www.aboluowang.com
Vincent Lyne, seorang peneliti dari Institut Penelitian Kelautan dan Kutub di Universitas Tasmania, Australia, dalam jurnal profesional Journal of Navigation menerbitkan sebuah makalah yang menyatakan bahwa puing-puing pesawat MH370 berada di kedalaman 6000 meter di dasar lautan, tepatnya di sebuah lembah dasar laut yang terletak di sebelah barat Australia, di bagian tenggara Samudra Hindia, di wilayah Broken Ridge. Topografi dasar laut di daerah ini sangat curam dan terjal, menjadikannya “tempat persembunyian yang sempurna untuk puing-puing pesawat.”
Makalah Lyne ini ditulis pada tahun 2021 dan baru lolos penilaian rekan sejawat untuk dipublikasikan secara resmi. Makalah tersebut menyebutkan bahwa meridian dari Bandara Internasional Penang, Malaysia, dan jalur simulasi penerbangan yang ditemukan di komputer kapten pesawat MH370, Zaharie Ahmad Shah, bertemu di wilayah Broken Ridge. Titik pertemuan ini adalah sebuah lembah yang kedalamannya mencapai 6000 meter. Posisi terakhir MH370 yang terdeteksi berada di dekat Bandara Internasional Penang.
Lyne menyatakan bahwa berdasarkan analisis puing-puing sayap yang ditemukan sebelumnya di Pulau Réunion, MH370 kemungkinan tidak jatuh secara tak terkendali, tetapi kapten pesawat mungkin telah mencoba mendaratkan pesawat di atas laut pada saat-saat terakhir.
Larry Vance, seorang pakar investigasi kecelakaan udara dari Kanada, sebelumnya juga membuat analisis yang serupa. Namun, kedua ahli ini tidak memberikan penjelasan apakah kapten pesawat tersebut sengaja atau terpaksa mendaratkan pesawat di laut.
Lyne sekarang mendesak pihak berwenang dari berbagai negara untuk melakukan pencarian besar-besaran di lokasi yang ia identifikasi sebagai tempat puing-puing pesawat berada.
Pada tahun 2021, insinyur penerbangan Inggris, Richard Godfrey, juga menggunakan sistem penyebaran sinyal lemah dan data satelit maritim internasional, menyatakan bahwa puing-puing MH370 berada di wilayah Broken Ridge.
Pada 8 Maret 2014, pesawat Boeing 777 dengan nomor penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines hilang dari layar radar saat dalam perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Tiongkok. Di pesawat tersebut terdapat 239 penumpang dan awak, termasuk 154 penumpang asal Tiongkok. Hilangnya pesawat MH370 menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan modern.
Penyebab hilangnya pesawat tersebut hingga kini masih belum jelas. Meskipun telah dilakukan pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan, hingga saat ini pesawat tersebut belum ditemukan.
Pada Juli 2018 lalu, pemerintah Malaysia merilis laporan investigasi yang menyatakan bahwa MH370 sengaja mengubah arah penerbangannya, dan setelah komunikasi terputus, pesawat tersebut terbang selama lebih dari tujuh jam.
Laporan tersebut menyatakan bahwa penyebab hilangnya pesawat masih belum dapat dipastikan dan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya “campur tangan pihak ketiga.” Sejumlah teori tentang penyebab hilangnya MH370, termasuk kecelakaan, pembajakan, dan bahkan konspirasi terorisme pun telah diusulkan. (jhon)