Reputasi Burung Dodo yang Dianggap Lamban dan Bodoh Kini Ditulis Ulang oleh Para Ilmuwan Evolusi

EtIndonesia. Burung dodo ternyata bukan bebek yang dungu seperti yang kita duga sebelumnya.

Meskipun reputasinya suram, para ahli biologi evolusi telah mengetahui bahwa burung yang yang diburu hingga punah oleh manusia pada tahun 1600-an, ternyata sangat “sangat kuat,” menurut wawasan baru yang diterbitkan minggu lalu di Zoological Journal of the Linnean Society.

“Apakah burung dodo benar-benar hewan yang bodoh dan lambat seperti yang kita yakini selama ini? Beberapa catatan tertulis tentang burung dodo yang masih hidup mengatakan bahwa burung itu adalah hewan yang bergerak cepat dan mencintai hutan,” kata penulis studi Mark Young, seorang peneliti dan profesor di University of Southampton di Inggris.

Keunggulan evolusi burung dodo terjadi sebagai kepunahan spesies pertama yang pernah diamati oleh manusia secara langsung. Burung gemuk yang tidak bisa terbang itu bertemu dengan predator terakhirnya saat penjajah Belanda tiba di Pulau Mauritius pada tahun 1598, yang gemar menyantap burung dodo yang malang. Hanya butuh 70 tahun untuk memusnahkan mereka, terakhir terlihat pada tahun 1662, menurut Museum Sejarah Alam Universitas Oxford.

Kisah burung dodo yang malang itu telah lama menjadi kisah peringatan. Disebut burung dodo saat ini identik dengan ketidakmampuan. Para peneliti awal percaya bahwa burung setinggi 3 kaki dan seberat 45 pon itu hidup terlalu nyaman di pulau terpencil tanpa predator, dan menyalahkan keberadaan mereka yang tidak terancam sebagai penyebab terhambatnya kemajuan evolusi.

Oleh karena itu, burung dodo siap untuk diintervensi manusia — dan dikonsumsi.

Para peneliti mulai dengan membongkar mitos-mitos awal tentang spesimen burung dodo, yang beberapa di antaranya jelas-jelas fiktif. Setelah kisah nyata diurai, mereka mengkategorikan ulang burung dodo dan burung yang disebut solitaire (Pezophaps solitaria), yang hidup di pulau Rodrigues di Mauritius, sebagai sepupu dekat, dalam keluarga yang sama dengan burung dara dan merpati.

Keterkaitan yang baru diidentifikasi ini juga membantu mengubah pandangan kita tentang burung dodo.

“Bukti dari spesimen tulang menunjukkan bahwa tendon burung dodo yang menutup jari-jari kakinya sangat kuat, mirip dengan [urat] burung yang memanjat dan berlari yang hidup saat ini,” kata rekan penulis studi Neil Gostling, seorang ahli biologi evolusi dan kolega universitas. “Makhluk-makhluk ini beradaptasi dengan sempurna dengan lingkungannya.”

Sementara itu, para ilmuwan di Colossal Biosciences sedang mencoba menghidupkan kembali spesies burung yang telah lama punah ini dalam upaya revolusioner untuk menstabilkan kembali ekosistem di Mauritius. (yn)

Sumber: nypost