Turki Terlibat Konflik Internal, Anggota Parlemennya Saling Berkelahi Hingga Kabar Miring Tentang Erdogan dari Israel

Terjadi kerusuhan di parlemen Turki, yang membuat netizen berspekulasi bahwa hal ini mungkin terkait dengan simpanan sebesar $3 miliar milik Ismail Haniyeh di bank Turki. Inty, seorang pengamat berita di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), membagikan informasi ini.

www.aboluowang.com

Pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Teheran, ibu kota Iran, pada dini hari 31 Juli lalu, sehingga kembali meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. 

Di tengah situasi ini, beredar kabar bahwa Turki menolak mengembalikan simpanan senilai $3 miliar milik Haniyeh yang disimpan di bank Turki kepada dua anaknya, yang dianggap sebagai tindakan penggelapan. Beberapa netizen mengaitkan kabar ini dengan insiden perkelahian di parlemen Turki baru-baru ini, menduga ada hubungan antara keduanya.

Akun X “Israel War Room” memposting cuitan bahwa Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengungkapkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini berseteru dengan dua anak Haniyeh. Penyebabnya adalah mereka ingin mendapatkan simpanan ayah mereka yang berada di bank Turki senilai $3 miliar, namun ditolak oleh Erdogan. Akun x “Israel War Room” bahkan mengecam tindakan Erdogan sebagai aksi “penggelapan”.

Katz juga mengungkapkan bahwa Haniyeh, yang berasal dari kamp pengungsi Al-Shati, tidak jelas bagaimana bisa mengumpulkan kekayaan sebesar itu, mengapa uang tersebut disimpan di bank Turkiye, dan apa hubungan Erdogan dengan dana tersebut, yang semuanya perlu diselidiki. Katz menambahkan bahwa jika kekayaan ini digunakan untuk rakyat Gaza, banyak kehidupan warga sipil yang bisa diperbaiki.

Kantor Komunikasi Presiden Turki dan Kementerian Luar Negeri Turki merilis pernyataan terkait hal ini, menyebut bahwa klaim Katz “keliru,” dan bahwa Haniyeh tidak memiliki simpanan apapun di bank Turki. 

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa dua putra Haniyeh memang baru-baru ini bertemu dengan Erdogan, yang turut menyampaikan belasungkawa atas kematian Haniyeh, tetapi tidak ada pembicaraan tentang warisan selama pertemuan itu. Pihak Turki menuduh pemerintah Israel berusaha menyebarkan “berita palsu” untuk memanipulasi opini publik global dan meminta agar tindakan tersebut dikecam.

Beberapa netizen juga mengaitkan konflik fisik yang terjadi di parlemen Turki pada 16 Agustus dengan uang $3 miliar milik Haniyeh. Namun demikian, menurut laporan AFP, penyebab sebenarnya dari konflik tersebut adalah debat mengenai pemecatan seorang anggota parlemen oposisi. Anggota parlemen Can Atalay dari Partai Pekerja Turki divonis 18 tahun penjara pada 2022 karena mengorganisir aksi protes pada 2013 yang mencoba menggulingkan pemerintah. Namun, ia terpilih sebagai anggota parlemen dalam pemilihan 2023, yang memicu konflik ini.

Saat itu, Ahmet Sik, sesama anggota parlemen dari Partai Pekerja Turki, mencoba membela Atalay dalam debat pemecatan tersebut, tetapi kata-kata kerasnya memicu kemarahan anggota parlemen dari partai yang berkuasa, yang berujung pada perkelahian fisik. Insiden tersebut menyebabkan dua anggota parlemen oposisi terluka, dan pemimpin Partai Rakyat Republik, partai terbesar kedua di parlemen, Ozgur Ozel, mengecam insiden kekerasan tersebut, mengaku merasa sangat malu menyaksikan kejadian itu. (jhon)