkatan ketegangan menjadi perang yang tidak perlu. Jika Israel melakukan serangan balik yang kuat, menyerang infrastruktur dan energi Iran, hal ini dapat melemahkan ekonomi negara secara serius, bahkan mengakibatkan kehancuran negara.

Pezeshkian juga memperingatkan bahwa beberapa pernyataan dan tindakan dari pejabat militer senior dapat menyeret Iran ke dalam perang. Pezeshkian menegaskan bahwa ia menentang aksi militer demi kepentingan Iran, bukan karena ia kurang memiliki pengetahuan atau pengalaman militer seperti yang diklaim oleh kelompok garis keras. Ia menekankan bahwa perang dengan Israel pasti akan merusak pemulihan ekonomi Iran, membuat negara dan rakyat semakin terpecah, serta merusak posisi internasional Iran yang sangat membutuhkan perbaikan.

Meskipun waktu, cakupan, dan cara Iran membalas masih belum jelas, tetapi dibandingkan dengan pernyataan pemerintah yang tiada henti, warga justru tidak tahu-menahu tentang persiapan perang.

Menurut laporan New York Times, semua lembaga pemerintah di Teheran dan 13 provinsi lainnya berhenti bekerja pada 7 Agustus. Di beberapa wilayah perbatasan timur dan barat, jam kerja kantor administrasi dipersingkat menjadi pukul 06.00 hingga 10.00 pagi. Selain itu, pemerintah mengeluarkan pemberitahuan penerbangan sipil, memperingatkan bahwa beberapa wilayah akan mengalami “aktivitas artileri” pada malam 7 Agustus hingga 8 Agustus selama beberapa jam.

Menteri Luar Negeri Sementara Iran, Ali Bagheri, pada  6 Agustus melalui media resmi menegaskan, bahwa “Reaksi Iran akan jelas dan keras.” Namun, Iran tidak mengeluarkan instruksi evakuasi untuk menghadapi kemungkinan serangan dari Israel, tidak ada tempat perlindungan sementara, tidak ada latihan pertahanan udara, tidak ada peringatan untuk persediaan logistik, dan tidak ada rencana tanggap darurat untuk rumah sakit.

Maliheh, seorang wanita berusia 66 tahun yang tinggal di Teheran, menggambarkan, “Kami tidak tahu apa-apa, kami terus memantau saluran berita di televisi satelit untuk memahami apa yang sedang terjadi, karena pejabat kami tidak mengatakan apa-apa.”

Warga Iran banyak yang menyatakan kecemasan dan kebingungan di media sosial dan dalam wawancara. Parisa, seorang seniman berusia 37 tahun yang tinggal di Teheran, mengungkapkan bahwa situasi ini sudah melampaui batas toleransi rakyat, “Banyak orang yang tidak pernah berpikir untuk meninggalkan negara ini, dan mempertimbangkan untuk berimigrasi. Semua orang merasa sangat sedih, gelisah, dan khawatir.” 

Namun, ada juga yang meragukan kemungkinan pecahnya perang besar, berpikir bahwa serangan Israel mungkin tidak akan mengganggu kehidupan sehari-hari dan layanan penting lainnya seperti air dan listrik.

 Kesenjangan serius antara pemerintah dan masyarakat Iran terlihat dari perbedaan antara pernyataan balas dendam yang berapi-api dari pemerintah dan ketidaktahuan masyarakat tentang persiapan perang. (Jhon)

Sumber : udn.com