Xia Yu
Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat. Pada Senin (30/9/2024), Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak adanya gencatan senjata di Lebanon. Namun, seorang pejabat AS mengatakan bahwa penempatan pasukan Israel mengindikasikan bahwa serangan darat terhadap kelompok militan Hizbullah kemungkinan akan segera terjadi. Menteri Pertahanan Israel mengumumkan bahwa langkah berikut dalam perang melawan Hizbullah akan segera dimulai.
Dalam dua minggu terakhir, Israel telah melancarkan serangan udara yang menewaskan beberapa komandan Hizbullah, termasuk pemimpinnya, Sayyed Hassan Nasrallah.
Para pejabat Israel menyatakan bahwa mereka akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk memastikan sekitar 70.000 warga yang telah dievakuasi dari komunitas di Israel utara dapat kembali ke rumah mereka. Evakuasi ini terjadi setelah Hizbullah meluncurkan roket pada 8 Oktober tahun lalu, mendukung serangan Hamas sehari sebelumnya dari Gaza terhadap Israel.
Pada Senin malam, militer Israel mengumumkan pembentukan zona militer tertutup di sekitar tiga kota di wilayah utara yang berbatasan dengan Lebanon.
“Berdasarkan penilaian situasi, wilayah Metula, Misgav Am, dan Kfar Giladi di Israel utara telah dinyatakan sebagai zona militer tertutup,” demikian pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). “Akses ke wilayah tersebut dilarang.”
Kota-kota ini berada di utara Israel, dikelilingi oleh perbatasan Lebanon di tiga sisi.
Menteri Pertahanan Israel: Tahap Berikutnya Perang Melawan Hizbullah Segera Dimulai
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyampaikan kepada para pemimpin dewan daerah di Israel utara bahwa tahap berikutnya dalam perang melawan Hizbullah “segera dimulai.”
Pada hari Senin, Gallant dalam sebuah pertemuan dengan Forum “Line of Confrontation” membahas situasi terkini dan mengatakan bahwa konflik dengan Hizbullah adalah “syarat utama” untuk memastikan warga di Israel utara bisa kembali ke rumah mereka.
“Tahap berikutnya dari perang melawan Hizbullah akan segera dimulai—ini akan menjadi faktor penting yang mengubah situasi keamanan dan memungkinkan kita untuk mencapai tujuan perang: mengembalikan warga ke rumah mereka,” katanya.
Gallant juga menambahkan bahwa ia telah mengunjungi pasukan Israel dan bertemu dengan komandan militer di perbatasan Lebanon.
“Mereka sepenuhnya siap, kuat, dan bekerja sama dengan erat,” kata Gallant tentang pasukan Israel.
Pada hari Senin, IDF mengumumkan bahwa jet tempur Israel telah menghancurkan peluncur rudal permukaan-ke-udara Hizbullah yang ditempatkan di dekat Bandara Internasional Beirut.
Menurut IDF, peluncur ini memiliki jangkauan lebih dari 50 kilometer (31 mil) dan mampu menargetkan empat sasaran secara bersamaan.
Pejabat AS: Israel Mungkin Melakukan Invasi Darat Terbatas ke Lebanon
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa Amerika Serikat percaya, setelah diskusi akhir pekan lalu dengan Israel, Israel mungkin aka
n melancarkan invasi darat terbatas ke Lebanon Selatan, lebih terbatas dari rencana semula.
Invasi darat terbatas ini akan menargetkan infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan Israel. Menurut laporan CNN, pejabat AS dan dua sumber yang mengetahui situasi terkait mengatakan bahwa pasukan khusus Israel telah melakukan serangan kecil ke wilayah Lebanon dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari persiapan untuk potensi serangan darat.
Setelah operasi militer di desa-desa Lebanon di sepanjang perbatasan, yang dikenal sebagai Garis Biru, pasukan Israel diperkirakan akan mundur kembali ke wilayah Israel. Pejabat AS menyatakan bahwa tindakan ini berbeda dari operasi militer selama 34 hari yang dilakukan Israel di Lebanon pada tahun 2006, dan kali ini diperkirakan akan lebih singkat.
Namun, para sumber memperingatkan bahwa meskipun invasi awal mungkin terbatas, ada kekhawatiran bahwa operasi ini dapat berkembang menjadi konflik militer yang lebih besar dalam jangka panjang. Para pejabat AS menyatakan bahwa diskusi dengan Israel tentang hal ini sedang berlangsung.
Gambar Satelit Menunjukkan Sekitar 100 Kendaraan Militer Israel di Perbatasan Lebanon
Gambar satelit menunjukkan sekitar 100 kendaraan militer Israel berkumpul di tempat pertemuan sementara di lapangan yang berjarak sekitar lima mil dari perbatasan Lebanon. Kendaraan tersebut termasuk tank, truk, dan pengangkut personel lapis baja.
Sumber yang memberikan gambar satelit kepada CNN mengatakan gambar tersebut diambil pada hari Minggu. Gambar lain menunjukkan kendaraan IDF mulai tiba di perbatasan Lebanon setelah 26 September.
Untuk menjaga anonimitas sumber tersebut, CNN tidak merilis gambar satelit tersebut. Lokasi pengumpulan kendaraan terlihat di area lahan pertanian, dan gambar menunjukkan bahwa kendaraan IDF terus tiba di tempat tersebut. Di jalan utama di dekatnya, terlihat sebuah truk besar yang mengangkut tank.
Biden desak Gencatan Senjata
Pada hari Senin, Presiden AS Joe Biden dengan tegas mendesak Israel untuk menghentikan operasi khusus di wilayah Lebanon.
Ketika ditanya apakah ia puas dengan tindakan tersebut, Biden mengatakan kepada wartawan, “Saya mungkin tahu lebih banyak daripada Anda, dan saya akan sangat senang jika mereka menghentikan serangan.”
“Sekarang sudah saatnya untuk gencatan senjata,” tambahnya.
Beberapa penasihat senior Biden mendukung seruannya untuk gencatan senjata, mendorong upaya diplomatik untuk menyelesaikan kekerasan dan memungkinkan puluhan ribu orang Israel dan Lebanon yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka di perbatasan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam pertemuan di Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Amerika Serikat “akan terus bekerja dengan mitra kami di kawasan ini dan di seluruh dunia untuk mendorong solusi diplomatik.”
Duta Besar AS untuk PBB juga mendesak penyelesaian kekerasan di Lebanon dan Gaza melalui cara-cara diplomatik.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan kepada wartawan, “Kami berharap dapat menemukan jalan damai yang memberikan keamanan baik bagi warga Palestina maupun Israel, serta bagi orang-orang yang tinggal di perbatasan utara, baik di Lebanon maupun di Israel.” (jhon)