Serangan Udara Israel Terhadap Markas Hizbullah, Menlu Blinken: Pihak di Timur Tengah Akan Menentukan Masa Depan

Zhao Fenghua dan Tian Yuan – NTD

Israel memperluas serangannya terhadap Hizbullah dengan melancarkan serangan udara besar-besaran ke markas kelompok tersebut di Beirut, Lebanon. Setelah serangan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah dalam Sidang Umum PBB untuk terus memerangi Hizbullah.

Serangan tersebut menyebabkan ledakan besar, dengan asap tebal membumbung ke udara setelah bangunan yang diserang terkena tembakan. Menurut militer Israel, serangan itu menargetkan “markas” Hizbullah di Beirut.

“Beberapa menit yang lalu, Pasukan Pertahanan Israel melakukan serangan presisi terhadap markas kelompok teroris Hizbullah,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari.

Hagari mengkonfirmasi operasi tersebut dan menuduh Hizbullah mendirikan markas mereka di bawah gedung pemukiman di Beirut, sehingga menjadikan warga Lebanon sebagai tameng manusia.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Netanyahu menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB, menegaskan kembali hak Israel untuk mempertahankan diri. Netanyahu mengatakan bahwa setelah pembantaian yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, Hizbullah mulai menyerang Israel, memaksa lebih dari 60.000 warga Israel di perbatasan utara mengungsi. Dia menambahkan bahwa Israel memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman tersebut dan memungkinkan warganya kembali dengan aman ke rumah mereka.

Sementara itu, juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan tersebut dan tidak menerima peringatan sebelumnya. Dia mengonfirmasi bahwa saat Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, berbicara dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, operasi tersebut sudah berlangsung.

Namun, pada Jumat malam, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa keputusan yang diambil oleh pihak-pihak di Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang akan menentukan arah wilayah tersebut dan memiliki dampak jangka panjang. Blinken menegaskan bahwa Israel berhak membela diri dari terorisme. Pemimpin tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah tewas dalam serangan itu. (hui)