Keterlibatan militer Korea Utara dalam membantu Rusia memicu perhatian dan kecaman dari masyarakat internasional, yang mana dapat mengakibatkan sanksi tambahan bagi Korea Utara. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan, “Pengerahan tentara Korea Utara ke Rusia untuk melawan Ukraina merupakan peningkatan eskalasi yang signifikan
ETIndonesia. Sekretaris Jenderal NATO Rutte pada Senin (4 November) menegaskan kembali bahwa keterlibatan Korea Utara dalam mendukung Rusia adalah masalah serius. Ia menekankan bahwa hal ini semakin memperkuat tekad NATO untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi invasi yang melibatkan Korea Utara.
Pada hari yang sama, para pejabat tinggi diplomatik Uni Eropa dan Korea Selatan menyatakan keprihatinan serius dan kecaman keras terhadap pengerahan tentara Korea Utara ke Rusia, serta menyepakati kerja sama yang lebih erat guna menghalangi penguatan kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia.
“Keterlibatan Korea Utara dalam perang ini meningkatkan kebutuhan akan kerja sama antara kami,” ujar Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa.
Menurut intelijen terbaru militer Ukraina, jumlah tentara Korea Utara di wilayah Kursk, Rusia, telah meningkat dari sebelumnya 8.000 orang menjadi 11.000 orang. Sebelumnya, Korea Utara juga telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua dan menyatakan tidak akan pernah melepaskan upayanya untuk memperkuat kapabilitas nuklirnya.
Para analis memperkirakan Korea Utara akan menghadapi lebih banyak sanksi dari masyarakat internasional.
“Korea Utara dan Rusia memiliki hubungan darat secara langsung, yang mana tidak mengalami kendala blokade jalur laut, sehingga mereka dapat saling berhubungan melalui jalur kereta api darat. Saya kira ini juga menjadi bahan pertimbangan bagi PBB saat mempertimbangkan sanksi terhadap kedua negara ini,” kata Dr. Zhong Zhidong, dari Institut Penelitian Keamanan Pertahanan Taiwan.
Pada Senin, Amerika Serikat mengutuk keras dukungan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Rusia terhadap Korea Utara, yang dinilai mendorong Korea Utara untuk semakin berani melanggar sanksi dan resolusi PBB.
Robert Wood, Wakil Duta Besar AS untuk PBB mengatakan, “Rusia dan PKT tidak tahu malu melindungi rezim Pyongyang dari segala bentuk pembalasan, bahkan dari kecaman atas tindakannya.”
Para analis melihat hubungan antara Korea Utara dan PKT semakin menjauh, dengan PKT berada dalam posisi sulit di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik akibat aliansi Rusia-Korea Utara.
“PKT di satu sisi tidak dapat menyinggung Rusia, tetapi di sisi lain juga tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan Korea Utara. Terlepas apakah PKT dianggap sebagai pihak yang mendorong dari belakang atau dianggap tidak mampu menghentikan penguatan hubungan Rusia-Korea Utara, hal ini akan menempatkan PKT dalam posisi canggung,” ujar Wang Zhisheng, Sekretaris Jenderal Asosiasi Elite Asia-Pasifik. (Hui)
Sumber : Yijing dan Changchun/New Tang Dynasty Television