FBI: Sedang Menyelidiki Serangan Peretas Iran Terhadap Tim Kampanye Trump dan Harris

NTD

FBI atau Biro Investigasi Federal Amerika Serikat pada  Senin (12 Agustus) mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki kasus peretasan yang dilakukan oleh peretas Iran terhadap tim kampanye mantan Presiden Trump, dan juga menyelidiki apakah ada upaya untuk meretas tim kampanye Wakil Presiden Kamala Harris.

Dalam sebuah pernyataan, FBI menyebutkan bahwa mereka tengah menyelidiki upaya peretas Iran yang mengganggu pemilihan presiden AS dengan menyerang tim kampanye mantan Presiden Trump.

Diyakini bahwa tim kampanye Biden dan Harris juga menjadi sasaran serangan peretasan oleh Iran, yang sedang diselidiki oleh FBI.

Pada Kamis (8 Agustus) lalu, Microsoft merilis laporan “Microsoft Threat Intelligence” yang menyebutkan bahwa mereka telah melacak sejumlah aktivitas yang menunjukkan Iran berusaha mempengaruhi pemilihan presiden AS pada November 2024. Aktivitas ini semakin intens dalam beberapa minggu terakhir.

Laporan tersebut juga merinci beberapa tindakan dan metode agen asing yang bertujuan untuk memecah belah Amerika Serikat; aktivitas yang mendorong tujuan geopolitik Rusia dan Tiongkok juga diamati.

Pada Sabtu (10 Agustus), tim kampanye Trump menyatakan bahwa mereka menjadi korban serangan peretasan, yang diduga dilakukan oleh peretas Iran yang mencuri dan menyebarkan dokumen internal sensitif dari tim kampanye.

Di hari yang sama, situs berita politik Politico melaporkan bahwa mereka menerima email anonim yang berisi dokumen internal dari tim kampanye Trump.

“Dokumen-dokumen ini diperoleh secara ilegal, dengan tujuan untuk mengganggu pemilihan presiden 2024 dan menciptakan kekacauan dalam proses demokrasi Amerika,” ujar juru bicara tim kampanye Trump, Steven Cheung.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih pada  Senin menyatakan bahwa mereka mengecam keras setiap upaya dari pemerintah asing atau entitas yang mencoba mengintervensi pemilihan AS dan merusak institusi demokrasi Amerika.

“Kami sangat serius menanggapi laporan dan aktivitas semacam ini. Jadi, sekali lagi, kami menegaskan bahwa kami tidak akan mentolerir tindakan pengaruh atau intervensi seperti ini. Kami telah memberi tahu para aktor asing bahwa pengaruh atau intervensi semacam ini tidak dapat ditoleransi,” kata sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan keprihatinan terhadap insiden ini. “Rezim Iran mungkin terlibat dalam kegiatan yang merusak stabilitas dan pasti akan mempengaruhi serta mengganggu pemilihan,” kata bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel. (jhon)