oleh Timothy Chen
Komandan Angkatan Antariksa Pasifik Amerika, Brigadir Jenderal Anthony Mastalir, menyatakan bahwa Komunis Tiongkok telah berinvestasi besar dalam kemampuan serangan jarak jauh, dengan harapan menahan pasukan Amerika di luar Second Island Chain. Untuk itu, Angkatan Antariksa sedang berusaha menemukan kelemahan dalam rantai pembunuh Komunis Tiongkok untuk mencegah terjadinya konflik.
Dalam sebuah dialog yang diselenggarakan oleh Mitchell Institute for Aerospace Studies pada Selasa (22 Oktober), Mastalir menyatakan bahwa Komunis Tiongkok sedang membangun arsenal senjata serangan jarak jauh yang canggih yang “secara khusus menargetkan Amerika dan sekutunya,” dan berusaha “menahan pasukan Amerika di luar Second Island Chain, bahkan lebih jauh.”
“Kemampuan ini, banyak di antaranya bergantung pada ruang angkasa.”
“Jika ingin memproyeksikan kekuatan secara global, ruang angkasa adalah kekuatan penggerak kunci, ini adalah sesuatu yang sudah diketahui Amerika selama beberapa dekade,” ujarnya,
“Oleh karena itu, memahami bagaimana rantai pembunuhan dibentuk dan bagaimana Tiongkok menghubungkan rantai pembunuhan itu adalah langkah pertama untuk memahami cara membongkarnya, dan ini adalah sesuatu yang kami pelajari setiap hari,” tambahnya.
Rantai pembunuhan (Kill Chain), dalam terminologi militer, merujuk pada proses serangan oleh suatu pasukan, termasuk identifikasi target, pengiriman pasukan ke target, dan eksekusi perintah serangan, serta penghancuran target. Membongkar rantai pembunuh musuh mengacu pada langkah-langkah pertahanan atau serangan preventif.
“Realitasnya adalah, jika ingin memproyeksikan kekuatan dari jarak jauh, sangat sulit menghubungkan rantai pembunuh tanpa kemampuan antariksa,” kata Mastalir, yang menekankan “pentingnya supremasi antariksa.”
Dia menekankan bahwa selama kompetisi dan krisis, pasukan antariksa harus memastikan bahwa pasukan darat dapat menggunakan kemampuan antariksa dan melawan serangan anti-satelit. Dia menyatakan, “Saat kami memeriksa rantai pembunuh Komunis Tiongkok dan ketergantungannya pada antariksa, pasukan antariksa bertanggung jawab untuk berjuang bersama pasukan gabungan, sekutu, dan mitra untuk memastikan kita dapat melindungi pasukan gabungan dari serangan antariksa.”
Kebutuhan pasukan antariksa di kawasan Pasifik terus meningkat
Pasukan Antariksa Amerika didirikan pada 22 November 2022 di Hawaii. Misi mereka adalah membangun kemitraan dengan pasukan gabungan dan sekutu regional, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan operasi antariksa di seluruh kawasan.
Mastalir menyatakan, kebutuhan akan personel antariksa terus meningkat. Dia menuturkan, “Semua pasukan gabungan sangat cepat menyadari bahwa jika ingin menyusun rencana, lebih baik untuk menambahkan anggota pasukan antariksa dalam tim perencanaan. Tentu saja, dengan keterlibatan sekutu dan mitra… sinyal kebutuhan ini akan terus meningkat.”
Pasukan Antariksa Amerika adalah cabang militer terkecil, dengan personel kurang dari sepuluh ribu orang, hanya menyumbang sekitar 3% dari anggaran Departemen Pertahanan.
Mastalir menyatakan bahwa komando saat ini memiliki satu divisi di Korea Selatan, dan berencana untuk memulai divisi kedua di Jepang pada akhir tahun 2024. Dia juga menambahkan bahwa kerjasama mereka dengan Australia “sangat, sangat erat.”
Dia berkata, “Mitra dan sekutu kami berada pada berbagai tahapan dalam perjalanan militer antariksa mereka, dan kami dapat terhubung dengan mereka secara individu dan membimbing mereka melalui langkah tersebut.” Dia menyatakan bahwa Jepang dan Korea Selatan memiliki “rencana yang sedang aktif dikembangkan untuk operasi militer antariksa.”
Amerika, Inggris, dan Australia telah mencapai konsensus untuk meningkatkan kemampuan radar ruang dalam, dengan situs kemampuan radar ruang dalam Australia diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Mastalir memperkirakan bahwa Jepang dan Korea Selatan juga akan “bertahan” dalam menginstal sistem pengawasan antariksa serupa di negara mereka.
Dia menyatakan bahwa saat meningkatkan kemampuan antariksa sekutu di Pasifik, komando berusaha mengubah latihan bilateral tradisional menjadi partisipasi multilateral. Mastalir berkata, “Salah satu fokus adalah mengalihkan dari banyak kontak dan latihan bilateral ke aktivitas multilateral yang lebih banyak.” “Menunjukkan setiap hari kepada sekutu dan mitra bahwa kami siap berperang dan memenangkannya jika perlu, adalah cara terbaik untuk mencegah perang,” katanya.
Kerjasama yang Dalam Antara Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia Memudarkan Batasan Konflik
Mastalir juga menyebutkan bahwa Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia sedang memperdalam kerjasama mereka. “
Ada bukti kerjasama yang belum pernah kami lihat sebelumnya,” katanya, “Ini sangat mengkhawatirkan.” Kerjasama mereka telah mengubah dinamika konflik yang potensial dan memudarkan batas di mana konflik mungkin terjadi.
Mastalir mengatakan, “Orang-orang cenderung melihat beberapa konflik yang potensial secara terisolasi, serta bagaimana kita akan beroperasi.”
Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina, kerjasama militer dan ekonomi antara Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia menjadi lebih erat. Dia menambahkan bahwa ini telah mengubah pola Amerika dan sekutunya melihat pesaing mereka. (jhon)
Sumber : NTDTV.com