EtIndonesia. Pada tanggal 31 Oktober 2024, Situasi di Timur Tengah kian memanas. Iran, Hizbullah, dan Hamas mengumumkan perubahan sikap yang signifikan, menegaskan komitmen mereka untuk melanjutkan konfrontasi militer dengan Israel. Bahkan, Iran telah menyatakan akan mengambil tindakan sebelum pemilihan umum AS, menunjukkan eskalasi yang bisa berdampak luas. Di tengah ketegangan, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, hampir menjadi korban dalam sebuah serangan.
Seiring itu, Iran juga mengumumkan rencana untuk menandatangani perjanjian aliansi militer dengan Rusia, sementara Jerman membuat langkah tegas dengan menutup semua konsulat Iran di wilayahnya sebagai respons atas hukuman mati seorang warga negara Jerman di Iran.
Iran dan Ancaman Serangan ke Israel
Laporan dari Axios dan Reuters mengungkapkan bahwa intelijen Israel mendeteksi potensi serangan besar-besaran Iran dalam waktu dekat, kemungkinan menjelang pemilihan umum di Amerika Serikat. Iran berencana melancarkan serangan dari wilayah Irak dengan menggunakan drone dan rudal. Wakil Komandan Garda Revolusi Islam Iran, Ali Fadavi, mempertegas niat mereka dengan menyatakan bahwa serangan terhadap Israel tidak bisa dihindari, mencerminkan perubahan dari pendekatan diplomatik menjadi lebih agresif.
Hizbullah dan Ketegangan di Lebanon
Peluang gencatan senjata antara Lebanon dan Israel semakin menipis seiring dengan pernyataan pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem, yang menegaskan kelanjutan perjuangan mereka melawan Israel. Pada hari yang sama, serangan roket Hizbullah di Metula, Israel, menewaskan empat pekerja asing dan seorang warga sipil Israel, memperburuk situasi di wilayah perbatasan.
Hamas Tolak Gencatan Senjata
Di Gaza, Hamas menolak tawaran gencatan senjata selama 30 hari yang disertai bantuan kemanusiaan dan pembebasan sandera. Pada 27 Oktober 2024, Hamas melancarkan serangan ke bangunan di Gaza, yang hampir mengenai Letjen Halevi. Meskipun Kepala Staf IDF berhasil selamat, serangan tersebut menewaskan empat tentara dari unit khusus IDF. IDF kemudian mengumumkan keberhasilan mereka dalam menewaskan seorang pemimpin penting Hamas di wilayah Tulkarm, Tepi Barat.
Aliansi Militer Iran-Rusia dan Sikap Israel
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengumumkan rencana perjanjian kemitraan strategis dengan Iran, yang bertujuan memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa mencegah Iran memiliki senjata nuklir tetap menjadi prioritas utama Israel, dan mereka siap mengambil tindakan di mana pun diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Jerman Menutup Konsulat Iran
Dalam langkah yang signifikan, pemerintah Jerman mengumumkan penutupan semua konsulat Iran sebagai respons terhadap eksekusi warga negara Jerman di Iran. Jerman juga menarik kembali duta besarnya dari Iran, sebagai tanda protes terhadap kebijakan Iran yang dinilai melanggar hak asasi manusia.
Serangan IDF di Lebanon dan Suriah
Militer Israel hari ini melancarkan serangan besar-besaran di Lembah Beqaa dan Baalbek, Lebanon, memerintahkan sekitar 80 ribu warga untuk mengungsi. Serangan ini difokuskan pada gudang senjata dan pusat komando unit elit Hizbullah, Radwan, yang berlokasi di Suriah, sebagai upaya untuk memperlemah kekuatan Hizbullah.
Uni Eropa Peringatkan Warganya
Melihat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, Uni Eropa mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk bersiap menghadapi kemungkinan konflik lebih luas. Mereka menyarankan warga untuk menyiapkan persediaan makanan selama setidaknya 72 jam. Keamanan regional juga diperketat, dengan empat negara Nordik yang memiliki kekuatan udara gabungan lebih dari 250 jet tempur, termasuk F-35, yang saat ini siaga di perbatasan Rusia.
Pemilu AS dan Ketegangan Politik
Ketegangan ini bertepatan dengan semakin dekatnya pemilu di Amerika Serikat. Kedua kandidat, Donald Trump dan Kamala Harris, semakin gencar menarik dukungan dari pemilih di negara bagian strategis. Dalam peristiwa unik, Trump muncul di acara kampanye dengan mengendarai truk sampah sebagai respons terhadap komentar Presiden Joe Biden yang menyebut sebagian pendukung Trump sebagai “sampah.”
Latihan Militer Tiongkok di Laut Kuning dan Laut China Selatan
Sementara itu, Tiongkok juga menunjukkan penguatan militer dengan menggelar latihan bersama dua kapal induk Angkatan Laut di Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut China Selatan. Pada saat yang sama, penangkapan beberapa eksekutif Taiwan oleh otoritas Tiongkok menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor Taiwan.
Situasi yang berkembang pesat ini tidak hanya mengancam stabilitas Timur Tengah tetapi juga mencerminkan ketegangan geopolitik global yang kian mengancam perdamaian dunia.