Di Tengah Berlangsungnya Baku Tembak Antara Israel dan Hizbullah, Korps Garda Revolusi Iran Melarang Penggunaan Perangkat Komunikasi

Ketika baku tembak antara Israel dan Hizbullah berlanjut, dua pejabat keamanan senior Iran mengungkapkan kepada Reuters bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) telah memerintahkan semua anggotanya untuk berhenti menggunakan segala jenis perangkat komunikasi. Hal ini terjadi karena ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh sekutu mereka, Hizbullah Lebanon, meledak dalam serangan mematikan minggu lalu

www.aboluowang.com

Pada 18 September 2024, anggota tentara Lebanon bersiap melakukan ledakan terkendali terhadap perangkat walkie-talkie di luar Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut, Lebanon. Menurut laporan eksklusif Reuters, seorang pejabat keamanan Iran menyatakan bahwa IRGC sedang melakukan operasi besar untuk memeriksa semua peralatan, bukan hanya perangkat komunikasi. Ia menambahkan bahwa sebagian besar peralatan tersebut adalah buatan lokal atau diimpor dari Tiongkok dan Rusia.

Pejabat tersebut menambahkan bahwa Iran khawatir akan infiltrasi agen-agen Israel, termasuk orang-orang Iran yang menerima bayaran dari Israel. Iran telah memulai penyelidikan menyeluruh terhadap orang-orang ini, terutama di kalangan anggota menengah hingga senior Korps Pengawal Revolusi. Karena sensitivitas masalah ini, pejabat yang diwawancarai meminta agar identitasnya dirahasiakan.

Pejabat keamanan itu mengatakan, “Ini mencakup pemeriksaan rekening bank mereka, baik di dalam maupun luar negeri, serta riwayat perjalanan mereka dan keluarga mereka.” Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Dalam Negeri Iran belum segera menanggapi pernyataan pejabat tersebut kepada Reuters.

Pada Selasa (17/9) lalu, ribuan pager meledak di markas Hizbullah. Dan pada Rabu (18/9), ratusan walkie-talkie Hizbullah juga meledak. Serangkaian serangan ini menewaskan 39 orang dan melukai lebih dari 3.000 lainnya.

Lebanon dan Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan tersebut. Israel tidak membantah maupun mengonfirmasi keterlibatannya. Pejabat keamanan yang diwawancarai Reuters menolak untuk mengungkapkan bagaimana pasukan IRGC yang beranggotakan 190.000 orang tersebut saat ini berkomunikasi. Ia mengatakan, “Saat ini kami menggunakan sistem pesan dengan enkripsi end-to-end.”

Pejabat tersebut menyatakan bahwa kekhawatiran menyebar luas di kalangan pemerintahan Iran. Para pejabat IRGC telah menghubungi Hizbullah untuk melakukan evaluasi teknis, dan beberapa sampel alat peledak telah dikirim ke Teheran untuk diperiksa oleh para ahli Iran.

Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan terhadap Lebanon dan Gaza. Pada Senin dini hari (23/9), Angkatan Udara Israel melancarkan puluhan serangan udara di wilayah selatan Lebanon. Militer Israel meminta penduduk setempat segera meninggalkan rumah dan bangunan lain yang menjadi tempat penyimpanan senjata oleh kelompok bersenjata Hizbullah, serta mengumumkan bahwa mereka sedang melakukan “serangan besar-besaran” terhadap Hizbullah.

Selain itu, menurut pejabat medis Palestina, serangan udara Israel pada Senin pagi di Jalur Gaza menewaskan 8 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak. Penduduk dari berbagai desa di Lebanon selatan memposting foto di media sosial yang menunjukkan kota mereka sedang dibom. Badan berita nasional Lebanon juga melaporkan serangan udara di berbagai daerah.

Juru bicara militer Israel berbahasa Arab menyatakan bahwa Angkatan Udara Israel sedang menyerang target terkait dengan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon. Karena insiden ledakan pager dan walkie-talkie serta serangan Israel, Hizbullah pada hari Minggu (22/9) menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel bagian utara, beberapa di antaranya jatuh di dekat kota pelabuhan Haifa.

Pada hari Jumat sebelumnya (20/9), Israel melancarkan serangan udara di pinggiran Beirut, menewaskan seorang komandan militer senior Hizbullah, puluhan anggota Hizbullah lainnya, serta puluhan warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak. (jhon)