7 Hal yang Diketahui Tentang Ryan Wesley Routh, Tersangka Percobaan Pembunuhan Trump yang Kedua

Jack Phillips – The Epoch Times

Ryan Wesley Routh, 58 tahun, dari Hawaii, diidentifikasi sebagai tersangka dalam percobaan pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump di sebuah lapangan golf pada  Minggu, 15 September 2024 di Palm Beach, Florida.

Routh didakwa pada Senin pagi di pengadilan federal dengan dua dakwaan federal-kepemilikan senjata api oleh penjahat yang telah dihukum dan kepemilikan senjata api dengan nomor seri yang dilenyapkan.

Tersangkan mengatakan kepada pengadilan bahwa dia memiliki seorang putra berusia 25 tahun, tidak memiliki aset, selain truk di Hawaii yang bernilai sekitar $ 1.000, dan menghasilkan sekitar $ 3.000 per bulan.

Dia diwakili oleh seorang pembela umum dan akan kembali ke pengadilan pada 23 September, menurut para wartawan di gedung pengadilan federal di West Palm Beach, Florida.

Para wartawan mengatakan Routh tampil dengan jumpsuit biru dan diborgol. Tidak ada motif yang diungkapkan oleh aparat penegak hukum federal, negara bagian, atau lokal.

Ryan Wesley Routh berbicara dalam sebuah wawancara di sebuah rapat umum di pusat kota Kyiv, Ukraina, pada 27 April 2022, dalam sebuah foto yang diambil dari video. AFPTV/AFP via Getty Images

1- Mengkritik Trump

Di X pada tahun 2020, Routh menyatakan dukungannya kepada kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Senator Bernie Sanders (I-Vt.) dan juga mantan anggota DPR AS Tulsi Gabbard (D-Hawaii). Di postingan lainnya, ia mengatakan bahwa ia memilih Trump pada tahun 2016, tetapi pendapatnya tentang mantan presiden tersebut tampaknya telah memburuk, berdasarkan postingannya.

Pada satu titik di  Juli, setelah upaya pembunuhan pertama yang menargetkan mantan presiden di Butler, Pennsylvania, Routh menulis bahwa dia yakin Trump tidak akan pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi para korban. Dia juga mendesak Presiden Joe Biden untuk mengunjungi mereka dalam sebuah tulisan, salah satu dari beberapa tulisan yang dibuatnya tentang penembakan 13 Juli di Butler.

Awal tahun ini, Routh menandai Biden dalam sebuah postingan di X: “POTUS Kampanye Anda seharusnya dinamai seperti KADAF. Jaga agar Amerika tetap demokratis dan bebas. Trump harus menjadi MASA … menjadikan Amerika sebagai tuan lagi. DEMOKRASI ada di surat suara dan kita tidak boleh kalah.”

Dalam sebuah unggahan pada Juni 2020 di X yang ditujukan kepada Presiden Trump saat itu, Routh mengatakan bahwa presiden akan memenangkan pemilihan kembali jika dia mengeluarkan perintah eksekutif bagi Departemen Kehakiman untuk menuntut dugaan pelanggaran polisi setelah kematian George Floyd, yang memicu kerusuhan dan protes yang meluas di seluruh Amerika Serikat.

Dalam unggahan lain pada Juni 2020, Routh menulis kepada akun X milik Trump bahwa meskipun dia memilihnya pada 2016, dia “berharap presiden Trump akan berbeda dan lebih baik dari kandidat lainnya.”

“Namun kami semua sangat kecewa dan tampaknya Anda semakin memburuk dan tidak berubah. Saya akan senang ketika Anda lengser,” tulisnya.

2- Memiliki Riwayat Pemungutan Suara, Catatan Kriminal, dan Catatan FBI

Catatan menunjukkan bahwa Routh, 58 tahun, tinggal di North Carolina hampir sepanjang hidupnya sebelum pindah pada tahun 2018 ke Kaaawa, Hawaii, tempat dia dan putranya mengoperasikan sebuah perusahaan yang membangun gudang, menurut versi arsip halaman web untuk bisnis tersebut.

Routh terdaftar sebagai pemilih yang tidak terafiliasi di North Carolina pada tahun 2012, dan baru-baru ini memberikan suara secara langsung dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di negara bagian tersebut pada Maret, menurut sebuah catatan.

