Surabaya– Bank Indonesia (BI) terus mengintensifkan sosialisasi penggunaan transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Dalam acara yang diadakan oleh Departemen Internasional Bank Indonesia, Ita Vianty, Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia, menegaskan pentingnya LCT dalam mendiversifikasi mata uang, memperdalam pasar keuangan, dan meningkatkan efisiensi transaksi valuta asing.
LCT memberikan solusi nyata dalam mengurangi ketergantungan kita terhadap dolar AS, yang selama ini mendominasi hingga 80-90% transaksi internasional. Penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dapat membantu menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung pertumbuhan perdagangan serta investasi,” ujar Ita Vianty.
Kerja sama LCT yang telah dijalin Indonesia dengan negara-negara mitra utama seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok, telah menunjukkan hasil yang signifikan. Sejak diperkenalkan pada 2018, nilai transaksi LCT terus meningkat. Hingga Juli 2024, transaksi LCT mencapai USD 5,42 miliar, atau lebih dari 50% dari total transaksi sepanjang 2023. Jumlah pengguna bulanan juga melonjak menjadi 4.023 nasabah, naik lebih dari 40 kali lipat dibandingkan saat LCT pertama kali diterapkan.
Bank Indonesia juga memberikan sejumlah insentif untuk mendorong penggunaan LCT, termasuk relaksasi aturan transaksi valas serta kemudahan proses kepabeanan bagi pelaku usaha yang memanfaatkan transaksi ini. Satgas Nasional LCT yang dibentuk pada 2023 terus berkolaborasi untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada para pelaku usaha.
Dengan demikian, Ita Vianty berharap LCT dapat memberikan kontribusi nyata terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dan mendukung pertumbuhan yang lebih kuat serta berkelanjutan.