Israel Terus Luncurkan Serangan Udara ke Beirut, Komandan Senior Hizbullah Tewas

Chen Yue – NTD

Pada  Selasa 24 September, dalam serangan udara Israel terhadap Lebanon, komandan pasukan rudal dan roket Hizbullah, Ibrahim Qubaisi, serta beberapa komandan utama lainnya, tewas.

Israel Melanjutkan Serangan udara, Komandan Senior Hizbullah Tewas

Israel terus melancarkan serangan udara, dan komandan tinggi Hizbullah tewas akibat serangan tersebut. Pada  Selasa, Israel meluncurkan gelombang baru serangan udara terhadap ibu kota Lebanon, Beirut. Asap tebal terus membumbung di langit selatan Lebanon.

Pada hari itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengkonfirmasi bahwa mereka menyerang sebuah apartemen di bagian selatan Beirut, menewaskan komandan pasukan rudal dan roket Hizbullah, Ibrahim Qubaisi, bersama dengan beberapa komandan utama lainnya yang turut menjadi korban serangan.

Sementara itu, Israel menjatuhkan selebaran di wilayah Lembah Bekaa di Lebanon timur, yang dilengkapi dengan kode QR. Dikabarkan bahwa dengan memindai kode tersebut, semua informasi di ponsel akan diekstraksi.

Sehari sebelumnya, Senin 23 September, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Hizbullah, yang saat ini telah menyebabkan hampir 560 kematian, dan ribuan orang melarikan diri dari Lebanon selatan. Kedua belah pihak berada di ambang perang total.

Pemerintah Israel pada Senin malam mengumumkan bahwa karena tingginya kemungkinan serangan terhadap warga sipil, negara tersebut akan memasuki status darurat pertahanan sipil selama satu minggu. Sejumlah maskapai penerbangan internasional mengumumkan penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv, Israel.

Pada  Selasa, lebih dari 30 penerbangan keberangkatan dan kedatangan  dari Beirut, Lebanon, juga dibatalkan.

Swedia Temukan Peretas Iran Membuat Kepanikan Melalui Pesan Singkat, Memicu Ketegangan

Di saat situasi di Timur Tengah semakin memanas, Swedia menemukan bahwa organisasi peretas Iran menggunakan pesan singkat untuk menciptakan kepanikan dan memicu konflik. Pesan peretas tersebut kemudian memicu para demonstran turun ke jalan untuk memprotes dan membakar bendera Swedia.

Jaksa senior Swedia, Mats Ljungqvist, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pemerintah Iran, melalui Pengawal Revolusi Iran, meretas sebuah perusahaan pesan singkat besar di Swedia, yang menyebabkan kebocoran data. Tujuan Iran adalah untuk memanfaatkan konflik yang sudah ada di antara berbagai kelompok dan memicu ketegangan, serta memperburuk situasi. (Hui)