Ratusan Ribu Mahasiswa Zhengzhou, Tiongkok Gelar  “Gowes Malam ke Kaifeng” dengan Skala Besar, Tembok Sekolah Tertutup Dirobohkan 

Pada November 2024, ribuan mahasiswa dari Zhengzhou, Henan, Tiongkok menggelar Gowes  malam secara besar-besaran menuju Kaifeng, yang menyebabkan kepanikan di kalangan aparat pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT).  Beberapa universitas di Zhengzhou terpaksa ditutup rapat sehingga memicu ketidakpuasan di antara mahasiswa. Menurut laporan, pedagang di Anyang juga merobohkan pintu belakang dan tembok kampus Anyang sebagai bentuk protes atas kebijakan penutupan kampus yang mencegah mereka menjual makanan kepada para mahasiswa

ETIndonesia. Pada 10 November 2024, media independen “Zuo Tian” di platform X mengabarkan bahwa pada Sabtu 9 November 2024 malam, para pedagang di Anyang merobohkan tembok dan pintu belakang kampus Anyang sebagai bentuk protes terhadap kebijakan penutupan kampus. Ini terjadi setelah lebih dari 100.000 mahasiswa melakukan “gowes malam” pada Jumat malam, yang membuat pemerintah Henan langsung menutup banyak sekolah, melarang mahasiswa keluar, serta menginterogasi beberapa mahasiswa yang dianggap terlibat. 

Aksi ini awalnya hanya diikuti sejumlah kecil mahasiswa, dengan cepat menjadi viral di kalangan mahasiswa lainnya.

Pada 8 November malam, jumlah peserta diperkirakan mencapai 200 ribu orang. Walaupun tidak ada aksi protes berlangsung, aparat pemerintahan justru khawatir aksi ini bisa menyebar ke berbagai daerah, sehingga segera melarang kegiatan gowes malam, bahkan menuduhnya sebagai “gerakan politik.”

Video yang beredar menunjukkan perserta yang ikut  tidak hanya mahasiswa dari Zhengzhou, namun juga mahasiswa dari seluruh penjuru Tiongkok, serta para pemuda dari berbagai kalangan dan bahkan para veteran.

Blogger di media sosial menyebut bahwa tindakan penutupan kampus tidak hanya terjadi di Henan, tetapi juga di Shanxi, Shaanxi, Shandong, dan Tianjin, yang mulai mengambil tindakan dengan dalih pencegahan. 

Sejak 9 November, banyak universitas di Henan mengeluarkan pengumuman untuk “mendinginkan” kegiatan gowes malam ke Kaifeng. 

Berdasarkan beberapa sumber, untuk menghentikan aksi ini, sebagian besar universitas di Henan langsung menerapkan kebijakan penutupan kampus. Kebijakan ini justru memicu ketidakpuasan di kalangan mahasiswa.

Beberapa komentar dari mahasiswa dan orang tua menunjukkan kekesalan mereka: “Baru saja kembali, sudah diberi peringatan dan ancaman hukuman,” kata seorang mahasiswa. 

“Kalau memang tidak boleh gowes, ya cukup bilang begitu. Tapi kenapa harus menutup kampus? 

Setiap hari mereka memeriksa apakah ada yang pergi gowes ke Kaifeng atau tidak,” ungkap yang lain. Seorang orang ua juga berkata, “Putri saya belajar di Institut Teknik Anyang, sementara kami tinggal di Kaifeng, tapi sekarang dia tidak bisa pulang karena aturan ini.”

“Penutupan kampus di universitas-universitas di Provinsi Henan tidak hanya membatasi kebebasan mahasiswa, tetapi juga memberikan beban kerja tambahan bagi para pengajar dan staf lainnya.”

“Kegiatan gowes malam ke Kaifeng ini membuat banyak universitas di Henan memperketat aturan untuk mahasiswa yang kembali ke kampus, bahkan sampai melakukan penutupan kampus sepenuhnya.”

