NATO Siapkan Rencana Evakuasi Pasien Cedera Jika Terjadi Perang dengan Rusia

Zhang Ting

Seorang jenderal senior menyatakan bahwa untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang dengan Rusia, NATO sedang mengoordinasikan rencana evakuasi massal korban cedera dari garis depan. Ini kemungkinan akan dilakukan melalui kereta medis, karena transportasi udara mungkin tidak memungkinkan di saat itu.

Rencana evakuasi medis ini adalah bagian dari upaya NATO yang lebih luas. Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 mendorong NATO untuk melakukan reformasi besar-besaran guna memperkuat kemampuan pencegahan dan pertahanannya terhadap serangan Rusia.

Komandan Joint Support and Enabling Command (JSEC), Alexander Sollfrank, mengatakan kepada Reuters bahwa skenario evakuasi medis di masa depan akan berbeda dari pengalaman NATO di Afghanistan dan Irak.

Sollfrank, yang bertanggung jawab mengoordinasikan pergerakan cepat pasukan dan tank di seluruh Eropa, serta mempersiapkan logistik seperti penyimpanan amunisi di sayap timur NATO, mengatakan bahwa dalam konflik dengan Rusia, pasukan Barat mungkin akan menghadapi zona pertempuran yang lebih besar, lebih banyak korban, dan kekurangan keunggulan udara, setidaknya di dekat garis depan.

“Tantangan kita adalah dengan cepat memastikan perawatan berkualitas tinggi untuk sejumlah besar korban dalam situasi terburuk,” katanya, tanpa memberikan perkiraan jumlah korban yang diantisipasi oleh NATO.

JSEC bermarkas di Ulm, Jerman, dan baru-baru ini mengadakan latihan untuk mengoordinasikan evakuasi pasien.

Sollfrank menambahkan bahwa jika terjadi konflik dengan Rusia, jarak evakuasi korban akan lebih jauh dibandingkan perang sebelumnya, sementara sistem pertahanan udara Rusia dan pesawat tempurnya akan menimbulkan ancaman yang tidak dapat diatasi oleh pemberontak di Afghanistan atau Irak terhadap pesawat evakuasi medis NATO. Oleh karena itu, NATO kemungkinan akan membutuhkan kereta medis yang mampu mengangkut lebih banyak korban secara bersamaan.

Ia menekankan bahwa keunggulan udara harus dikuasai terlebih dahulu, namun keberhasilan di sepanjang garis depan akan membutuhkan waktu.

“Untuk alasan perencanaan, kita harus mempertimbangkan semua opsi untuk memindahkan sejumlah besar korban ke fasilitas medis, termasuk menggunakan kereta, tetapi juga mungkin bus,” katanya.

Militer Jerman memprediksi bahwa Rusia mungkin menyerang negara anggota NATO paling cepat pada 2029, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat, yang mempersenjatai Ukraina, sebagai agresor. Perang di Ukraina telah menyebabkan konfrontasi paling tajam antara Rusia dan Barat sejak Krisis Misil Kuba pada 1962. (jhon)