EtIndonesia. Situasi di Semenanjung Korea memanas dengan cepat, Korea Utara baru-baru ini menuduh Korea Selatan mengirimkan drone untuk menyebarkan selebaran anti-Korut di Pyongyang, dan memerintahkan artileri di garis depan untuk siap menembak. Media resmi Korea Utara bahkan melaporkan bahwa serangan drone ini membuat rakyat Korea Utara sangat marah.
Media Korea Selatan menganalisis bahwa selebaran tersebut berisi tulisan seperti: “Kim Jong Un sedang sibuk menggemukkan dirinya sendiri, ” serta menyebutkan bahwa Kim Jong Un dan putrinya memakai barang-barang mewah, sementara ekonomi Korea Utara terpuruk.
Menurut laporan Yonhap, Korea Utara pada 11 Oktober tiba-tiba mengeluarkan pernyataan tidak biasa, menuduh drone Korea Selatan telah menyusup ke Pyongyang pada malam tanggal 3, 9, dan 10 untuk menyebarkan selebaran anti-Korut.
Pada 12 Oktober, saudara perempuan dari pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Yo Jong, kembali mengeluarkan ancaman, mengatakan bahwa jika drone Korea Selatan kembali terlihat di langit Korea Utara, Seoul akan “melihat akibatnya,” yang mengisyaratkan pembalasan.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada 13 Oktober melaporkan bahwa Staf Umum Tentara Rakyat Korea telah memerintahkan delapan brigade artileri di garis depan untuk bersiap menembak, mengantisipasi drone Korea Selatan yang mungkin kembali menyusup ke Pyongyang, dan siap menghancurkan target musuh begitu ditemukan adanya provokasi.
Lantas, apa sebenarnya yang tertulis dalam selebaran anti-Korut ini sehingga membuat Pyongyang begitu marah? Menurut surat kabar Chosun Ilbo di Korea Selatan, berdasarkan selebaran yang dirilis oleh media resmi Korea Utara, Rodong Sinmun, isi selebaran tersebut menargetkan ekonomi Korea Utara. Di bagian atas selebaran tertulis : “Kim Jong Un sedang sibuk menggemukkan perutnya sendiri,” dilengkapi dengan gambar Kim Jong Un yang memakai Jam Tangan mewah IWC Schaffhausen serta putrinya, Kim Ju Ae, yang mengenakan mantel bermerek Dior. Diketahui, harga kedua barang tersebut masing-masing sekitar 18,44 juta won (sekitar Rp, 202,8 juta) dan 2,56 juta won (Sekitar Rp 28,1 juta).
Selebaran tersebut juga menyertakan perbandingan pendapatan antara orang Korea Selatan dan Korea Utara, dengan gambar yang menunjukkan perbedaan jumlah beras dan jagung yang dapat dibeli oleh warga dari kedua negara tersebut setiap tahunnya. Isi selebaran juga menyebutkan bahwa “ekonomi Korea Utara sedang jatuh ke dalam neraka.”
Rodong Sinmun pada 14 Oktober menerbitkan sebuah artikel berjudul “Rakyat Korea Utara Marah,” yang menyatakan bahwa “seluruh negeri marah atas penyusupan drone Korea Selatan.”
Menurut analisis Chosun Ilbo, dari format, desain, dan warna selebaran tersebut, kelompok yang menyebarkan selebaran kali ini kemungkinan berbeda dari kelompok sipil Korea Selatan yang biasanya menerbitkan selebaran anti-Korut. Mereka menduga bahwa selebaran ini mungkin dibuat oleh organisasi pihak ketiga di luar Korea Selatan.
Menanggapi tuduhan Korea Utara bahwa Korea Selatan menyebarkan selebaran dengan menggunakan drone, pihak Korea Selatan menyatakan bahwa mereka tidak dapat memastikan apakah tuduhan Korea Utara itu benar. (jhn/yn)