Bill Clinton dan Hillary Ucapkan Selamat Kepada Trump-Vance atas Kemenangan di Pemilu, Serukan Persatuan Rakyat Amerika Serikat

Keluarga Clinton mengucapkan selamat kepada Trump dan Vance atas kemenangan mereka di pemilu 2024, seraya menyerukan persatuan rakyat Amerika dan memuji Harris atas kampanye positifnya

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat ke 42 Bill Clinton dan istrinya, mantan Ibu Negara serta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, mengeluarkan pernyataan terkait  pemilu presiden 2024. Mereka memberikan ucapan selamat kepada Presiden terpilih Donald Trump dan Wakil Presiden terpilih JD Vance atas kemenangan mereka, serta mendorong rakyat Amerika untuk mengatasi perbedaan dan persatuan.

“Rakyat Amerika telah memilih, dan Donald Trump serta JD Vance akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat berikutnya,” tulis keluarga Clinton dalam pernyataan pada 6 November.

 “Kami berharap yang terbaik bagi mereka dan berharap mereka akan memerintah untuk kita semua.”

Keluarga Clinton memuji Wakil Presiden Kamala Harris dan pasangannya, Gubernur Minnesota Tim Walz, atas kampanye mereka yang “positif” dan “berpandangan ke depan.”

Trump sudah memperoleh 295 suara elektoral college, berdasarkan proyeksi Associated Press, yang belum mengumumkan hasil untuk negara bagian penentu Arizona dan Nevada, di mana Trump unggul dan suara masih dihitung.  Jumlah ini jauh di atas 270 suara yang dibutuhkan baginya untuk kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua  tidak berturut-turut. Harris memperoleh 226 suara elektoral.

Trump meraih 73.048.257 suara dibandingkan dengan 68.422.103 suara yang diperoleh Harris dan berada di jalur untuk memenangkan suara populer dalam persaingan presiden yang tegang.

Dalam pernyataannya, keluarga Clinton mendorong rakyat Amerika untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan bersatu demi kebaikan bangsa.

“Kita harus ingat bahwa Amerika lebih besar dari hasil satu pemilu, dan apa yang kita sebagai warga negara lakukan sekarang akan menentukan apakah bangsa ini maju atau mundur,” tulis mereka. 

“Kita perlu menyelesaikan masalah kita dan meraih peluang bersama. Masa depan negara kita bergantung pada hal itu.”

Tema persatuan nasional ini juga disampaikan oleh Presiden Joe Biden, yang menghubungi Trump melalui telepon setelah Hari Pemilu, serta mantan Presiden Barack Obama, yang mengeluarkan pernyataan selamat.

“Hidup dalam demokrasi berarti mengakui bahwa pandangan kita tidak selalu menang dan bersedia menerima pergantian kekuasaan secara damai,” tulis Obama dalam sebuah unggahan di media sosial, bersama istrinya, mantan Ibu Negara Michelle Obama.

Biden menelepon Trump pada 6 November untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dan mengundangnya untuk bertemu di Gedung Putih guna memfasilitasi transisi kekuasaan secara damai. 

Steven Cheung, direktur komunikasi kampanye Trump, menyatakan bahwa Trump menantikan pertemuannya dengan Biden.

“Presiden Joe Biden menelepon Presiden Donald J. Trump untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dan memberikan undangan ke Gedung Putih guna memastikan transisi yang lancar antara Administrasi saat ini dan Administrasi yang akan datang,” kata Cheung dalam pernyataan. 

“Presiden Trump menantikan pertemuan tersebut, yang akan segera berlangsung, dan sangat menghargai panggilan tersebut.”

Harris, yang mana secara resmi mengakui kekalahan dalam pidatonya pada 6 November, juga menelepon Trump untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya.

“Pada saat yang sama, dalam negara kita, kita berhutang kesetiaan bukan kepada seorang presiden atau partai, tetapi kepada Konstitusi Amerika Serikat, kepada hati nurani kita, dan kepada Tuhan kita,” kata Harris dalam pidato pengakuan kekalahannya. 

“Kesetiaan saya kepada ketiganya adalah alasan saya ada di sini untuk mengatakan bahwa, meskipun saya mengakui kekalahan ini, saya tidak menyerah pada perjuangan yang mendorong kampanye ini.”

Dalam kampanyenya, Harris mendukung kebijakan terkait perluasan layanan kesehatan, akses aborsi, perubahan iklim, dan hak-hak sipil.

Trump dalam kampanyenya  berfokus pada kebangkitan ekonomi, keamanan nasional, dan reformasi imigrasi, hentikan perang dan berjanji untuk bersikap tegas terhadap kejahatan dan memprioritaskan kepentingan Amerika. (asr)

Sumber : The Epoch Times