Otoritas intelijen Ukraina pada Kamis lalu (24/8) menyebutkan bahwa pasukan yang dikirim oleh Korea Utara ke Rusia berjumlah sekitar 12.000 orang, termasuk 500 perwira yang terdiri dari 3 jenderal. Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu (30/8) membahas permintaan Ukraina mengenai masalah dukungan senjata dan pasukan Korea Utara kepada Rusia dalam perang melawan Ukraina
ETIndonesia. Duta Besar Ukraina untuk PBB secara eksplisit menyebutkan nama tiga jenderal dari pasukan Korea Utara di Rusia dan memberikan rincian tentang integrasi tentara Korea Utara ke dalam unit militer Rusia.
Menurut laporan dari Reuters dan Ukrinform, duta besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan bahwa penempatan pasukan Korea Utara untuk mendukung Rusia dalam operasi militer melawan Ukraina merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional termasuk Piagam PBB. Dia menyerukan kepada Dewan Keamanan dan Komite Sanksi PBB untuk mempertimbangkan dengan serius pelanggaran perjanjian oleh Pyongyang dan Moskow.
Kyslytsya mengatakan “Di ruangan ini, bahkan tikus dan kecoa tahu bahwa tidak ada negara yang memberikan bantuan kepada Ukraina yang dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan. Namun, menerima bantuan dari Korea Utara yang sepenuhnya dikenai sanksi adalah pelanggaran nyata terhadap Piagam PBB. Duta besar Rusia tampaknya tidak mengetahuinya.”
Deputy Chief of the NK General Staff Kim Yong Bok will oversee the operations of the 12,000-strong NK group of troops operating in Russia. Experts believe he is there to gain military experience from the Russian military 2 improve NK combat readiness. https://t.co/WYvKwEGZ5f pic.twitter.com/2Lw9qmf6k4
— Glen Howard (@GlenHoward_GH) October 31, 2024
Menurut informasi yang ada, satuan tugas khusus Korea Utara yang mencapai 12.000 orang sedang dilatih di lima lokasi di distrik militer timur Rusia, termasuk setidaknya 500 perwira, di antaranya tiga jenderal dari staf umum “Tentara Rakyat Korea,” termasuk Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata untuk Pasukan Khusus, Jenderal Kim Yong Bok, Wakil Kepala Staf Umum sekaligus Direktur Biro Intelijen, Jenderal Ri Chang Ho, dan Jenderal Divisi Operasi Militer Sin Kum Cheol.
Kyslytsya menyatakan bahwa pasukan Korea Utara yang membantu Rusia setidaknya dibagi menjadi lima unit, dengan setiap unit berisi 2.000 hingga 3.000 tentara yang terintegrasi ke dalam militer Rusia. Setiap unit sebanding dengan ukuran batalyon infanteri motoris.
Dari 23 hingga 28 Oktober 2024, setidaknya tujuh pesawat telah mengangkut 2.100 tentara Korea Utara dari timur Rusia ke perbatasan Rusia-Ukraina; pada 26 Oktober, 400 tentara Korea Utara tiba di negara bagian Kursk Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina. Sebelum akhir Oktober, diperkirakan sekitar 4.500 tentara Korea Utara mungkin telah dipindahkan dari distrik perbatasan maritim Rusia dengan Tiongkok dan Korea Utara ke zona perang, dengan partisipasi langsung dalam pertempuran melawan tentara Ukraina mungkin secepatnya pada November.
Ukraina dan Korea Selatan telah berulang kali menuduh Korea Utara mengirim pasukan untuk mendukung operasi militer Rusia di Ukraina, yang telah diangkat secara luas oleh media Barat, namun pihak Rusia belum membantahnya. Korea Utara awalnya membantah, kemudian membenarkan penempatan pasukannya di Rusia dengan alasan hukum internasional.
Duta besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menanggapi dalam pertemuan Dewan Keamanan tersebut dengan mengatakan bahwa interaksi militer Rusia dengan Korea Utara tidak melanggar hukum internasional, dan Moskow memiliki hak untuk meminta bantuan dari mitra kerjasamanya. Selama kunjungan Putin ke Pyongyang pada pertengahan Juni tahun ini, ia telah menandatangani perjanjian kerjasama militer bilateral dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Institut Intelijen Nasional Korea Selatan baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan khusus Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Yong Bok termasuk unit elit “Divisi 11” (“Storm Corps”), dan Biro Intelijen Utama, yang juga ditangani olehnya, menunjukkan bahwa Kim Yong Bok telah ditempatkan di Rusia. Dia juga merupakan salah satu dari orang kepercayaan Kim Jong Un.
Lee Chang Ho telah memimpin unit intelijen utama Korea Utara sejak tahun 2022, dan Korea Selatan telah menuduhnya mengawasi operasi peretasan Korea Utara yang mencuri teknologi dan valuta asing dari Korea Selatan dan memasukkannya ke dalam daftar sanksi.
Michael Madden, seorang ahli Korea Utara di Pusat Stimson, menganalisis bahwa bantuan ini bagi Tentara Rakyat Korea tidak hanya besar secara skala, tetapi juga merupakan penempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, ia berpendapat bahwa Kim Yong Bok adalah perwakilan Kim Jong Un yang pergi ke Rusia, “Ada banyak tugas administratif dan hubungan dalam perjalanan ini, Kim Jong Un menunjuk Kim Yong Bok sebagai agen pengambil keputusan, sampai pasukan Tentara Rakyat Korea dapat stabil dalam pertempuran.”
Kim Yong Bok telah menghadiri tujuh acara dengan Kim Jong Un tahun ini, termasuk latihan pasukan khusus, Madden memperkirakan bahwa Kim Yong Bok kemudian mungkin akan menyerahkan komando ke seorang perwira dengan pangkat kolonel atau brigadir jenderal. (jhon)