Catatan keuangan kampanye federal menunjukkan bahwa Routh telah memberikan 19 sumbangan politik kecil dengan total $140 sejak tahun 2019 dengan menggunakan alamatnya di Hawaii kepada ActBlue, sebuah komite aksi politik yang mendukung para kandidat Partai Demokrat dan gerakan-gerakan progresif.

Selama bertahun-tahun, ia telah beberapa kali berurusan dengan penegak hukum, termasuk pada tahun 2002 ketika ia dituduh memiliki senjata pemusnah massal, demikian catatan pengadilan dari Departemen Pemasyarakatan Dewasa North Carolina.

Sebuah berita di News & Record pada saat itu melaporkan bahwa seorang pria dengan nama serupa ditangkap setelah kebuntuan berjam-jam dengan polisi. Dilaporkan bahwa dia akhirnya menepi, menodongkan pistol, dan membarikade dirinya sendiri di sebuah bisnis lokal. Perusahaan atap tersebut adalah miliknya, menurut laporan pada saat itu.

Pada  Senin, agen khusus FBI , Jeffrey Veltri, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Routh adalah subjek dari sebuah informasi yang diberikan kepada FBI pada  2019, yang kemudian ditutup. Tidak ada rincian yang diberikan tentang petunjuk tersebut, dan Veltri mengatakan bahwa informasi tersebut telah dirujuk ke penegak hukum setempat.

“Menindaklanjuti petunjuk tersebut, pelapor yang diduga telah diinterogasi dan… tidak memverifikasi bahwa ia memberikan informasi awal. FBI meneruskan informasi tersebut kepada penegak hukum setempat di Honolulu,” katanya.

3- Eksis di Media Sosial, Pendukung Berat Ukraina

Routh meninggalkan jejak media sosial yang luas. Profil yang terkait dengan Routh di X, Facebook, dan LinkedIn telah dihapus oleh situs-situs media sosial tersebut beberapa jam setelah kejadian pada  Minggu.

Routh, dalam postingan media sosial dan wawancara dengan berbagai media, merujuk pada perang di Ukraina, termasuk upayanya  merekrut orang-orang untuk berperang dalam konflik tersebut.

Ketiga akun dengan nama Routh menunjukkan bahwa ia adalah pendukung setia Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung.

Dia berkomentar tentang perekrutan tentara Afghanistan untuk berperang di Ukraina dan  tentara-tentara itu ditempatkan di Taiwan dan Haiti, menurut tinjauan Epoch Times terhadap akun media sosialnya sebelum akunnya dihapus.

“Berjuang dan mati untuk menghentikan agresi,” tulisnya di X pada Februari 2023 tentang Ukraina. “Semua orang harus marah dan memberikan bantuan.”

Dalam sebuah video yang beredar di dunia maya, Routh mengatakan, “Ini adalah tentang kebaikan melawan kejahatan.”

Video yang direkam oleh The Associated Press menunjukkan Routh dalam sebuah demonstrasi kecil di Alun-Alun Kemerdekaan Kyiv pada April 2022, dua bulan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke negara itu. Dia memegang sebuah plakat yang bertuliskan: “Kita tidak bisa mentolerir korupsi dan kejahatan selama lebih dari 50 tahun lagi. Akhiri Rusia demi anak-anak kita.”

Routh mengenakan rompi biru dengan bendera AS di bagian belakang.

Sebuah buku yang ditulis oleh seseorang dengan nama yang sama – Ryan Routh – berjudul, “Ukraine’s Unwinnable War: The Fatal Flaw of Democracy, World Abandonment and the Global Citizen-Taiwan, Afghanistan, North Korea and the end of Humanity,” pada Senin pagi masih tersedia di Amazon.

Buku ini memuat banyak referensi tentang perekrutan tentara Afghanistan untuk berperang di Ukraina. Salah satu kutipan berbunyi:

“Ketika Taliban melakukan genosida dan membunuh mayoritas penduduk Afghanistan; kami memiliki 5.900 tentara Afghanistan yang siap dikerahkan ke Ukraina dan kami memiliki 10.000 tentara pembebasan Suriah (dikurangi 67 orang yang terbunuh dalam gempa bumi minggu lalu) yang ditolak oleh Ukraina dan Amerika Serikat untuk mengijinkan dan mengkoordinasikan mereka untuk berangkat dan bertempur di Ukraina.”

4- Memberikan Beberapa Wawancara Media

The New York Times melaporkan pada Minggu bahwa mereka telah mewawancarai Routh pada tahun 2023 untuk sebuah artikel tentang warga Amerika Serikat yang menjadi relawan untuk membantu operasi perang Ukraina. Dalam artikel, dia mengatakan kbahwa dirinya telah melakukan perjalanan ke Ukraina dan menghabiskan beberapa bulan di sana pada tahun 2022 dan mencoba merekrut tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban untuk berperang di Ukraina.

