EtIndonesia. Peretas yang terkait dengan negara Tiongkok dilaporkan menyadap panggilan telepon dan pesan teks yang melibatkan tokoh politik terkemuka AS, termasuk penasihat kampanye Trump, sebagaimana dilaporkan oleh The Washington Post pada hari Minggu (27/20).
Salt Typhoon
Operasi mata-mata ini, yang diduga dipimpin oleh kelompok peretas yang dikenal sebagai Salt Typhoon, telah menargetkan staf kampanye dari partai Republik dan Demokrat.
Menurut laporan Washington Post, pelanggaran keamanan tersebut dilaporkan menargetkan telepon yang terkait dengan mantan Presiden Donald Trump dan pasangannya JD Vance.
Sebelumnya, kantor berita Reuters pada hari Jumat melaporkan bahwa peretas Tiongkok menargetkan orang-orang yang berafiliasi dengan tim kampanye kandidat Partai Demokrat Wakil Presiden Kamala Harris.
Pelanggaran signifikan dalam keamanan telekomunikasi AS yang terjadi begitu dekat dengan pemilihan umum AS 2024 ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang integritas informasi.
Pada hari Jumat (25/10), FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) mengatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi secara aktif, dengan temuan awal yang menunjukkan adanya akses tidak sah ke sedikitnya 10 operator besar AS termasuk Verizon AT&T, Lumen, dan kemungkinan lainnya.
Para peretas dilaporkan mengakses komunikasi yang tidak terenkripsi, termasuk panggilan audio, pesan teks, dan log telepon.
Meskipun kedua tim kampanye telah diberitahu minggu lalu tentang intrusi tersebut, FBI belum mengonfirmasi apakah para peretas mengakses konten panggilan tertentu.
Menurut laporan yang mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut, jumlah korban yang teridentifikasi hingga saat ini kurang dari 100. Namun, lebih banyak nama mungkin akan muncul seiring investigasi berlanjut. Jumlah korban yang relatif rendah, menurut laporan yang mengutip mantan pejabat senior operasi siber AS, mungkin karena para peretas melihat para korban dan akses yang mereka miliki, sebagai “sangat bagus” dan sangat berharga.
Tim kampanye Trump menyalahkan Harris
Tim kampanye Trump telah berupaya menyalahkan Gedung Putih dan tim Harris karena membiarkan musuh asing menyusup ke perusahaan-perusahaan AS untuk menargetkan tim kampanye.
Pihak berwenang AS telah mengadakan “kelompok koordinasi terpadu” dan Dewan Peninjauan Keamanan Siber publik-swasta untuk melakukan penyelidikan menyeluruh.
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington membantah mengetahui operasi peretasan tersebut, menegaskan kembali sikap Tiongkok terhadap intrusi siber.
Pada hari Jumat, FBI dalam rilis bersama dengan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur secara terbuka mengonfirmasi pelanggaran tersebut untuk pertama kalinya dan mengatakan: “Pemerintah AS sedang menyelidiki akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial oleh para pelaku yang berafiliasi dengan Republik Rakyat Tiongkok.” (yn)
Sumber: wionews