EtIndonesia. Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel, sehingga memicu peperangan yang telah berlangsung selama setahun. Menurut Washington Post, bahwa militer Israel menemukan dokumen berbahasa Arab setebal 59 halaman di Gaza.
Sejak tahun 2021, Hamas mengirim surat kepada Iran untuk meminta dana sebesar Rp 7,8 triliun guna melatih 12.000 pejuang Hamas dan menyediakan peralatan. Hamas juga memiliki 17.000 gambar satelit dan foto dari dalam wilayah Israel, dengan rencana menyerang gedung pencakar langit di Tel Aviv dalam aksi seperti 9/11.
Dokumen setebal 59 halaman tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari ribuan catatan yang ditemukan oleh militer Israel. Pejabat keamanan Israel yang meninjau dokumen tersebut mengatakan: “Hamas bertekad untuk melenyapkan Israel dan Yahudi dari peta, serta berusaha melibatkan Iran dalam konflik langsung.”
Hamas Meminta 500 Juta dolar dari Iran dan Mengancam “Menghancurkan Israel dalam 2 Tahun”
Pada tahun 2021, pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, serta sejumlah pejabat tinggi Iran lainnya. Dalam surat tersebut, Sinwar mendesak Iran untuk memberikan dukungan finansial dan militer tambahan. Dia juga berjanji bahwa dengan dukungan Iran, mereka dapat menghancurkan Israel dalam waktu dua tahun. Namun, dalam surat tersebut, Sinwar tidak menyebutkan secara spesifik bagaimana caranya menghancurkan Israel.
Serangan di Beberapa Front: Target Gedung Pencakar Langit di Israel
Pada tahun 2022, sebuah dokumen ringkasan setebal 36 halaman merinci rencana serangan terhadap Israel dari berbagai front, dengan target mulai dari pusat komando militer hingga pusat perbelanjaan. Dokumen tersebut mencakup peta, foto, dan diagram yang menggambarkan metode pejuang Hamas menyerang target di Israel dan urutan kemungkinan serangannya.
Isi dari ringkasan ini berasal dari database besar yang mencakup lebih dari 17.000 foto, mulai dari citra satelit kota-kota Israel, pemandangan yang diambil oleh drone, hingga gambar yang beredar di media sosial. Beberapa di antaranya mencakup tata letak pangkalan udara dan fasilitas militer Israel, serta peta jalur penerbangan di Bandara Internasional Ben Gurion.
Salah satu rencana aksi adalah menargetkan landmark tertentu, yaitu menara tertinggi kedua di Israel, Moshe Aviv Tower yang memiliki 70 lantai, dan Azrieli Center. Disebutkan bahwa markas besar militer Israel berada di dekatnya, sehingga jika gedung pencakar langit tersebut runtuh, kemungkinan dapat menghancurkan fasilitas militer tersebut.
Namun, Hamas menganggap bahwa menggunakan sistem kereta api Israel sebagai target serangan tampak lebih realistis, seperti mengubah kereta menjadi bom bergerak yang akan meledak di kota terbesar Israel, atau mengubah kendaraan agar bisa berjalan di atas rel. Mereka juga mempertimbangkan untuk mengubah kapal nelayan menjadi kapal serangan cepat yang bisa mengangkut pejuang dan bahan peledak ke pelabuhan Israel. Selain itu, ada usulan lain yang mencakup menggunakan kereta kuda ala zaman kuno, di mana tiga orang menumpangi satu kereta: satu orang bertindak sebagai operator, dan dua lainnya menembak.
Iran dan Hamas Menolak Menanggapi Tuduhan
Menanggapi rumor terkait, perwakilan Iran di PBB tidak memberikan tanggapan langsung atas tuduhan tersebut, namun menuding Israel menyebarkan berita palsu. Anggota senior Hamas, Basem Naim, menolak memberikan komentar mengenai isi surat tersebut.(jhn/yn)