“Banyak konflik lain yang abu-abu, tetapi konflik ini jelas hitam dan putih. Ini adalah tentang kebaikan melawan kejahatan,” kata Routh dalam sebuah wawancara yang diposting oleh Newsweek Romania pada Juni 2022. Komentarnya menunjukkan bahwa dia berada di Kyiv pada saat itu.

Routh juga memiliki sebuah situs web yang digunakannya untuk mengumpulkan uang dan merekrut sukarelawan agar pergi ke Kyiv untuk bergabung dalam perang melawan invasi Rusia. Beberapa foto yang tampaknya diambil dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan dirinya berada di berbagai tempat di Kyiv, ibu kota Ukraina. Foto-foto lain menunjukkan dia dengan rambut yang diwarnai kuning dan biru yang merujuk pada warna bendera Ukraina.

Routh berbicara kepada wartawan CBS News beberapa kali, menempatkan koresponden mereka dalam kontak dengan para pejuang asing di Ukraina, menurut outlet berita tersebut. Disebutkan bahwa ia sering mengatakan bahwa ia ingin merekrut tentara agar bisa bertempur di Ukraina.

5- Menghadapi Agen Secret Service

Pada Minggu, Sheriff Palm Beach County, Ric Bradshaw, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa seorang agen Secret Service yang bertugas menjaga keamanan Trump sempat terlibat kontak senjata dengan tersangka, yang kemudian melarikan diri dari lokasi kejadian, dan anggota agen tersebut menembaki tersangka.

Sebuah senapan jenis SKS, kamera GoPro, dan dua tas ransel ditemukan di dekat pagar rantai lapangan golf, sekitar 400 hingga 500 yard dari Trump yang sedang bermain golf.

Bradshaw mengatakan bahwa seorang saksi juga melihat seorang pria melompat dari semak belukar dan melarikan diri dengan mobil Nissan berwarna hitam. Mobil itu kemudian menepi sekitar 50 mil sebelah utara lapangan golf, kata kantor sheriff Martin County.

6- Ditangkap oleh Polisi di Jalan Raya

Sheriff Martin County, William D. Snyder, mengatakan kepada para wartawan pada  Minggu bahwa sebuah bagian  Jalan Raya  Interstate 95 ditutup sementara para petugas membawa Routh ke dalam tahanan. Ia menjelaskan bahwa manuver polisi yang digunakan bertujuan untuk menghentikannya.

Dalam mendeskripsikan Routh, sheriff mengatakan bahwa dia tampak tenang dan tidak mengajukan pertanyaan tentang mengapa dia ditahan selama penangkapan.

Routh terlihat ditangkap dan dibawa ke tahanan pada 15 September dalam rekaman kamera pengawas yang dirilis oleh kantor Sheriff Martin County.

Dalam rekaman tersebut, deputi sheriff terdengar berkata, “Pengemudi… ambil dua langkah ke kanan,” sebelum para deputi menangkapnya dan memborgolnya di pergelangan tangannya. Routh, yang perutnya terbuka sebagian, tidak mengatakan apa-apa dalam video yang dirilis oleh kantor tersebut.

7- Memiliki Putra yang Berbicara kepada Media

Putra Routh, Oran Routh, mengatakan kepada CNN pada Minggu malam bahwa dia adalah “seorang ayah yang penuh kasih dan perhatian, serta seorang pekerja keras yang jujur.”

“Saya tidak tahu apa yang terjadi di Florida, dan saya berharap semua ini hanya dilebih-lebihkan, karena dari apa yang saya dengar, tidak terdengar seperti orang yang saya kenal melakukan sesuatu yang gila, apalagi melakukan kekerasan,” katanya.

Routh yang lebih muda juga mengatakan kepada Daily Mail bahwa ayahnya tidak menyukai Trump. Ia menegaskan bahwa ayahnya bukanlah orang yang suka melakukan kekerasan.

“Dia adalah ayah saya dan yang mana dia miliki hanyalah beberapa tilang lalu lintas, sejauh yang saya ketahui,” kata putranya kepada tabloid tersebut. “Itu gila. Saya mengenal ayah saya dan mencintai ayah saya, tapi itu tidak seperti dia.”

Associated Press berkontribusi dalam laporan ini.