Ada warganet yang menulis pesan : “Beberapa universitas di Zhengzhou mulai menerapkan kebijakan penutupan kampus. Di kampus-kampus luar Zhengzhou (seperti kampus saya), mahasiswa sekarang tidak diizinkan keluar dengan sepeda, tapi boleh menggunakan sepeda motor listrik. Pintu kampus dijaga ketat sepanjang waktu. Langkah ini sungguh luar biasa, melarang bersepeda tapi mengizinkan motor listrik — seakan melindungi satu sisi tanpa memikirkan sisi lain!”

“Baru saja dengar dari adik saya bahwa demi mencegah mahasiswa gowes malam ke Kaifeng, kampus di Zhengzhou menutup akses keluar. Meski di kota Hebi tidak ada penutupan kampus, ada pemeriksaan asrama setiap malam… sangat mengejutkan. Mereka semua sudah dewasa, kenapa tidak boleh gowes malam? Seharusnya kalau melarang, cukup atur lalu lintas, bukan malah membatasi gerak mahasiswa.”

“Setelah kegiatan gowes malam ke Kaifeng menjadi viral, kenapa malah mahasiswa yang tidak ikut gowes yang ikut merasakan dampaknya? Beberapa kampus langsung menerapkan kebijakan penutupan. Di kampus kami, kami bahkan tidak diizinkan keluar dari kawasan Kota Xuchang…”

Sebenarnya, kegiatan “gowes malam ke Kaifeng” kali ini menjadi lebih besar karena mendapat perhatian dan sorotan dari media serta dukungan dari pihak pemerintah. 

Media Tiongkok melaporkan bahwa untuk menyambut arus kunjungan besar ini, dinas pariwisata Kaifeng awalnya mengumumkan kebijakan tiket gratis bagi mahasiswa peserta gowes malam, dan beberapa tempat wisata bahkan buka sejak dini hari untuk menyambut mereka. Departemen pengelola kota Kaifeng juga mendirikan titik-titik penyewaan sepeda bersama di sepanjang jalan dari Zhengzhou ke Kaifeng, membuat perjalanan mahasiswa lebih mudah.

Beberapa orang berpendapat, “Gowes malam ini dibesar-besarkan oleh media. Jumlah pesertanya jadi makin banyak, lalu ketika tak terkendali, kampus-kampus langsung ditutup. Agak lucu jadinya.”

Ada juga yang menulis pesan : “Sebelumnya, Kaifeng terlihat senang sekali menyambut para mahasiswa — tiket gratis, hotel murah. Tapi sekarang mahasiswa disalahkan atas kejadian ini, seolah-olah semua jadi kesalahan mereka.”

“Pariwisata Kaifeng dan media yang membuat acara ini heboh, tapi kini mahasiswa yang harus menanggung akibatnya. Menurut kalian, apakah ini adil?”

“Sekarang sudah ada larangan nasional, mungkin pariwisata Kaifeng sendiri tidak menduga dampaknya akan seperti ini.”

“Apa salahnya bersepeda? Sebenarnya, apa yang mereka takutkan? Atau, apakah ini membuat para pejabat ketakutan?”

“Mereka seperti punya banyak kekhawatiran — Halloween takut, gowes malam takut. Apapun dikatakan mengganggu lalu lintas. Tapi kalau pejabat yang bepergian, jalan langsung ditutup, tak peduli mengganggu atau tidak.”

“Saya di Hunan, bukan Henan, tapi pemberitahuan semacam ini sampai juga ke sini.”

“Bagi mahasiswa saat ini, kegiatan seperti ini mencerminkan kebingungan tentang masa depan pekerjaan setelah lulus. Bagaimana kalau kita coba jalan kaki ke Kaifeng? Tak ada yang bisa menghentikan!” (Hui)

Berikut percakapan dalam bahasa mandarin di media sosial Tiongkok tentang Gowes malam :

Sumber :NTDTV.com