ETIndonesia. Ketika militer AS mengirim sejumlah pesawat pembom, pesawat pengisi bahan bakar, dan kapal perusak ke Timur Tengah untuk menjaga keamanan, muncul laporan bahwa Iran berencana melancarkan “pembalasan kuat dan rumit” terhadap Israel. Serangan tersebut akan dilaksanakan setelah pemilu AS untuk menghindari dampak pada hasil pemilu.
Menurut kantor berita Reuters, perubahan kepemimpinan di AS kemungkinan besar akan mempengaruhi keseimbangan kekuatan di Timur Tengah dan bisa mengubah arah kebijakan luar negeri serta prospek ekonomi Iran.
Para analis menyatakan bahwa siapa pun yang terpilih sebagai pemimpin AS—baik Kamala Harris maupun Donald Trump—Iran kemungkinan akan kehilangan pengaruh yang dulu mereka miliki. Hal ini disebabkan oleh serangkaian serangan militer Israel selama setahun terakhir yang menargetkan perwakilan Iran, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Laporan dari The Wall Street Journal mengutip pernyataan pejabat Iran dan Arab yang mengatakan bahwa Iran telah mengirim sinyal provokasi terbaru, menyatakan bahwa mereka akan memberikan “respons kuat dan rumit” kepada Israel. Iran mungkin akan menggunakan senjata dengan hulu ledak yang lebih kuat dalam upaya pembalasannya.
Seorang pejabat Iran yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa angkatan bersenjata reguler mereka juga akan terlibat, tetapi hal ini tidak berarti “pengerahan langsung pasukan.”
Selain itu, Iran mungkin akan menggunakan wilayah Irak untuk melancarkan sebagian aksinya dengan sasaran menghancurkan fasilitas militer Israel.
Pada 26 Oktober, Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran yang menghancurkan sejumlah besar sistem pertahanan strategis negara itu. Iran telah bersumpah akan membalas, tetapi belum bertindak karena peringatan dari AS.
Menurut pejabat Iran, aksi balasan akan dilakukan setelah pemilu AS pada 5 November dan sebelum presiden baru dilantik pada Januari mendatang.
Apakah ancaman Iran ini akan terwujud atau hanya sekadar peringatan masih perlu dilihat.
Di sisi lain, tanggapan Israel juga akan tergantung pada seberapa besar ancaman yang akan dilakukan Teheran.
Hingga saat ini, Israel belum secara langsung menargetkan fasilitas minyak dan nuklir Iran, yang merupakan bagian penting bagi ekonomi dan keamanan Iran. Namun, pejabat Israel menyatakan bahwa kebijakan ini dapat berubah.
AS mengatakan bahwa mereka mengirimkan beberapa pembom B-52 “Stratofortress,” pesawat pengisi bahan bakar, dan kapal perusak ke Timur Tengah untuk membantu pertahanan. AS juga menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran, tetapi setiap aksi pembalasan mungkin membuat militer AS bergerak untuk membantu Israel. (Hui)
Sumber : NTDTV.com