Korea Selatan Menggelar Pertemuan Darurat Mengenai Risiko Kebakaran Mobil Listrik Setelah Kebakaran Besar di Apartemen

Para pemimpin pemerintah mengumumkan pertemuan darurat pada  Senin 12 Agustus setelah kebakaran besar yang disebabkan oleh mobil listrik yang terbakar

Chris Summers

Korea Selatan menggelar pertemuan darurat pada minggu ini untuk membahas masalah keamanan kendaraan listrik, setelah kebakaran besar di garasi parkir bawah tanah, yang disebabkan oleh kendaraan listrik (EV) yang terbakar, kata pemerintah pada  Senin 12 Agustus.

Pada pertemuan Selasa, para wakil menteri dari berbagai lembaga pemerintah diharapkan  berbagi langkah-langkah mereka untuk mencegah kebakaran mobil listrik. Pemerintah Korea Selatan akan mengumumkan peraturan baru tentang mobil listrik dalam beberapa minggu ke depan.

Kebakaran di sebuah garasi parkir di bawah sebuah blok apartemen di kota Incheon pada  1 Agustus membutuhkan waktu delapan jam untuk dipadamkan. Puluhan penghuni di blok apartemen tersebut dievakuasi, dan 87 kendaraan terbakar sementara ratusan lainnya mengalami kerusakan akibat kepulan asap.

Kebakaran dimulai karena alasan yang tidak diketahui dari sebuah mobil listrik Mercedes-Benz.

Gambar-gambar yang dipublikasikan di media Korea Selatan menunjukkan puluhan mobil yang hangus terbakar di tempat parkir, hanya menyisakan rangka besinya saja.

Di Korea Selatan, banyak blok apartemen memiliki garasi bawah tanah, yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap mobil listrik.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada  Februari, Kantor Pemadam Kebakaran dan Bencana Metropolitan Seoul mengatakan bahwa 1.399 kebakaran terjadi di tempat parkir bawah tanah di Korea Selatan antara tahun 2013 dan 2022, dengan hampir 44 persennya disebabkan oleh kendaraan.

Peraturan yang Lebih Ketat untuk Produsen Mobil Listrik

Surat kabar Korea Selatan, Chosun Ilbo, melaporkan pekan lalu bahwa negara tersebut berencana untuk mewajibkan produsen mobil listrik agar mengungkapkan merek baterai yang digunakan dalam mobil. Para pejabat kementerian transportasi akan mengadakan pembicaraan pada  Selasa dengan Mercedes-Benz Korea, Hyundai Motor Group, dan Volkswagen Group Korea untuk membahas proposal tersebut, demikian menurut laporan media.

Menurut The Korea Times, setelah kebakaran di Incheon, Mercedes-Benz Korea mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka “akan segera menyelidiki kendaraan tersebut secara menyeluruh bekerja sama dengan pihak berwenang.”

Pada  Juni, kebakaran di pabrik baterai lithium Aricell di Kota Hwaseong menewaskan 23 pekerja.

Api berasal dari lantai dua pabrik, di mana lebih dari 35.000 baterai lithium disimpan. Banyak dari mereka yang tewas adalah pekerja imigran asal Tiongkok, menurut media setempat.

Awal bulan ini, sebuah mobil crossover listrik Kia EV6, yang ditenagai oleh baterai SK On, produsen baterai Korea Selatan, terbakar di tempat parkir.

Park Moon-woo, penulis utama laporan tentang respons terhadap kebakaran mobil listrik di garasi bawah tanah, mengatakan bahwa pengungkapan informasi akan memberikan lebih banyak pilihan kepada pembeli, tetapi dia menunjukkan bahwa tidak ada bukti bahwa satu merek baterai mobil listrik lebih rentan terhadap kebakaran dibandingkan merek lainnya.

Para ahli mengatakan bahwa EV terbakar secara berbeda dari baterai pada mobil dengan mesin pembakaran internal.

Pada  Januari, Matt Humby, seorang konsultan teknis senior di produsen alat pemadam kebakaran Firechief Global, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa kebakaran pada kendaraan listrik “dapat bertahan lebih lama dan lebih mungkin untuk menyala kembali.”

Dia mengatakan bahwa ada “perbedaan signifikan dalam praktik terbaik untuk deteksi kebakaran dan pemadaman kebakaran untuk kendaraan listrik.”

Mercedes-Benz Korea, Hyundai Motor Group dan Volkswagen Group Korea belum memberikan komentar terkait pertemuan Selasa. Namun, dalam situs webnya, Mercedes-Benz Group mengatakan bahwa mereka “telah mengembangkan konsep perlindungan tegangan tinggi multi-tahap untuk kendaraan listriknya.”

“Sistem ini memiliki delapan elemen kunci untuk memastikan keamanan baterai dan semua komponen dengan tegangan di atas 60 volt,” tambahnya.

Pada  Januari, seorang anggota parlemen Inggris meminta pemerintah Inggris untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh kebakaran baterai lithium pada kendaraan.

Anggota parlemen dari Partai Konservatif Bob Blackman mengatakan, “Ada risiko keselamatan kebakaran yang sangat besar, dan Anda bisa sampai pada posisi di mana satu blok flat [apartemen] benar-benar bisa runtuh dalam situasi seperti itu, yang mana tidak perlu dipikirkan.”

“Litium adalah salah satu bahan kimia yang terbakar pada suhu yang sangat tinggi… dan menambahkan air ke dalam litium juga bukan rencana yang baik… Ini adalah risiko yang sangat tinggi, dan masalahnya adalah teknologi dan keamanannya belum terbukti,” tambahnya.

Reuters berkontribusi dalam laporan ini.