Pemain Sepak Bola di Peru Tewas Setelah Tersambar Petir di Lapangan

EtIndonesia. Sambaran petir selama pertandingan sepak bola liga lokal di Peru bagian tengah menewaskan satu pemain dan melukai empat lainnya pada hari Minggu (3/11).

Rekaman pertandingan menunjukkan para pemain berjalan meninggalkan lapangan di stadion Coto Coto di Kota Chilca, sekitar 70 kilometer tenggara Lima, setelah pertandingan dihentikan karena badai.

Beberapa pemain terlihat jatuh tertelungkup ke tanah saat petir menyambar lapangan. Percikan singkat dan gumpalan asap kecil terlihat di dekat salah satu pemain, seperti yang ditayangkan di stasiun TV lokal Onda Deportiva Huancavelic.

Beberapa detik kemudian, beberapa pemain tampak kesulitan untuk berdiri.

Pemain yang meninggal tersebut diidentifikasi oleh pihak berwenang dan media pemerintah sebagai bek Hugo De La Cruz, 39 tahun, setelah insiden pada menit ke-22 pertandingan antara tim lokal Juventud Bellavista dan Familia Chocca.

“Kami turut bersolidaritas dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Hugo De La Cruz muda, yang, setelah tersambar petir, sayangnya kehilangan nyawanya saat dibawa ke rumah sakit,” kata pemerintah daerah setempat dalam sebuah pernyataan. “Kami juga menyampaikan dukungan dan harapan agar empat pemain lainnya yang cedera dalam kecelakaan tragis ini segera pulih.”

Hingga Senin malam, dua pemain telah dipulangkan dari rumah sakit, sementara dua lainnya masih dalam pengawasan, kantor berita negara Andina melaporkan. Seorang penjaga gawang yang cedera dalam insiden itu berada dalam kondisi kritis tetapi telah menunjukkan perbaikan, katanya.

Pemerintah daerah, departemen Junín, belum mengomentari insiden tersebut.

Sambaran petir dapat menyebabkan cedera parah pada manusia dan, dalam kasus yang jarang terjadi, dapat berakibat fatal.

Peluang tersambar petir kurang dari satu dalam sejuta, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Hampir 90% dari semua korban sambaran petir selamat, menurut CDC, tetapi efeknya bisa serius dan berlangsung lama. Para penyintas mengalami cedera yang melemahkan, luka bakar, dan gejala-gejala termasuk kejang dan kehilangan ingatan.

Pada tahun 2020, seorang penjaga gawang Rusia berusia 16 tahun selamat dari sambaran petir selama sesi latihan. Rekaman kejadian aneh tersebut menunjukkan remaja tersebut tersambar petir saat ia hendak menendang bola ke gawang, sementara rekan-rekannya berlatih di dekat garis sentuh.

Meskipun dia menderita luka bakar yang parah dan dokter membuatnya koma, remaja tersebut pulih dengan luar biasa beberapa minggu kemudian. (yn)

Sumber: cnn