Es Berdebu di Mars Dapat Mengindikasikan Adanya Kehidupan di Planet Tersebut

EtIndonesia. Eksplorasi Mars yang ambisius terus berlanjut setiap saat, dan kini para ahli telah menyusun sebuah studi baru yang menyatakan betapa pentingnya es berdebu dalam mengindikasikan tanda-tanda kehidupan di planet tersebut.

Penelitian baru telah menunjukkan bahwa area es di Planet Merah dapat memberikan perlindungan penting bagi organisme hidup apa pun di permukaannya.

Radiasi di Mars akan sangat merusak bagi organisme potensial yang tinggal di sana. Mars tidak memiliki atmosfer dan medan magnet seperti yang dimiliki Bumi, yang melindungi kita dari radiasi di permukaan planet kita.

Namun, es dapat membantu memerangi bahaya radiasi di Mars, sekaligus memungkinkan cahaya masuk untuk menyediakan energi yang dibutuhkan bagi organisme untuk berkembang.

Studi baru ini tersedia dalam akses terbuka di Communications Earth and Environment [melalui IFL Science].

Dr. Aditya Khuller dari Laboratorium Propulsi Jet NASA adalah salah satu penulis pendamping penelitian tersebut.

Studi tersebut menunjukkan adanya es di permukaan yang bercampur dengan debu. Ketika debu dan es bercampur, hal itu dapat menghalangi radiasi UV.

Dengan cara ini, kehidupan secara teoritis dapat menggunakan cahaya yang tersaring melalui es untuk bertahan hidup – seperti yang dilakukan organisme di Bumi.

Namun, para peneliti juga menunjukkan bahwa mereka perlu menentukan “zona layak huni radiatif”. Ini adalah area teoritis yang di dalamnya akan terdapat cukup es dan debu untuk menghalangi sinar UV dan membuat fotosintesis menjadi mustahil.

Menemukan kondisi yang tidak terlalu panas, atau terlalu dingin, akan menjadi kunci penelitian di masa depan. Lebih jauh, para peneliti juga mengklaim bahwa es dapat dicairkan oleh debu, yang dapat menyebabkan es mencair sementara saat suhu di atas titik beku di permukaan Mars.

Ini adalah perkembangan menarik lainnya dalam pencarian kehidupan di Mars – yang terjadi di tengah-tengah Elon Musk yang mengungkap rencana terbarunya untuk kolonisasi planet tersebut.

Mimpi Musk untuk menciptakan peradaban manusia di Mars lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, berkat kondisi brutal yang dapat menyebabkan orang berubah menjadi hijau dan kehilangan penglihatan mereka.

Pendiri SpaceX yang juga miliarder ini telah banyak berbicara tentang ambisi besarnya untuk membuat manusia menetap di Mars, dengan jadwal pengiriman Starship ke planet merah tersebut dalam dua tahun ke depan. Namun, berkat kondisi yang sangat keras di permukaan, para ahli mengatakan akan sangat sulit bagi manusia untuk bertahan hidup, apalagi berkembang, di Mars. (yn)

Sumber: indy100