Hampir 3.000 Orang Terluka Akibat Perangkat Pager Meledak Secara Massal di Lebanon, AS Bantah Terlibat 

Perangkat komunikasi pager di beberapa wilayah Lebanon dan Suriah meledak pada Selasa 17 September 2024. Insiden tersebut menyebabkan banyak korban jiwa dan hampir 3.000 orang terluka. Pentagon Amerika Serikat kemudian menyatakan  tidak mengetahui dan tidak terlibat dalam insiden ini, serta menyerukan kepada Israel dan Hizbullah Lebanon untuk menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi

oleh Zhao Fenghua dan Tian Yuan dari New Tang Dynasty Television

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, dalam konferensi pers mengatakan bahwa ledakan pager menyebabkan setidaknya 8 orang tewas dan 2.750 lainnya terluka, dengan 200 orang di antaranya mengalami luka serius. Sekitar 100 rumah sakit sedang merawat para korban luka.

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, mengatakan, “Pada pukul 15:30 sore ini, banyak korban mulai datang ke rumah sakit. Mereka terluka akibat ledakan pager yang mereka bawa.”

Sebelum insiden ini, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah memperingatkan para anggotanya untuk tidak membawa ponsel guna menghindari pelacakan oleh Israel dan serangan terarah. Kementerian Kesehatan Lebanon juga meminta para pekerja kesehatan untuk menghindari penggunaan perangkat nirkabel.

Di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon, Lebanon menuduh Israel melakukan serangan jarak jauh sebagai penyebab insiden ini.

Hingga saat ini, militer Israel belum memberikan komentar terkait ledakan tersebut.

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder, pada  Selasa menanggapi bahwa Amerika Serikat tidak mengetahui insiden ledakan pager di Lebanon.

Sementara itu, Amerika Serikat berharap konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi.

Mayor Jenderal Patrick Ryder mengatakan, “Sejauh yang saya tahu, Amerika Serikat sama sekali tidak terlibat dalam insiden ini. Kami juga sedang memantau situasi ini.”

Patrick Ryder menambahkan, “Kami akan terus secara aktif mendorong penyelesaian ketegangan di perbatasan Israel dan Lebanon melalui cara diplomasi.”

Pada hari yang sama, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan informasi tentang insiden ini.

Ketika ditanya apakah insiden tersebut didalangi oleh Israel, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan, “Saat ini, saya tidak memiliki penilaian apapun terkait masalah ini.”

Amerika Serikat pada Selasa kembali mendesak Iran agar tidak memanfaatkan insiden apapun guna memperburuk ketidakstabilan dan ketegangan di kawasan. (hui)