Kengerian Saat Simpanse yang Terkenal Menggunakan Alat Secara Brutal Merenggut Bayi dari Pelukan Ibunya dan Membunuhnya

EtIndonesia. Kengerian terjadi di Boussou, Afrika Barat, setelah simpanse yang terkenala sering menggunakan alat merenggut bayi dari pelukan ibunya dan membunuhnya.

Simpanse di daerah tersebut telah lama menjadi pusat perhatian wisatawan dan akademisi setelah mereka pertama kali terlihatnya menggunakan palu batu dan landasan untuk menghancurkan makanan mereka.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mengunjungi situs terpencil di Afrika untuk mempelajari hewan tersebut dan perilakunya yang sangat tidak biasa tetapi cerdik.

Simpanse tersebut hidup di dekat Pegunungan Nimba yang dikelilingi oleh masyarakat pertanian yang padat penduduk yang mengatakan bahwa simpanse tersebut adalah reinkarnasi dari nenek moyang mereka.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir jumlah simpanse telah berkurang menjadi hanya empat.

Dan sementara para ilmuwan dan wisatawan telah mempelajari kera tersebut selama beberapa dekade tanpa masalah, tragedi terjadi Jumat lalu (20/9) ketika salah satu dari dua simpanse jantan yang tersisa merenggut bayi perempuan berusia delapan bulan dari pelukan ibunya.

Hewan itu kemudian membawa bayi itu ke hutan dan membunuhnya dengan brutal.

Mereka yang berada di tempat kejadian mengatakan kepada media lokal bahwa gadis itu mungkin telah membuat marah simpanse itu dengan menggunakan alat-alatnya.

Sementara itu, laporan lain menunjukkan bahwa organ-organ gadis itu telah diambil untuk dimakan.

Kepala peneliti di lembaga Bossou, Jenderal Yamakoshi, mengatakan kepada Times bahwa simpanse ‘tidak lagi takut pada manusia’.

“Tidak jelas apakah kejadian itu terjadi karena makanan atau kegembiraan. Perilaku itu mirip dengan cara simpanse memperlakukan satu sama lain. Jika mereka gembira, mereka tidak dapat mengendalikan perilaku mereka,” tambah ahli itu.

Joseph Doré, seorang penduduk setempat yang menyalahkan Lembaga Penelitian Lingkungan Bossou, mengatakan kepada Times: “Itulah cara dia dibunuh, itulah yang membuat penduduk marah.”

Doré mengatakan kepada situs web Guinea News bahwa pada akhirnya rasa laparlah yang mendorong simpanse itu untuk merenggut dan membunuh bayi itu.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa proyek penanaman koridor hijau baru untuk menghubungkan simpanse dengan kelompok yang lebih besar telah menggusur para petani, menyebabkan mereka dan hewan-hewan kekurangan makanan.(yn)

Sumber: unilad