www.aboluowang.com
Kementerian Pertahanan Turkiye menyatakan bahwa pasukan Turkiye melancarkan operasi militer berturut-turut di bagian utara Irak dan Suriah, menewaskan 35 anggota pasukan Kurdi.
Selama lebih dari setengah tahun terakhir, situasi di Timur Tengah semakin memanas, dengan perang Gaza yang masih berlangsung. Ketegangan antara Israel dan Lebanon juga terus meningkat. Hubungan antara Iran dan Israel telah mencapai puncak ketegangan baru.
Tiga kelompok tempur kapal induk AS telah dikerahkan di Timur Tengah, tampaknya siap kapan saja untuk melancarkan serangan “bedah”. Sementara itu, Eropa terlibat dalam perang yang berkepanjangan. Jika situasi di Timur Tengah benar-benar lepas kendali, krisis perang dan energi akan menyebar ke seluruh dunia.
Pihak Turkiye menyatakan bahwa mereka melakukan “operasi kontra-terorisme”, tetapi kenyataannya, tujuannya bukan semata-mata untuk melawan pasukan Kurdi.
Sebagai negara yang terletak di antara Eropa dan Asia, Turkiye selalu berupaya memainkan peran yang lebih besar dalam urusan Timur Tengah. Melalui operasi militer ini, Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdoğan, dapat meningkatkan pengaruhnya dan menunjukkan kekuatan militer serta pengaruh regional Turkiye kepada masyarakat internasional.
Turkiye memilih waktu ini untuk menyerang pasukan Kurdi karena Amerika Serikat sedang terjebak dalam masalah di tempat lain. Konflik antara Turkiye dan Kurdi sudah berlangsung lama, dan bisa dikatakan ini adalah salah satu masalah paling rumit di Timur Tengah. Kurdi adalah kelompok etnis terbesar di Timur Tengah yang tidak memiliki negara sendiri, tersebar di Turkiyw, Irak, Suriah, dan Iran. Mereka telah lama berjuang untuk mendapatkan otonomi lebih besar, bahkan mendirikan negara merdeka.
Bagi Turkiye, masalah Kurdi tidak hanya menyangkut keamanan nasional, tetapi juga keutuhan wilayah. Turkiye khawatir bahwa jika Kurdi diberikan otonomi yang lebih besar, hal itu bisa menyebabkan perpecahan negara.
Oleh karena itu, Turkiye selalu mengambil sikap keras, berupaya menekan pasukan Kurdi melalui cara militer. Namun, karena sebagian pasukan Kurdi adalah sekutu Amerika Serikat, Turki terkadang harus mempertimbangkan pengaruh Amerika.
Kini, ketika Amerika Serikat sibuk dengan masalah Iran dan Israel, Turkiye memanfaatkan celah waktu ini untuk melancarkan serangan. Operasi militer Turkiye ini sekali lagi menyoroti rumitnya situasi geopolitik di Timur Tengah. Hal ini mengingatkan kita bahwa di wilayah ini, perdamaian dan stabilitas masih merupakan impian yang jauh dari kenyataan. (jhon)