Misteri Sakit Ayatollah dan Serangan Israel: Balasan Iran, dan Ancaman Global yang Mengintai!

EtIndonesia. Media internasional melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, diyakini menderita penyakit serius. Informasi ini diperoleh dari The New York Times, yang menyebutkan bahwa Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) kemungkinan akan memainkan peran kunci dalam menentukan penggantinya, yang mungkin akan mengarah pada pendekatan yang lebih konfrontatif terhadap Israel. Laporan dari CNN menunjukkan bahwa intelijen Israel telah mendeteksi rencana balasan dari Iran terkait serangan Israel sebelumnya terhadap target militer Iran.

Seorang pejabat AS menambahkan bahwa kondisi kesehatan Khamenei telah menurun sejak 2019. Ada spekulasi bahwa putra keduanya, Mojtaba Khamenei, yang berusia 55 tahun, mungkin akan menjadi calon kuat untuk menggantikan ayahnya sebagai pemimpin tertinggi.

Serangan Israel Melemahkan Kapasitas Rudal Iran

Sementara itu, dalam laporan yang dikutip Axios, pada hari Sabtu 26 Oktober 2024, Israel melancarkan serangan yang menghancurkan 12 mesin pencampur bahan bakar padat untuk rudal balistik jarak jauh milik Iran. Menurut tiga sumber Israel, serangan ini melemahkan kemampuan Iran memperbarui persediaan rudal mereka, dan diharapkan akan mencegah Iran melancarkan serangan rudal skala besar terhadap Israel.

Militer Iran mengonfirmasi adanya kerusakan pada sistem radar mereka, dan empat perwira tewas dalam serangan tersebut. Sumber-sumber Israel menyebutkan bahwa seluruh sistem radar S-400 dan S-300 buatan Rusia di Iran hancur dalam serangan tersebut, yang kini membuat Iran lebih rentan terhadap ancaman serangan di masa mendatang.

Imbas Geopolitik dan Keamanan Kawasan

Serangan Israel terhadap Iran menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara yang menggunakan sistem pertahanan udara Rusia, seperti S-300 dan S-400. Israel dilaporkan mampu terbang di wilayah udara Iran dan Suriah tanpa terdeteksi oleh sistem ini, menunjukkan bahwa teknologi pertahanan Rusia mungkin tertinggal dibandingkan teknologi Barat.

Pejabat AS menyebutkan bahwa Iran memiliki gudang rudal terbesar di Timur Tengah dan telah memasok senjata kepada Rusia untuk perang di Ukraina, serta kepada kelompok pemberontak seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon. Gedung Putih memperingatkan Iran agar tidak melakukan aksi balasan yang dapat memicu eskalasi lebih lanjut.

Pernyataan Iran dan Tanggapan Terhadap Serangan Israel

Meskipun pejabat Iran memperingatkan bahwa setiap serangan dari Israel akan dibalas dengan keras, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menyampaikan pidato di hadapan puluhan ribu orang di Teheran setelah serangan Israel pada dua hari lalu, dengan mengatakan bahwa Iran akan menunjukkan kekuatannya. Dalam pidatonya, Khamenei memuji serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyatakan keyakinannya bahwa Israel tidak akan bertahan lama.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menegaskan kepada kabinetnya bahwa Iran tidak berniat memulai perang, namun tetap akan mempertahankan hak-hak negara. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Iran memiliki hak untuk merespons serangan Israel.

Keterlibatan Korea Utara dalam Konflik Rusia-Ukraina

Selain itu, di medan perang Rusia-Ukraina, tuduhan mengenai pengiriman pasukan oleh Korea Utara untuk membantu Rusia muncul dalam beberapa hari terakhir. Meskipun pemerintah Kim Jong-un dan Kremlin membantah tuduhan tersebut, intelijen Ukraina mengungkapkan rekaman audio yang mengindikasikan ketidakpuasan tentara Rusia terhadap kehadiran tentara Korea Utara.

Dalam rekaman yang dirilis pada tanggal 23 Oktober 2024, tentara Rusia terdengar mengeluhkan tentang kekurangan suplai dan peralatan militer yang disediakan kepada pasukan Korea Utara. Diketahui bahwa setiap 30 tentara Korea Utara ditempatkan bersama satu penerjemah dan tiga perwira senior Rusia. Berdasarkan informasi intelijen Ukraina, sebagian pasukan Korea Utara saat ini ditempatkan di perbatasan antara Rusia dan Ukraina, dengan perkiraan tambahan 3.000 tentara akan tiba melalui jalur laut dari Vladivostok.

Upaya Ukraina untuk Menghadapi Pasukan Bantuan Korea Utara

Pemerintah Ukraina telah meluncurkan program persuasi bernama “Saya Ingin Hidup,” yang ditujukan untuk para tentara Korea Utara dengan tujuan mengajak mereka menyerah. Kampanye ini menjanjikan keamanan, tempat tinggal, serta dukungan lainnya bagi mereka yang memilih untuk menyerah. Program tersebut dianggap sebagai langkah strategis untuk melemahkan dukungan Korea Utara bagi Rusia.

Kunjungan Delegasi Eropa ke Taiwan: Dukungan Bagi Taiwan

Di tengah ketegangan geopolitik lainnya, delegasi lintas partai anggota Parlemen Eropa melakukan kunjungan enam hari ke Taiwan mulai tanggal 27 Oktober hingga 1 November 2024. Delegasi yang dipimpin oleh Michael Gahler ini bertujuan untuk mempererat hubungan perdagangan, ekonomi, dan keamanan antara Taiwan dan Uni Eropa.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengumumkan bahwa delegasi tersebut akan mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden Taiwan Hsiao Bi-khim dan berkunjung ke Parlemen Taiwan. Pada 24 Oktober 2024, Parlemen Eropa juga menyetujui resolusi yang menolak interpretasi Tiongkok terhadap Resolusi PBB 2758 tahun 1971, yang telah digunakan untuk menahan partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.

Analisis dan Prediksi: Ketegangan Timur Tengah dan Asia Timur

Pengamat menilai bahwa langkah-langkah militer dan diplomasi yang tengah berlangsung di Timur Tengah dan Asia menunjukkan kecenderungan eskalasi yang tinggi, dengan dampak yang meluas hingga ke panggung internasional. Iran diprediksi akan melanjutkan rencananya untuk merespons serangan Israel, sementara upaya Korea Utara untuk membantu Rusia dalam konflik Ukraina menambah dimensi baru dalam ketegangan global.